"Bagian terindah dalam hidup itu adalah ketika lo cinta dia dan dia juga cinta lo. Nah sekarang gue tanya, lo cinta juga gak sama gue?" -Dello
{***}
Pagi hari ini terasa sangat menyebalkan bagi Monic. Tadi malam, hampir saja bibirnya ternodai. Monic bingung, kesambet setan apa Nando?
Sella pagi ini tampak tidak terlihat. Monic jadi seperti anak ayam yang kehilangan ibunya sekarang. Biasanya Monic dan Sella selalu bersama-sama.
Kecuali saat sedang kuliah.
"Sialan, Sella kemana, sih? Tumben banget gak ada kabar sama sekali," gumam Monic sembari celingak-celinguk mencari Sella.
Namun, matanya menangkap sosok lain. Monic yang melihat Nando pun, menjadi tidak bersemangat dan ingin sekali memakan orang.
Nando datang dari arah berlawanan dengan Monic. Saat Monic hendak berbalik, Nando mencekal lengan Monic.
Monic sedikit takut dengan Nando. Nando mengetahui hal tersebut. Nando memegang kedua bahu Monic dan menatap Monic dengan intens. Sementara Monic hanya menundukkan kepalanya.
"Mon, aku minta maaf soal tadi malem. Aku gak-"
"Mending sama gue aja, Mon. Nando tuh gitu, brengsek," potong John dengan santai.
Nando melotot. Nando menoleh kebelakang dan melihat John yang sedang memberinya smirk, yang menurut Nando itu sangat menyebalkan.
John menatap Monic sekilas dan tersenyum manis. Nando semakin melotot melihatnya. John hanya tertawa kecil dan sedikit memberi wink kearah Monic sebelum pergi.
Nando mengepalkan tangannya diudara kearah John. Setelahnya, Nando balik badan kearah Monic. Monic masih seperti tadi, menundukkan wajahnya.
Dengan nekat, Nando mengangkat dagu Monic. Saat itu juga, Nando merasakan sakit yang luar biasa, karena ia melihat wajah terluka Monic.
"Mon, aku beneran minta maaf. Tadi malem itu bener-bener diluar kendali aku. Aku gak-"
"Nan, please. Jauhin aku untuk beberapa saat. Aku butuh waktu."
{***}
Pagi ini, Sella rasanya seperti ditiban sial. Disaat Sella ingin mengeluarkan mobilnya, Dello sudah berada didepan rumahnya dengan anteng.
Dello pagi ini cukup membuat pertahanan Sella goyah. Mungkin karena outfit Dello atau mungkin rambut Dello yang masih sedikit basah.
Entahlah, namun Sella cukup merasakan hawa panas yang menjalar disekujur tubuhnya.
"Sella, pergi kuliah bareng gue yuk!" ajak Dello. Sella berdiri didepan garasi sembari menatap kearah luar gerbang.
Sella seperti ingin mengatakan iya, namun lidahnya terasa sangat kelu. Sella memegangi pintu garasi dengan kuat. Sampai buku-buku jarinya memutih.
Kakinya lemas, hanya karena seorang Dello menatapnya dengan senyum lebar yang menurut Sella sangat menawan.
"Sel? Ayo, berangkat bareng!" Lagi, Dello mengajak Sella untuk berangkat bersama.
Sella masih terpaku ditempat. Sesaat setelahnya, Sella ingat dengan Monic. Sella mencari-cari sesuatu didalam tasnya.
Tapi nihil, benda yang Sella cari raib, entah diambil siapa. Mungkin saja tertinggal dikamarnya.
Dello mengernyitkan keningnya, disaat Dello melihat Sella yang seperti kehilangan sesuatu. Wajah blank Sella nampak lucu dimata Dello.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monic & Memories✔
Roman pour Adolescents"And then, a happily ever after that just a bullshit." Start; 5 Desember 2016 End; 14 Juli 2017 [Baca aja, siapa tau suka]