Aku membuka pintu ruang 104 dengan perlahan, dan langsung melihat Andrean dengan mata tertutup perban, aku melangkah dan menemukan sepucuk surat pemberitahuan dokter "perbannya boleh dibuka sekitar 1 minggu lagi, dan maaf sebelumnya hanya dapat berkontak lewat surat dikarenakan ada pasien mendadak, dan maaf sekali lagi untuk melunasi biaya administrasi nya, terima kasih."
Aku langsung membuka pintu melangkah dengan sepatu hak tinggi menuju tempat pembayaran administrasi yang berada di tengah- tengah rumah sakit ini. Setelah melunaskan biaya administrasi, aku langsung mengajak Andrean pulang.
Beberapa menit kemudian, di dalam mobil tepatnya setelah Putri menjemput Andrean di kamar dan berjalan menuju parkiran, "kamu harus sabar ya nungguin perbannya dibuka" celetuk Putri sambil menyetir menuju luar rumah sakit, "iya" jawab Andrean datar.
Sampai di rumah, mereka tidak seperti biasanya yang langsung menuju kamar masing-masing, tetapi mereka memilih untuk mengobrol terlebih dahulu, dan beribu pertanyaan terlontar dari mulut Putri.
"Ndre, aku ada tugas untuk keluar negeri selama 3 tahun kedepan" Putri membuka pembicaraan mereka
"Hah? Seriusan nih put?" tanya Andrean dengan nada serius
"Iya, aku bingung hubungan kita." ujar Putri kebingunan dengan nada manja
"Apakah kita bisa langsung menikah setelah aku sembuh?" tanya Andre percata diri
"Apa Ndre? Kamu serius? Aku mau menikah dengan mu, aku akan tanyakan hal ini kepada ayahku, walaupun itu masih lama tapi kita harus berpikir dari sekarang" ucap Putri dengan terengah-engah
Sambil mengangkat kepala tanpa arah Andrean berkata "Aku serius, aku sangat mencintaimu putri, tanya nya kalau aku udah bisa buka perban aja, biar kita ngomong bareng."
"Baiklah, aku akan menunggunya." ucap Putri bersemangat
***
Hari ini terasa sangat dingin, serasa menembus tulang Andrean yang berada dikamar dengan jendela terbuka saat matahari belum terbit.
Sementara Putri sedang mengerjakan tugas di kamarnya sambil menggunakan laptop, karena ia akan ke luar negeri, jadi bermacam-macam tugas harus dilewatinya.
Hari ini tepat 1 minggu setelah Andrean memakai perban, mengingat surat dokter yang masih disimpan di laci, hari ini adalah hari dimana perban Andrean harus dibuka. Putri keluar dari kamar dan bergegas menuju kamar Andrean. Terhenti langkah Putri di depan pintu kamar yang terbuat dari kayu jati berwarna kecoklatan dengan corak cream, langsung ia menotok pintu untuk meminta izin bahwa akan masuk ke dalam.
Tok. Tok
"Andrean" panggil Putri
"Ada apa?" jawab Andrean dengan sergap
"Buka dulu pintunya" suruhan Putri semangat
"Oke" Andrean menjawab dengan singkatSetelah dibuka pintunya, Putri langsung masuk dan berlari kedalam sangking senangnya ia tidak melihat Andrean di depannya, karena ia pikir Andrean sudah kembali duduk ke tempat tidur, jadi, Putri langsung terjembap di depan pintu kamar nya dikarenakan Andrean masih di depan pintu dan baru mau membuka mulut untuk mulai bertanya, tapi karena ada kejadian itu, mulut Andrean tertutup rapat lagi dan karena ia menumbur Andrean di depan pintu, ia pun ikut terjembap disebelah Putri tetapi Andrean tidak bisa melihat apa yang terjadi, langsung Putri mengusap rambut Andrean dan membantu nya untuk berdiri. "Maaf ya," sambil membantu Andrean, "gapapa kok" jawab Andrean. "Perban kamu boleh kok dibuka hari ini, ayo kita buka" ucap Putri dengan girang
Sambil membuka perban Putri sesekali mencubit pipi Andrean, sementara Andrean hanya bisa tersenyum, "selesai" ujar Putri senang
"Coba buka mata kamu perlahan, sayang" ucapa Putri lembut "iya,"Andrean membuka matanya perlahan, dan ia sedikit melihat cahaya yang ada di sekitar nya sedikit-sedikit, "uhh. Silau" ucap Andrean, "Alhamdulillah, kamu bisa melihat Ndre" ucap Putri sambil menutup mulut nya dengan kedua tangan, "hai, Putri" ucap Andrean melambaikan tangan, "haiii. Andrean" tangan Putri mengisi rongga tangan Andrean dan mencengkram nya.
***
Hari ini burung berkicauan diluar jendela apartemen, aroma kopi yang menggugah selera Andrean yang sedang tidur menjadi terbangun dan berlari menuju dapur dimana ada Putri sedang membuat kopi, sambil tersenyum dan memeluknya dari belakang Andrean berkata "pagi, sayang", "pagi juga, hari ini kita ke taman ya" ucap Putri dengan nada manja, "iya, Put," tapi kita harus ke kantor dulu." ujar Andrean yang masih memeluk Putri dengan bertopang dagu di pundaknya.Andrean sekarang dapat melakukan segalanya, yah mungkin tidak segalanya, ia sekarang dapat menyetir mobil dan juga ia sekarang menjadi asisten Putri karena ajaran Putri dengan melakukan strategi, ia di percaya dapat presentasi dengan baik didepan konglomerat.
Sekitar jam 8 AM di California, mereka langsung menuju kantor dimana Putri dan Andrean bekerja, mereka selalu berpegangan tangan, dan saling menunjukan tawa.Hari ini ada presentasi yang harus dijalani oleh Andrean sementara Putri menjadi penontonnya beserta konglomerat lainnya,
"This one is the perfect strategy" ucap Andrean sambil menunjukan laser merah ke arah papan presentasinya
"Good job, Dean," ucap salah seorang konglomerat
"I agree with you" ditambah jawaban konglomerat lainnya.
Presentasi selesai, 'mereka' meminta izin untuk pulang cepat karena tidak ada kerjaan yang terlalu penting lagi.
Sepulang kantor mereka menuju ke taman yang berada di pusat kota California, taman itu dipenuhi oleh anak-anak yang bermain salju, yah bulan ini adalah bulan desember.Di dalam mobil mereka bercerita bagaimana kita dulu disetujui untuk menikah, dan pindah ke California, sambil tertawa, terkadang Putri sedikit malu, karena mengatakan perasaannya duluan kepada Andrean.
Sesampainya di taman mereka langsung bermain, Andrean menggunakan jaket tebal berwarna hitam, sementara Putri mengenakan jaket tebal berwarna merah. Sambil menyusuri taman, mereka bergenggaman tangan dan di saat ada salju turun sedikit demi sedikit di bawa pohon itu mereka berpelukan dibawah hangat dan elegan nya lampu jalan California, terasa sangat hangat sekali. "Aku mencintaimu, Putri", "aku mencintaimu Andran". Dan mereka melanjutkan kembali pelukan hangat yang membuat mereka merasa saling terlindungi.3 PM, California, 22nd December
#udah end ya, don't forget to vote. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Change
RandomAku anak yang memiliki jiwa yang keras, gigih, pantang menyerah dalam usaha, hidupku bisa dibilang terpukul, sementara orang tua ku meninggal kan ku, bagaimana jalan hidupku? Ikutilah dari chapter 1 Dimana kalian akan menemukan hal yang tak terduga...