Dua atau tiga orang pelayan masuk dengan nampan-nampan di penuhi barisan gelas kristal yang berisi sampanye. Bar terlalu ramai malam ini, tapi suasana yang di dapat begitu klasik seolaholah Bar ini adalah hotel mewah. Semua ini berkat pasangan yang menyewa Bar demi merayakan kebahagiaan pernikahan mereka karena Bar ini adalah tempat mereka brkencan untuk pertama kali. Siapapun bisa melakukan apapun yang di inginkannya jika memiliki uang yang banyak, kan? Untungnya, pasangan itu tidak melarang tamu yang masih berkeras untuk masuk ke bar tersebut dan malah menganggap mereka sebagai tamu yang sengaja mereka undang untuk menghadiri pesta mereka.
Perlu menunggu lama untuk mendapatkan suasana Bar yang kembali pulih dengan cahaya remang-remang dan lampu penuh warna itu. Penyewa sudah pulang dan karena masih terlalu dini untuk di tutup, Manajer Bar memutuskan untuk membuka Bar selebar-lebarnya kembali. Di saat itulah semua orang menyerbu masuk demi mendapatkan kesenangan mereka kembali—yang sedikit terhalang—setelah pesta itu. Tapi bunyi bingar musik masih belum begitu memekakkan telinga. Lagu-lagu R&B di putar dalam nada yang tidak sekeras biasanya. Tapi tidak ada yang protes, semua tamu terlalu lelah menunggu di luar untuk protes mengenai volume musik.
Tiga orang laki-laki dengan penampilan resmi masuk dengan senyum memikatnya. Ketiganya memiliki kemiripan yang sangat dalam dan signifikan dengan rambut coklat gelap dan bulu mata lebat. Bola mata gelap melengkapi kegagahan dua di antaranya sedangkan yang satu lagi, yang paling muda memiliki mata coklat cemerlang yang membuatnya tampak sangat ceria. Senyum memikatnya berhasil menarik beberapa orang wanita bar untuk sekedar tersenyum dan menyapa manja berharap salah satu dari mereka dipilih untuk menemani ketiganya. Tapi salah satunya menolak dengan mengatkan ‘tidak’ bernada tegas lalu memilih sebuah sofa di pojok ruangan untuk menjadi sasaran. Mereka sudah memesan tempat itu dan harus membayar mahal. Dengan cepat, langkah-langkah ketiganya menyala dan berakhir dengan posisi yang sangat nyaman di kursi berkulit gelap terebut. Pollard, ketiga pemuda itu berdarah sama.
Mereka semua adalah Pollard yang cukup di kenal sebagai pemuda-pemuda mempesona dalam kehidupan malam. Yang paling tua dengan brewok tipis yang belum di cukur bernama Joses Pollard. Mungkin Joses adalah yang paling tampan di antara semuanya. Tidak, mereka semua tampan hanya saja ketampanan Joses di iringi kedewasaan dan kematangan yang membuat karismanya luar biasa. Yang lainnya bernama Juan, bersikap paling tegas dan masuk akal. Juan adalah pemikir yang mencintai wanita dan ia selalu mengatakan itu jika orang bertanya tentang dirinya. Sedangkan yang memiliki mata cemerlang adalah yang bungsu bernama Jammie Pollard. Termuda dan paling ceria. Sikapnya sangat menyala-nyala sebagaimana pemuda seusianya. Tapi Jammie tetap tidak tampak seperti seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun, ia lebih terlihat sama dewasanya dengan kedua kakak yang berbeda ayah darinya itu. Meskipun begitu, tidak ada perbedaan dalam interaksi mereka seolah-olah mereka memiliki darah yang persis sama.
Malam ini adalah malam dimana mereka baru saja selesai menghadiri sebuah pesta pernikahan megah dari bibi mereka, Norma yang menikah dengan tetangganya. Well, mereka semua tau bahwa Bibi Norma mereka dan tetangganya memiliki kisah masa lalu yang rumit sehingga cinta mempersatukan mereka kembali. Jammie, adalah orang yang paling mendukung kisah cinta tersebut karena menurutnya, Bibi Norma mereka selalu marah-marah semenjak kembali ke Sydney. Mereka fikir itu semua terjadi karena Norma tidak pernah merasa bahagia. Tidak ada satupun yang salah mengenai itu. Semenjak kembali kepada suaminya yang bernama Gallion itu, bisa di bilang Norma mulai melunak dan suka tersenyum. Meskipun sebenarnya, butuh pemaksaan ekstra agar bibinya mau menikah dengan Gallion Melville yang ternyata adalah kekasih lamanya.
Tapi bukan itu intinya, ada yang sangat menarik dalam pesta pernikahan tadi. Gallion Melville, meskipun dia seorang bujangan yang tercatat sebagai laki-laki yang belum pernah menikah, memiliki seorang putri yang sangat di kenal oleh ketiganya sebagai Jane-kami. Janette adalah anak yang mengubah hati Norma untuk kembali kepada Gallion, seorang gadis kecil yang sangat ceria dan percaya diri. Dia juga sangat cerdas dan semua orang menyukai saat-saat berada di dekatnya. Tapi malam ini, Gadis kecil itu berubah bak Cinderella yang sangat menawan. Debut pertamanya untuk tampil sebagai seorang gadis berusia tujuh belas tahun berjalan sukses. Janette menjadi buah bibir selama di pesta dan dalam waktu singkat namanya menggema sebagai gadis kualitas unggul. Tentu saja begitu karena Janette adalah putri kesayangan dengan ayah yang pemarah dan suka membuat onar hingga banyak orang enggan mendekatinya. Gallion Melville juga terlalu ketat menjaga Janette sehingga entah mengapa, selama ini tidak ada seorangpun yang menyadari bahwa Janette sangat menarik, terlalu menarik dan menyilaukan mata. Anak itu juga tidak lepas dari fikiran ketiga orang ini. Siapa sangka bahwa gadis yang di kenalnya sebagai anak-anak ternyata sangat sempurna sebagai seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lolicious
RomanceJanette adalah putri dari bujangan Gallion Melville yang belum pernah sama sekali menikah. Jane jugalah orang yang mengubah hati Norma agar menikahi ayahnya- Gallion Melville. Janette dikelilingi bajingan-bajingan hidung belang selama kepergian oran...