Eps 1 ( pertemuan awal )

486 27 10
                                    

"Chi..." Cut menutup mulutnya, teriakan dia rasa percuma.

Ochi menoleh kaget, se cup jus segar menyiram seragam putih ospeknya...

"Sambalado !!" teriak Ochi menatap tajam seorang laki2 yg ikut tersentak membulatkan matanya sambil membuka matanya.

"Sorry teh pochi gue ga sengaja.."

Ochi geram, tentu tak percaya dengan ucapan musuhnya yg bermuka menyebalkan itu.

Ochi menggerakan tangannya cepat, merampas segelas air diatas meja didekatnya.

Sam makin membulatkan, tak ada cara lain selain berlari menghindari Ochi..

Keduanya memutari kantin membuat seisinya bersorak senang sambil bertepuk tangan, suasananya menjadi rusuh.

Byuurrr...

Ochi menutup mulutnya kaget, seisi ruangan ikut sepi saat melihat sasaran Ochi meleset.

Sam menahan tawa sambil berjongkok menatap Ochi yg ketakutan..

Sosok wanita paruh baya melotot dengan wajah basah terkena siraman air dari Ochi..

"Ikut saya keruangan !!"

Ochi menunduk pasrah mengikuti perintah dosen Meriam yg konon katanya begitu mengerikan.

"Sukurin lo teh pochi" Sam tertawa jahat

"Kamu ikut juga !!"

Sam mendongak kaget "Tapi Bu..."

"Ga ada tapi tapian.." Bu Meriam segera menarik kerah bajunya dengan kasar.

Keduanya berdiri didalam ruangan dosen killer itu sambil menundukkan kepalanya, tak berani menatapnya.

"Kalian benar benar yah.." geram bu Meriam sambil mengelap wajahnya hingga kering.

Ochi dan Sam sikut sikutan pelan saling menyalahnya.

"Anak baru diospek sudah cari masalah.." bu Meriam mengambil rotan diatas meja, mengililingi Ochi dan Sam sambil menatapnya tajam.

Keduanya begitu ketakutan, bergantian melirik rotan panjang itu.

"Ma..af bu.." lirih Ochi

"I..iya bu, saya juga minta maaf, kita berdua bersedia deh melakukan apa aja asal jangan pukul sama rotan ibu yah" timpal Sam tak kalah pasrah

Bu Mer tersenyum menyeringai "Baik.. sekarang juga kalian berdua pergi ketengah lapangan, hormat sambil mendongak menatap bendera sampai ospek selesai !!"

Ochi dan Sam terperangah, melongo saling pandang. Rupanya Sam telah salah berbicara, tentu kepasrahannya telah dimanfaatkan bu Meriam.

Sampai ospek selesai ?? Sudah pasti sampai hari sudah sore...

"Bu..."

"Berangkat sekarang atau saya akan pukul kalian dengan rotan ini sampai 200 kali ??" ancam bu Meriam memotong protes yg akan keluar dari bibir Sam.

"I..iya bu.."

Sam dan Ochi kocar kacir berlari kearah lapangan, mengikuti perintah bu Meriam.

"Semua ini salah lo Sambalado !!" kesal Ochi sambil melirik Sam disebelahnya melakukan apa yg dia lakukan, menatap bendera ditengah terik matahari.

"Dasar teh pochi, ga sadar apa kalau ini juga salah lo. Coba kalau lo ga bales gue tadi pasti ga akan kena hukum !!" balas Sam

Sam dan Ochi saling menatap sinis, tanah lapangan yg begitu luas hanya terisi ocehan keduanya yg tak henti saling balas.

"Huffftt.. kalau gue tau lo kuliah disini, gue ga akan mau daftar disini.."

Sam menyengir tipis "Lo kira gue mau? Kalau gue juga tau disini ada biang kerok kaya lo gue ga akan mau"

"Ya udah kalau gitu lo pindah aja kuliahnya.." pekik Ochi dengan peluh yg mendera keningnya.

"Ih males, lo aja sana yg pindah !!" balas Sam tak mau kalah

"Bukannya gue ga mau dan gue mau ngeliat lo setiap hari yah, tapi gue ga mau pindah kuliah karena gue sayang sama duit bokap gue yg udah masuk disini.."

"Alesan.." olok Sam

Keduanya tak henti membalas ocehan satu sama lain, tak perduli keringat yg sudah merembes diseram putihnya.

"Chi"

Cut menghampiri saat ospek telah usai, cewek berambut hitam itu berjalan setengah berlari menghampiri sahabatnya.

"Cut.. makasih.."
Ochi segera merampas sebotol air mineral yg berembun ditangan sahabatnya, Ochi meneguknya dengan cepat. Rasa kerongkongannya begitu sejuk saat air dingin itu melewati tenggorokannya.

Sam menelan ludah dalam dalam rasanya dia ingin sekali ikut mereguknya, tak sadar tangannya terulur ingin menjamah.

Ochi melirik sinis sambil menurunkan botolnya lalu tersenyum simpul.

"Lo mau ??"

Sam mengangguk cepat seperti anak kecil yg diiming imingi ice cream.

Ochi kembali meneguk botolnya yg tinggal setengah.

"Nih.." Ochi memberikan botolnya yg telah kosong pada Sam tanpa dosa.

Sam melotot kearah Ochi yg tertawa renyah menatapnya.

"Kalau mau beli sendiri dikantin.." ledek Ochi tak hentinya tertawa.

Krek.. krek..
Sam meremas botol kosong ditangannya.

Ochi kalang kabut melihat gerak gerik Sam, segera Ochi menarik tangan Cut lalu berlari kencang meninggalkannya.

"Sial lo teh pochi !!" teriak Sam geregetan

"Sambalado.." balas Ochi menjulurkan lidahnya sambil berlari mundur.

"Nih Sam.."

Sam menoleh menatap tangan yg mengulurkan sebotol air mineral.

"Ah lama lo Boy.." Sam menyerobot botolnya lalu duduk dibawah tiang bendera, membuka tutup botol tak sabar ingin segera meneguknya.

Boy tersenyum, ikut duduk disamping Sam yg belum juga kelar meneguk airnya.

"Haus boss ??" ledek Boy sambil tertawa

"Diem lo !! Sama aja kaya si pochi.." hardik Sam

Boy hanya menggeleng kepala sambil tersenyum.

**

Ochi tak sudah tertawa hingga memasuki mobil bersama Cut.

"Aduh Chi lo bener bener yah, ga ada akurnya sama Sam.." Cut menggeleng ikut tertawa.

"Gue sama dia ga akan pernah akur Cut.." sahut Ochi sambil melajukan mobilnya membelah jalanan sore hari.

Bersambung...

Benci vs CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang