Trevie
Betapa malunya, dengan pd-nya salah nyebutin nama orang. Ternyata namanya Faith. Masih harus dipertanyakan: apakah aku ga salah denger lagi? Faith? Iman? Namanya unik.
"Beneran Faith kan?" aku nanya lagi untuk memastikan.
"Iya. Trevor kan?" tanyanya lagi balas memastikan.
"Panggil aja Trevie."
Faith menyingkirkan tumpukan buku dan kertas miliknya yang ada di kursi sebelahnya. Bagiku itu berarti dia mempersilahkanku untuk duduk, jadi aku langsung aja duduk.
"Eh lu dari SMP mana?" tanya Faith dengan senyum manisnya. Jujur, itu senyuman yang sangat mirip dengan yang dimiliki oleh... Miracle, atau mungkin lebih manis.
"Dari Sanserian, kalo lo dari sebelah ya?" jawabku.
"Iya. Eh, Sanserian berapa?"
"Sanserian II yang ada di Kota Moderen."
Nah, setelah itu mulai curhat-curhatan tentang kehidupan di SMP. Tetapi, pada masa itu, kita belum terlalu terbuka untuk saling menceritakan tentang gebetan, doi, doski, dan kawan-kawannya itu.
KEMBALI KE SEKARANG
"Ini tempat kita kenalan kan?" tanya Faith.
"Ya, gua beruntung waktu itu ketemu lu," jawab ku dan meletakkan jedainya yang ku ambil di atas kepalanya.
"Eh! Itu apaan??" Faith seketika menunduk dan PRANGG. Pecah deh jedai gocengannya.
"TREVIEEEE!!! Tuh kan pecah!" kata Faith sambil menyatukan kembali pecahan-pecahan itu.
"Yaelah, palingan di abang-abang banyak kan? Serebuan?" kataku untuk memanas-manasin Faith.
"Yaudah beliin kalo gitu!" ucap Faith yang masih mengolok-olok
Seketika ekspresinya berubah seperti ingin "menerkam" ku. Karena takut, aku spontan berlari dan kabur. Tumbennya, Faith kali ini mengejarku. Biasanya dia sangat mageran untuk mengejarku. Mengejar secara harafiah.
Dan jadilah kita kejar-kejaran keliling sekolah.
Faith
Dari kejauhan, aku bisa melihat ada Heaven dengan teman-temannya, yang berarti juga teman-temanKU. Seketika aku merasa mereka sedang mengamatiku dengan Trevie dari tadi.
Aku tau, Heaven suka sama Trevie. Apa ini mungkin gara-gara aku sama Trevie sedeket ini? Tapi bukannya udah dari dulu aku sama Trevie deket begini?
Ku menyerah. Aku sudah tidak mood untuk mengejar Trevie lagi. Rasanya mood-ku langsung down. Literally down.
Keesokan hari
Aku masih kepikiran sama tatapan aneh yang diberikan Heaven dan teman-temanku kemaren. Maka itu, aku memutuskan untuk main sama mereka seharian ini.
"Heav," sapaku.
"FAITH!" balasnya dan membuatku tersontak.
"Hm ya?"
"Nah, lu deket sama Trevie kan? Gue minta bantuan lu."
"B-bantuan apa, Heav?" Entah mengapa, aku tidak lagi senyaman dulu ketika mengobrol dengan Heaven.
"Gue minta lu buat bantuin gue deketin Trevie."
Oh
TidakAku ga bisa. Tanpa berpikir panjang, di dalam hati aku menyerah.
Mungkin karena aku juga punya perasaan yang sama seperti Heaven(?)
**********
Kependekan nih kayaknya. Yaudah deh kalo gitu, dilanjutin untuk mengenal karakter-karakter tokoh lebih dalam lagi.
1. Trevor Hughiel Brennan (Trevie)
- 16 tahun
- Bukan fans berat sport
- Penggemar musik
- pokoknya orangnya aesthetic
- pakar men's fashion
- Fyi, jawline nonjol2. Miracle Everly
- 16 tahun
- Jutek
- Populer/famous
- Bad girl typical
- diomongin? Fans.
- agak ... "gila"
- Penggemar musik juga
- TERupdate/trendy
- Hip hop dancer3. Faith Hazel Alessiara
- 16 tahun
- Pinter
- Hobi baca novel
- Anggota dari "untitled" geng
- Diluar jutek, didalem malaikat
- Teman yang baik
- Aktif di program sekolah4. Heaven
- 16 tahun
- Anggota dari "untitled" geng
- Penggemar gosip
- Tbh, jiwa leadershipnya tinggi
- Kurang minat sama yang namanya "ngaca"
- Mantannya bejibun
- Trendy
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Book Ends : Re-cycle
Teen Fiction[BAHASA] Buku Miracle tidak berakhir happily efer after, karena sebenarnya happy ending yang selalu ada pada dongeng itu tidak ada di kehidupan nyata. Lalu bagaimana dengan kehidupannya sekarang? Tidak mungkin kehidupan seseorang hanya menggantung s...