BAB 1 {Peach Lorry Antony}

70 12 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__

"A Person Who Never Made Mistake Never Tried Anything New"


Peach Lorry, kalian bisa memanggilnya Peach. Benar, namanya seperti sebuah warna, tapi juga nama dari gadis yang saat ini sedang menempel stikerbertuliskan kalimat diatas pada sisi dinding ruang kerjanya.

Stiker itu ia dapatkan dari anak panti yang baru saja diadopsi oleh orangtua barunya, sekaligus menjadi kenang-kenangan darinya, kata bocah itu.

Hari ini, hari sabtu. Artinya, ia akan menghabiskan liburannya di dalam ruangan kerja, mengerjakan pola yang hampir ia selesaikan semalam suntuk. 

Fashion Design

Sebelumnya belum pernah terpikirkan ia akan memfokuskan diri pada dunia fashion. Ia hanya menyadari akan kemampuannya dalam hal merancang, menggambar, memadukan warna, dan ia kira semua orang bisa melakukan jika mereka terus berlatih. Karena, semua hal yang ia bisa bukanlah murni bakat terpendam, tetapi ia pelajari dari hasil membaca dan melihat, lalu ia praktikan. Menurutnya ketertarikan pada fashion hanya hobi, awalnya. Namun, selama setahun ia dipercaya untuk mengirimkan sketsa berbagai jenis pakaian, gaun ke sebuah butik milik tante nya, dan ia seperti menemukan jati dirinya. Ya, ia memantapkan diri untuk menjadi seorang perancang busana. Apalagi keinginan itu memperoleh dukungan dari banyak kalangan, terutama Omah nya yang sangat menginginkan ia untuk menjadi seorang dokter.

Ia salah satu murid Esmode, sekolah fashion design di Jakarta. Waktu tempuh pendidikannya selama setahun, dan program yang diambil yaitu Fashion Design & Pattern Drafting. Sengaja ia fokus pada sekolah design karena tujuannya mengembangkan skill di bidang fashion. Darisana, ia benar-benar bisa memperdalami skill yang belum ia tahu sebelumnya, dan tempat itu benar-benar tepat bagi Peach.

Peach Lorry Antony.

Kalian pasti bertanya-tanya mengapa gadis ini bernama Peach?

Yah, nama Peach diberikan oleh sang Omah kepada cucu satu-satunya yang sudah tak memiliki kedua orangtua. Ayahnya meninggal karena penyakit langka, sedangkan ibunya meninggal sesaat setelah melahirkan Peach ke dunia.

Peach berarti Manis, ceria, ramah, terbuka, dan penyayang. Semua hal itu ada pada ibu Peach, yang merupakan anak kedua dari Sarah, Sang Omah. Sarah, menginginkan cucunya itu tumbuh dengan pribadi yang sama seperti Lorry, ibu dari Peach. Jatuhlah pilihannya pada sebuah warna, yaitu Peach yang mendeskripsikan karakter seperti maknanya.

Dan tidak salah, bahkan Peach dewasa kini persis sekali dengan ibunya. Bedanya, Peach lebih energik dibanding ibunya yang pendiam dan lemah lembut.

Sedangkan Lorry dan Antony adalah nama dari ibu dan ayah Peach yang sengaja Sarah cantumkan agar kedua orangtuanya tetap bersama Putrinya meskipun sekadar nama, karena mereka tak lagi ada di dunia.

"Sayangku, ini Omah. Bisa kamu bukakan pintu?"

Mendengar suara omah tercinta nya memanggil dari balik pintu, ia segera meninggalkan meja kerjanya dan berlari menuju daur pintu.

"Yes, im here." Dengan cengiran lebar yang khas ia menyambut kedatangan sang Omah.

"Omah akan pergi keluar kota beberapa hari, dan omah butuh bantuanmu selama aku pergi." Tuturnya lembut. Peach begitu mengaggumi sang Omah, kenapa? Bahkan diusianya yang sudah setengah abad tetap bersuara halus, lembut, tentunya awet muda. Ia pikir karena omah nya tidak pernah marah jadi keriput-keriput tidak berani muncul di wajah cantiknya.

"Aku selalu siap membantu apapun itu, Omah!" yah, rasanya berat sekali menolak permintaan Omah kesayangan yang sudah membesarkannya selama ini.

"Sungguh?"

"Bahkan ku lakukan dengan sepenuh hati."

"Baiklah, temui David hari ini pukul lima sore di cafeteria rumah sakit."

"W-whattt? Si David anak ingusan itu?"

"Hm."

Seketika raut wajah Peach berubah murung. Satu permintaan omah nya yang tidak bisa ia turuti. Yaitu mengakrabkan diri dengan David. Dengan kata lain, Sang Omah berniat untuk mencomblangkan dia dengan David, salah satu dokter umum tempat Omah nya bekerja sebagai kepala rumah sakit. Namun setelah bertemu dan menghabiskan waktu selama dua jam bersama David, ia menilai kalau dokter itu benar-benar manja. Sifatnya yang manja itu tidak muncul saat sedang menghadapi pasien memang. Dia hobi menyuruh jika menginginkan sesuatu.

"Hey, omah bercanda. Tidak usah tegang begitu." Omah terkikik melihat wajah Peach yang berubah drastis.

"H-ha?"

"Hmm Hm, Omah tahu kamu tidak suka David. Makannya, Omah bilang sama David suruh hubungi kamu langsung kalau ingin ketemu, jadi dia bisa dapet jawaban dari kamu. Bukan melalui Omah." Omah membelai pipi cucunya yang sudah kembali rileks dengan sayang.

"Omah memang yang terbaik. Ku pikir omah masih antusias untuk mendekatkanku dengan dia."

"No, maksud Oma memintamu bertemu dengan David kemarin karena supaya kamu bisa menilai sendiri pria yang ingin mendekatimu. Suka atau tidaknya Omah kembalikan padamu. Mana mungkin Omah memaksakan kehendak jika kamu tidak menyukainya. Benar?"

"Excellent! Beruntungnya Peach memiliki Omah seperti Sarah Dermawan ini." sambil terkekeh geli, sang Omah membalas pelukan erat dari cucunya itu.

"Sudah-sudah, sekarang Omah serius!"

"Okey, jadi apa yang bisa aku bantu kali ini?"

"Selama Omah tidak bekerja, kamu coba kunjungi rumah sakit. Ambil berkas diatas meja ruangan Omah. Setiap hari akn ada berkas disana, jadi bawalah pulang. Jangan ditinggalkan disana satupun. Tanyakan pada sekretaris diluar, berapa jumlah berkas perhari yang akan datang. Mengerti, sayang?"

"Tentu saja." sambil menjentikkan jarinya, Peach menjawab.

"Oke, Omah berangkat dulu. Jaga diri baik-baik. Byee.."

__

segini dulu ya, semoga bikin kepo ahahaha

ditunggu voment nya, and thank U ^^

Peach & BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang