11

883 48 0
                                    

Tanpa ba-bi-bu, Karen duduk di sebelah Dion sehingga aku kebagian tempat duduk di sebelah Bella.

"Wah... Double date nih! Kalian udah jadian,kan?"

Dion nyengir mendengar pertanyaan Karen yang langsung dibalas dengan gelengan kepala Bella.

"Belum, ya? Buruan, Yon. " Karen menepuk pundak Dion dan mengisyaratkan agar Dion cepat menembak Bella.

Dion nyengir lagi dan aku tahu ekspresinya menyiratkan bahwa sebentar lagi ia akan menembak Bella.

Aku kembali melihat menu di tanganku sambil sesekali melihat Bella. Kami bertemu pandang beberapa kali selama sepersekian detik.

Aku tahu, Bella juga curi-curi melihatku.

"Bel... Kamu beruntung nih punya Dion. Baik banget orangnya. Ganteng lagi. Ya gak ,Yon?"

"Apasih, Kar.. Terlalu memuji ah"

Bella tersenyum .

Aku memanggil pelayan untuk mencatat pesananku dan Karen. Dion dan Bella juga sudah memesan makanan sebelum kami datang.

Aku merasakan tanganku menjadi sedikit hangat.Ternyata, Karen sedang mengenggam tanganku.

"Ekhem!"

Dion berdeham keras ,mencoba menggodaku. Aku melempar senyum padanya.

"Kak!" ujar Bella sambil tak mau kalah memegang tangan Dion ,"aku ke toilet dulu ya."

Ia melepaskan pegangan tangannya dan bangkit dari kursinya.

Sesaat sebelum Bella hendak melangkah ke toilet, Dion menggenggam tangan Bella.

"Kenapa, Kak?"

"Ga kok. Jangan lama-lama ya. Ehehehe," jawab Dion yang dibalas dengan anggukan kepala Bella.

Sepeninggal Bella, Karen dan Dion sibuk bercerita tentang kapan waktu yang tepat untuk menembak Bella.

Sementara itu, aku duduk dan menikmati kopiku yang baru saja datang.

Aku melihat Bella yang kembali dari toilet. Bagian bawah matanya terlihat basah .

Ah, mungkin Bella cuci muka, pikirku.

***

Sepanjang makan siang itu, Bella tak henti-hentinya menangkap kemesraan Karen dan Rio. Ia berusaha untuk tidak melihat mereka berdua sehingga ia lebih banyak memandang ke luar kafe atau Dion.

Saat mereka akan pulang, Dion menawarkan untuk mengantar Bella pulang . Bella tak punya pilihan.

Bella turun dari motor Dion ketika motor itu sudah berhenti di depan rumahnya. Bella pun berjalan menuju pagar ketika ia mendengar Dion memanggilnya.

"Bel."

Bella menoleh ke belakang dan melihat Dion sedang berjalan ke arahnya.

"Kenapa ,Kak?"

Dion kini sudah ada di depannya ,"Aku mau ngomong sesuatu."

"Tentang apa , Kak?"

"Tentang perasaan yang terjalin di antara kita ,Bel," Dion menggenggam kedua tangan Bella," Aku sayang sama kamu sejak pertama kali kita bertemu. "

Bella terdiam. Ia bingung dengan perasaan yang ia rasakan. Nano-nano.

Sementara itu, Dion sudah melepaskan genggamannya. Ia merogoh sesuatu dari tas berwarna hitam yang dibawanya.

Sebuah bunga mawar merah yang cantik.

Entah kapan Dion mempersiapkan ini semua. Pasti sudah direncanakan dari awal, batin Bella.

Cinta Seorang Kutu Buku [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang