prolog

318 69 18
                                    

"Chanyeol!"

Namja yang baru saja nama nya disebutkan itu hanya menjawab dengan tenang,
"Apa?"

"Tidakkah kau dengar aku sudah memanggilmu ribuan kali dan dengan acuhnya kau mengabaikanku?"
Yeoja itu menjawab dengan raut sedih, dan nafas tersengal-sengal.

"Apa aku harus peduli?"
Namja ituㅡChanyeol kembali memutar balik badannya dan bersiap untuk pergi

"Yak! Sampai kapan kau akan terus begini?"

Chanyeol melengos kesal
"Bukan urusanmu, nona Seul."

"Namaku Seulgi, bodoh!" Seulgi menghentakkan kakinya kesal dan beranjak untuk mengejar Chanyeol yang sudah cukup jauh jaraknya dengannya.

Nona Seul, panggilan lamamu.

"Chanyeol, berhenti kau! Aku sungguh-sungguh ingin bicara sesuatu, kumohon berhenti mengabaikanku,"

Seulgi berhenti berbicara dan mengambil nafas untuk bait selanjutnya,

"Jika aku punya salah denganmu, maka beritahulah! Lebih baik aku terluka di tanganmu daripada harus selamanya diabaikan oleh sahabatku sendiri,"

Seulgi, yang saat ini sedang berdiri dengan mata yang berkaca-kaca berusaha untuk menahan benda cair yang jatuh bebas dari matanya.

Chanyeol menoleh dan mendapati Seulgi yang menahan tangisnya dan menghela nafas nya pelan, tidak tega.

"Apa begitu sulit untuk menjauhiku?"

Chanyeol kembali melangkah kaki nya yang lebar itu dan meninggalkan Seulgi yang mematung, saat Chanyeol berjalan ia mendengar isak tangis perempuan dan itu pasti Seulgi. Perasaan bersalah mulai menjalari hati Chanyeol, namja itu pergi dengan ekspresi sulit dibaca.

Tujuan berikutnya adalah Pulang, dan menulis.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

tbc

Chanyeol's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang