Suara derum mesin serta asap yang keluar dari knalpot kendaraan memenuhi sepanjang jalan ibukota Jakarta, serta kemacetan yang tak terelakan selalu memenuhi jadwal padat di ibukota. Beberapa orang mulai disibukkan dengan pekerjaan serta hal-hal lain yang mampu membuat kemacetan terjadi.
Tak terkecuali seorang pemuda yang saat ini terlihat sibuk dengan pekerjaannya di kantor, terlihat dari tumpukan berkas-berkas diatas meja kerjanya.
Sampai seketika masuklah sekretarisnya yang akan membacakan jadwalnya hari ini, dengan sangat anggun dan menggoda, sekretaris itu memasuki ruangan bosnya dengan penampilan yang sangat sexy, bahkan bisa dibilang pakaiannya sangat mini dan mampu menampilkan paha mulusnya, tak luput bajunya yang terlihat ketat dan menampilkan belahan dadanya yang seakan ingin tumpah ruah keluar.
Dengan suara yang dibuat-buat dia membacakan jadwal bosnya itu, dan saat memberikan berkas yang perlu ditanda tangani Ia sengaja membungkukkan tubuhnya dalam, sehingga menampilkan pemandangan yang sangat menggiurkan, tapi bosnya itu tidak tertarik sama sekali dengan apa yang dilakukan sekretarisnya itu, dia masih fokus dengan berkas di tangannya.
"Terima kasih Nadia, kau boleh pergi...." ucap pemuda ini tanpa mengalihkan pandangan dari berkasnya.
Cnting...!
Pemuda itu mengalihkan pandangan kearah ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya dan mengambil benda itu.
Saat melihat nama yang tertera di kotak pesan, Ia tersenyum simpul dan mulai membaca isi pesannya.
"Sayang, maaf yaa... nanti aku tidak bisa makan siang bareng, aku ada acara sayang..." isi pesan itu membuat pemuda ini melunturkan senyumnya dan tanpa membalas pesannya, Ia melemparkan ponselnya keatas meja. Dan kembali fokus dengan berkasnya kembali.
Ini kedua kalinya, aku tidak makan siang dengannya...
Gumam pemuda itu pelan.
Aldivan Ferano Whibley, seorang CEO yang sangat tampan dan rupawan serta kepiawaiannya dalam memimpin W. corp membuat perusahaan itu menjadi perusahaan terbesar kedua di Indonesia. Yang mengirim pesan tadi adalah kekasihnya sekaligus cinta pertamanya, dia begitu sangat mencintai kekasihnya itu. Tapi sayangnya belakangan ini kekasihnya terlihat berbeda dan berubah, dia tak mau lagi jika diajak keluar hanya untuk jalan-jalan. Dan hal itu membuat Divan sedih.
Hhhh...
Divan menghela nafas lelah, dia kemudian menatap kearah jam yang menempel di dinding, dan menampilkan jarum jam yang sudah menunjukkan jam 13:00 dan itu berarti saatnya makan siang.
Divan beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kantor untuk makan siang di luar, lebih tepatnya ke restoran yang selalu dikunjunginya bersama kekasihnya.
Sampai di restoran, Divan mulai mencari tempat yang biasanya dipakainya bersama kekasihnya, dan ternyata tempat itu sudah ditempati orang lain, lebih tepatnya dua orang yang tampaknya sedang melakukan sebuah ciuman mesra, lalu setelah melepaskan pagutan mereka, Divan mendengar sedikit perkataan mereka tanpa disengaja.
"Kapan kau akan memutuskan si Divan itu? Aku tidak sabar untuk memilikimu seutuhnya sayang..." ucap seorang pria yang duduk di tempat itu.
Divan yang merasa namanya dibicarakan, mulai mempertajam pendengarannya.
"Sabar sayang... aku akan segera memutuskannya setelah aku puas dengan harta kekayaannya... hahaha" suara itu. Suara yang sangat dikenal Divan, itu suara kekasihnya, Larissa.
Kemudian setelah berkata begitu kedua orang itu mulai melakukan pagutan yang lebih panas dari sebelumnya.
Dengan murka Divan menghampiri mereka dan dengan suara dingin dan tajam dia berucap "Larissa, kita putus..." perkataannya mampu menghentikan aktivitas kedua sejoli itu dan menatap kearah Divan dengan berbagai ekspresi, Larissa menatap dengan ekspresi kaget dan takut, sedangkan pria disandingnya menatap dengan tatapan dingin.
"Divan.. dengerin penjelasan aku dulu..." Larissa bangun dari duduknya dan memegang tangan Divan, tapi dengan keras Divan menepis tangan Larissa dan berlalu dari hadapan mereka berdua.
Saat sampai di pintu restoran tiba-tiba ponselnya berdering, dan Ia mengangkat panggilan yang berasal dari ponselnya.
"Hallo..."
"Hallo Divan.... kamu tidak kerumah tante Rossa? Sepertinya dia kembali teringat anaknya dan menjerit-jerit histeris dirumahnya.." ucap seseorang disebrang sana yang ternyata adalah mamanya tersayang.
"Mungkin besok maa... aku sedang tidak enak badan hari ini..." Divan mencoba menolak permintaan mamanya dengan halus, dan beralasan sakit. Tapi memang dia tidak sepenuhnya bohong, Dia memang sakit... sakit hati.
"Oh oke baiklah..." ucap mamanya perhatian, lalu kemudian mematikan sambungan telepon.
Divan memasukkan ponselnya lagi kedalam sakunya, lalu melanjutkan berjalan kearah mobilnya, setelah memasuki mobilnya Ia menancap gas dengan kecepatan tinggi melampiaskan rasa sakit hatinya.
Dia mengendarai mobilnya tanpa arah, karna merasa kurang, Ia memutuskan memutar radio di mobilnya dengan suara kencang.
"...sakit hati.. aku sakit hati.. kau terbangkan ku ke awan... lalu jatuhkan ke dasar jur-" nyanyian radio terpotong, karna dengan kasar Divan memindah saluran channel radio.
"She's gone, she's gone
Oh, why
Oh, why
I better learn how to face it
She's gone, she's gone
Oh, why
Oh, why
I'd pay the devil to replace her
She's gone, she's gone
Oh, why
What went wro-" dengan kesal Divan mengganti lagi saluran radionya."chiisana kata o narabete aruita
nandemonai koto de warai ai
onaji yume o mitsumete ita..." dengan murka Divan mematikan radio, meskipun dia tidak mengerti arti lirik lagu itu, tetap saja Ia merasa tersindir karena nada lagunya yang terdengar mellow.Saat Ia sedang fokus dengan kekesalannya terhadap radio itu, dia tidak menyadari bahwa Ia memasuki sebuah hutan belantara yang tidak dia ketahui dimana.
Saat telah terlalu dalam memasuki hutan, tiba-tiba mobilnya mogok. Divan melirik spedo bahan bakar di mobilnya yang menunjukan jarum berada di huruf E.
"Siall!!!" Umpat Divan sambil keluar mobil dan menendang pintu mobilnya sampai tertutup.
Setelah itu Ia mulai berjalan kedalam hutan, siapa tahu ada seseorang yang tinggal di hutan menyeramkan ini.
Saat terlalu jauh dia melangkah dia mulai berpikiran pesimis, bahwa memang di dalam hutan ini tak terdapat seseorang pun.
Grrr~
Saat sedang asik berjalan tiba-tiba datang seekor harimau dihadapan Divan, sontak hal itu membuat Divan mundur ketakutan, sedangkan harimau itu terus berjalan mendekati Divan dan hendak menerkamnya.
Tapi sebelum itu, Divan mendengar seseorang berucap kepada harimau itu.
"Hentikan Divan..." ucap seorang yang berbicara kepada harimau itu.
What the-??
Divan sedikit kaget karna nama harimau itu sama dengan namanya, dengan kesal dia menoleh kearah orang yang bersuara tersebut.
Dan tampaklah.....
To Be Continue...
Halloo ini part 1 nya... ada yg nungguin gk?? 😅😅😅😅
Jangan lupa vote dan comentnya say 😘😘😘😘😘
Salam,
Aprilia
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl of Forest
RandomAldivan Ferano Whibley, seorang CEO dengan segala kemegahan yang dimilikinya serta tampilan fisik yang begitu mampu memikat hati para gadis yang berpapasan dengannya, memimpin sebuah perusahaan besar dengan segala sifat tegas dan profesionalnya itu...