PROLOG

1.4K 216 171
                                    

Haloo guys...
Ini adalah cerita pertama gw.
Semoga ceritanya masuk akal

Warning! Bisa jadi gila karena mendalami cerita ini. Kita sudah peringatkan ya.

Ini dia, CEKIDOT...
__________________________________

Happy Reading Guys

⚫-⚫

Pertemuan pertama yang buruk tidak menjanjikan bahwa di masa yang akan datang, kata aku dan kamu akan berubah menjadi kata
'Kita'

***

ALEXA segera melangkah pergi dengan cepat, namun ia kalah cepat, saat ini lengannya sudah keburu dicegat oleh Rifky. Kemarahan Alexa sudah sampai puncaknya, bisa meledak dirinya jika tidak meluapkan amarahnya.

"Ky, lo itu gak kenal gua. Apa masalah lo sebenarnya, hah?" tanya Alexa kesal.

"Gua mau ngomong sama lu," ucapnya datar, sedatar mungkin. Saat menyusun rencana di kelas tadi, hal yang harus Rifky pakai dalam pertemuan langsung adalah kesannya seperti sifat bad-nya.

"Males gua ngomong ama tukang buli kayak lo. Bad boy pula. Udahlah, gua mau ke kantin keburu bel. Tar gua gak dapet jatah traktiran, lagi."

Masih sempatnya Alexa bercanda di akhir kalimatnya, tidak tahu apa pasang muka tampang galak seperti ini tuh juga menguras energi. Rifky geleng-geleng dan kembali menatap sengit Alexa, ekspresi kali ini benar-benar bukan aktingnya, tapi asli karena Rifky merasa terinjak-injak oleh sebuah prinsip bodoh gadis di depannya.

"Tanpa setau lo, gua denger omongan lo tentang prinsip 'say no to bad boy' lo yang tertunjuk gua. Ya 'kan? Bener 'kan gue?" ucap Rifky penuh keyakinan.

Deg

Mampus, ketauan.

Siap-siap ada singa jantan ngamuk.

Calm Lex. Bersikap biasa aja.

"I-iya gua ngomong begitu. Kenapa? Gak suka? Merasa tertantang lo? Hah?"

Rifky tersenyum licik, lalu mendekat kearah Alexa. Dan di sini jantung Alexa sudah tidak bisa diam lagi. Takut dia ngapa-ngapain, Alexa mundur perlahan. Dan akhirnya sampai pada ujung tembok. Siap-siap saja dia kena tendangan maut dari Alexa.

"Tanpa lu sadari, Lex. Lu udah membuat permainan yang melibatkan gua. Jadi, gua terima permainan lo. Gua akan ngerubah kata 'say no to bad boy' lu jadi 'say yes to bad boy. Biar lo tunduk sama gua dan gak ngeremehin gua. Kalau gua berhasil ngubah prinsip lo itu berarti gua menang, dan sebaliknya jika gua gagal gua kalah, elo menang. Yang kalah dari permainan ini harus mengikuti satu permintaan yang menang."

Telunjuk Alexa mengarahkan ke arah muka Rifky. Hari ini benar-benar membuat Alexa kesal.

"Eh pantat panci! gua tanya sama lu, emang gua pernah bikin permainan kayak gitu? Bukan gaya gua banget bikin permainan kayak begitu."

"Sudah terlanjur, Alexa Putri Hermawan. Oh ya, permainan dimulai dari hari ini, jadi siapkan mental dan fisik lu mulai dari sekarang. Karena lo tau..." Rifky mendekat pada Alexa, menyampirkan anak rambut di telinga Alexa, kemudian berbisik, "Gua gak akan pernah berhenti sampai permainan ini dimenangin oleh gua."

"Gua cabut dulu." Rifky pun pergi meninggalkan Alexa sendirian di tempat ini.

Begitu burukkah akibat dari Alexa yang menilai sifat orang dari luar? Alexa paham, ia tidak harus berkata seperti itu tadi. Nasi telah menjadi bubur, biarlah permainan ini menjadi hukuman Alexa karena hanya menilai orang dari luar. Tapi tetap saja, Alexa tidak bisa membuat Rifky memenangkan permainan ini.

"Coba aja, lu gak akan bisa ubah prinsip gua, Ky!" Rifky yang sudah agak jauh berhenti karena teriakan dari arah belakang, lalu kembali menatap Alexa dengan senyumnya yang tak bisa dijelaskan.

"Hanya diam, dan saksikan." Dan Rifkypun benar-benar pergi, menghilang dari indra penglihatan Alexa.

"Iiih ... Rifky sialan. Huh, gua juga si ngomong kayak gitu padahal gua tau dia ada dideket gua waktu itu. Eh, btw dia tau nama gua dari mana ya?" tanya Alexa bingung sendiri.

"ARGH!!!"

Bunuh hayati di rawa-rawa bang [.]

⚫-

Hii!
Thanks for reading my first story
Maaf bila ada typo dan sejenisnya
Jangan lupa vomment ya

Salam kenal
-widya

principle; say no to badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang