Satu♡

202 19 1
                                    

Matahari bersinar malu-Malu dari balik awan kelabu.Cahayanya yang redup masuk melalui jendela kaca yang lebar.Cuaca mendung ini mereflesikan suasana hati Becca dengan tepat.

Ia sengaja berlama-Lama untuk menunda waktu selama mungkin.Ini adalah pertama kalinya Becca kembali menginjakan kakinya di jakarta semenjak orang tuangnya bercerai.Kejadian itu memang sudah terjadi enam tahun silam.
Namun,Jauh di lubuk hati nya yang terdalam,Masih tersimpan kebencian untuk lelaki yang menyakiti ibunya sampe harus meninggalkannya selama-Lamanya.Hingga saat ini,Ia belum bisa memaafkan perselingkuhan ayahnya.

*
*
*
*
*
*

Becca memperhatikan orang-orang yang berkerumunan di arrival gate beberapa langkah didepannya.Dalam Hati ia slalu bertanya-Tanya,Masih dapatkah ia mengenali lelaki itu Yang disebut ayahnya nanti?apa yang akan ia katakan?apa yang harus ia lakukan?

Sudah sering ia membayangkan skenario kata-Kata yang akan diucapkan bila suatau saat nanti ia akan bertemu dengan ayahnya.Hampir semuanya berupa kata-kata makian yang penuh amarah.

Entah kenapa saat ini Becca tidak yakin lagi dapat berteriak-teriak memaki ayahnya.Namun,Jelas ia juga tidak sudi mengucapkan kata-kata rindu penuh cinta layaknya anak dan orangtua yang sudah bertahun-tahun berpisah.Hal-hal seperti itu hanya pantas ada di film drama 'pikirnya'.

Kehidupan becca terbalik saat bercerainya orangtuangnya,Yang menyebabkan mamah nya meninggal dunia,Tidak ada lagi sisi kehangatan dalam hidup bacca,Tak ada lagi canda tawa yang becca lakukan,Tak ada lagi senyum ramah yang ia tampakan,Sekarang ini hanya sifat dingin,Dan wajah datar yang ia tampakan kepada orang-orang.

Beberapa menit berlalu,Kini kerumunan orang semakin menipis.Sebagian besar dari mereka sudah bertemu dengan orang yang di jemput,Lalu berpelukan,melepas rindu atau sekedar bertukar sapa dan pergi ketempat yang mereka tuju.

Ia bahkan masih mengingat-ngingat bentuk wajah ayahnya.Akankah masih sama apa yang ia lihat enam tahun silam?.

Becca sudah siap-siap untuk mencari taksi dan menjadi orang dari kelompok Kedua.sebelum mamah nya pergi,mamahnya menyimpan alamat ayahnya di jakarta,Sekedar untuk jaga-jaga.Ayahnya tampak tidak cukup peduli padanya,Bahkan untuk mengirim seorang supir.

"ReBecca!"

Becca menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.Dari tempat menunggu dekat layar yang ditunjukkan jadwal kedatangan pesawat,Seorang lelaki yang lebih dikenalnya lewat memori bertahun-tahun silam melangkah dengan agak tergesa kearahnya.

Becca bingung,Bagaimana mungkin ia sempat melupakan ayahnya sendiri.sekarang,Lelaki itu memang tampak lebih tua dari yang diingatnya,Rambutnya mulai menipis di bagian atas dan berwarna keabuan.

Selepas itu,Ia masih terlihat seperti sosok ayah yang ada di bayangan Becca.tubuhnya yang nasih tegak di usianya yang memasuki awal lima puluhan.model rambutnya masih sama dengan wajah yang tetap tercukur bersih seperti dulu.

"Becca,Kamu sudah besar ya sekarang?Tambah cantik,papa hampir saja tidak mengenalimu"kata ayahnya sambil memasang senyum canggung.

Becca berdiri sediam patung ketika ayahnya memberikan sebuah pelukan yang tak kalah canggungnya.

"Papah"ucap becca datar.singkat dan tanpa ekspresi.Kata yang baru saja ia ucapkan itu terasa janggal di telinganya sendiri.sudah bertahun-tahun kata itu tidak pernah ia ucapkan dari bibirnya.

"Papah! Papah!" Seru anak kecil sambil berlari dengan membawa es krim stroberi di tangannya,Menyelamatkan mereka berdua dari kecanggungan yang tidak nyaman.

"Tiara sini papah kenalin sama kak becca"kata raihan sambil mengangkat gadis kecil itu kedalam pelukannya.persis seperti caranya menggendong becca dulu.

"Becca,kenalkan ini tiara.Tiara,Ini kak becca Ayo Shake hand dulu"kata raihan sambil tersenyum lebar.

Gadis kecil itu masih diam sambil memperhatikan wajah Becca yang asing menurutnya.

"Kakak bule ya?"tanya gadis itu polos.

Becca terkejut ditanya seperti itu.Di lingkungan nya tempat tinggal dia dulu di pakistan,Gen ras kaukasia nya tidak pernah Dipertanyakan itu.orang-orang Blasteran sepertinya sudah merupakan hal yang umum disana.
Namun,Sepertinya mata biru laut,Dan rambut cokelat warisan ibunya bisa menarik perhatiannya disini.Jika situasinya lain,Becca mungkin sudah terbahak-bahak di tanyakan seperti itu.

"Eh,Tiara, kok nanyanya kaya gitu?"tegur seseorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan itu mengenakan terusan marun tanpa lengan yang memamerkan kulit lengannya yang mulus.Ia melingkarkan lengannya ke pinggang suaminya,Senyumnya yang lebar menunjukan barisan gigi yang rapih.

"Becca,kenalin ini mamah nadya"kata raihan sambil memaksa seulas senyum.perempuan itu mengulurkan tangannya ke arah becca.

Becca kembali merasakan amarah yang bergelonjak di dadanya.Jadi,ini perempuan penggoda yang telah merebut ayahnya.ia memang belum pernah bertemu dengan perempuan ini sebelumnya.Namun,belum-belum ia sudah yakin tidak akan menyukai perempuan ini.

Becca menatap kedua tangan yang terulur ke aranya tanpa berjabat satu pun "tiara,Tante"katanya sambil mengangguk singkat.

"Becca"sergah raihan.

"Ngak papa kok" potong nadya. "Oh iya tadi aku udah nelpon parman biar bisa jemput kita disini. Tuh,Dia udah dateng"lanjut perempuan itu dengan suara ceria,Masih dengan tersenyum lebar.

Sebelum ada yang sempat mendahuluinya,Becca bergegas masuk dan duduk di kursi penumpang depan.Ia tidak mau harus terjebak duduk bersebelahan dengan istri muda ayahnya dan anak baru mereka di bangku belakang.

Raihan mendesah frustasi melihat kelakuan becca.Dalam hati,Ia bertanya-tanya sampai kapan putri nya yang keras kepala itu bisa menerima nadya dan tiara sebagai kehidupan barunya.

Tanpa berkata apa-apa,Nadya mengelus lembut lengan suaminya.sorot matanya memancarkan pengertian dan ketulusan,Sedikit merendahkan kekalutan dalam hati raihan.sambil bergandengan tangan,Mereka masuk mengikuti tiara yang sudah menarik-narik lengan kemeja raihan dengan tidak sabaran..

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC!

Maaf jika cerita saya,Kurang Menyenangkan<3<3

BullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang