0. Perkenalan

5.4K 174 18
                                    

Suara teriakan yang keras dan nyaring itu berhasil membangunkanku. Tidak asing lagi, suara bunda emang ampuh banget bikin ngantuk sirna.

"ARINAA!!!"

"NAKKK"

"ARIN SAYANGG!"

Aku tidak tau sudah berapa puluh kali bunda meneriaki namaku, akhirnya dengan malas aku beranjak dari kasur, dan melihat jam menunjukkan pukul 5.30am

5 menit lagi

Aku berbaring lalu memejamkan mataku kembali.

Dan lagi,

"ARINN!!"

teriakannya bahkan lebih keras. Huh

"Iya bunda, bawellllll!" Aku balas meneriaki bunda dari kamarku.

Aku bergegas mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah karna enggan mendengar teriakan bunda yang membuatku jengkel.

Oh iya! Kita belum kenalan, Arina..Arina Salsabela lengkapnya. Aku duduk dibangku sekolah menengah keatas di SMA TARUNA, salah satu SMA unggulan di kota ku. tepatnya sekarang aku kelas 11 SMA. Paras wajahku termasuk dalam kategori cantik, tak heran jika aku di cap sebagai primadona angkatan kelas 11. Walaupun aku populer dan dikenal banyak orang, aku hanya mempunyai satu teman yang setia kepadaku.

"Bunda aku berangkat, cium sini."

"Sarapan dulu nak."

"Makan di mobil aja, daaa bunda"

Aku mengambil selembar roti tawar yang sudah dipoleskan selai oleh bunda dan langsung bergegas masuk ke mobil.

"Ayo pak" pintaku pada pak jono.

Lalu pak Jono membawaku menuju SMA TARUNA, ya..sekolah tercinta.

*DI SEKOLAH*

Sosok gadis tinggi yang wajahnya sangat familiar itu menungguku di depan gerbang sekolah, Aku menghampirinya.

"Heh cabe!" sapa gadis itu.

"Eh ngaca lo rin."

"Yuk ah ke kelas" jawabnya.

Wait, rin(?) yaa nama gadis tinggi itu Karin Devara. Kita memiliki nama yang berujung sama hehe, dialah temanku satu-satunya dari awal aku masuk ke sekolah ini. Dia juga termasuk dalam kategori cantik, banyak juga cowok sekolah ini yang menjadi secret admirer dia. Yah, we are the most beautiful girl in this school.

Aku dan karin jalan menuju ke kelas tercinta, pandangan dan lirikan cowok-cowok sekolah sudah membuatku terbiasa, begitu juga dengan Karin. Banyak juga bisik-bisik dan tatapan sinis para senior cewek. I dont fucking care.

Dan tiba-tiba hatiku berdebar, ketika aku menemukan dia di tengah kerumunan orang banyak.

Deg

Pandanganku tertuju pada satu cowok, dan malunya..aku tertangkap basah sudah memandanginya. Dia berlalu pergi ketika seorang temannya berteriak memanggil namanya.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang