Tiga♡

116 18 0
                                    

Becca Menghabiskan waktu lebih dari sepuluh menit untuk menemukan parkiran kosong. Lapangan parkir yang luas itu sudah cukup penuh saat Becca tiba.
Tampaknya ia terlalu meremehkan kemacetan jakarta di pagi hari saat memprediksi waktu tempuh ke sekolah.Dalam pikirannya,ia membuat catatan untuk lima belas lebih awal besok.

Siswa-Siswi yang berada di sekitar lapangan parkir menatap becca terang-terangan.Entah karena mobil nya yang cukup mencolok di lapangan parkir itu atau karena wajah blasterannya,Becca Tak berniat tahu.

Mengabaikan tatapan puluhan pasang mata yang masih saja mengikutinya,Becca mempercepat langkahnya ke ruang Tata usaha untuk mengambil seragam dan buku-buku pelajarannya.Sebagai satu-satunya siswa berseragam putih abu-abu diantara ratusan siswa berseragam serba putih,Becca seperti anak hilang.

Tepat pada saat itulah dering bell listrik terdengar dari interkom yang terpasang setiap sudut sekolah.Becca menghembuskan nafas lega saat semua orang bergegas ke kelasnya masing-masing,Membawa serta tatapan-tatapan penasaran mereka yang dari tadi mengikutinya.

Becca kembali bergegas melajutkan perjalanannya.Di tengah jalan,Langkah-Langkahnya terhenti.Ia baru menyadari kalau ia belum tahu letak ruangan Tata usaha yang di tunjunya.Di sekelilingnya,Sama sekali tidak ada petunjuk yang bisa membantunya.Hanya deretan ruangan kelas yang seakan tak berujung.

Sial,Batin becca.kini semua orang sudah masuk ke kelasnya masing-masing.koridor yang tadinya ramai sudah sepi dan kosong.becca bahkan bisa mendengar degup jantungnya sendiri.

Tiba-tiba,Becca mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru di belakangnya,Seorang gadis yang bertubuh mungil sedang berlari-lari kecil sambil memegangi tasnya.Tanpa berfikir panjang lagi,Becca segera menghentikan gadis itu,"sorry,Mau tanya,Ruang TU dimana ya?".

Gadis berambut lurus berwarna coklat itu menghentikan larinya dan menatap becca. "Dari sini lurus terus belok kanan,Ruang TU nya di ujung koridor kak," Katanya sambil tersenyum ramah.

Setelah berterima kasih,Becca memandangi gadis itu hingga sosok nya hilang di belokan.Becca bergegas ke ruang TU sesuai petunjuk yang diberikan gadis tadi.Kalau Memang ia harus terlambat ke kelas pertamanya,Ia berharap tidak terlalu terlambat.

"Permisi,"Katanya sambil mengetuk pintu ruangan yang terbuka.

Perempuan dari balik Meja TU itu memandanginya dari balik kacamata tebal yang bertengger di hidungnya.
"Kamu pasti anak pindahan dari pakistan itu,Kan?Rebecca virgian latuconsina?"tanya nya sambil membaca nama yang tertulis di atas setumpuk buku dan seragam di atas mejanya.

"Iya,"Jawab Becca gugup.ingin rasanya ia segera mengambil tumpukan itu dan segera berlari ke kelasnya.

Tampaknya petugas TU itu masih belum mau melepaskannya. "Hmm,Kelas kamu di XI IPA1.Ada di lantai dua.ini buku dan pelajaran dan seragam baru kamu.Tapi sebelum kamu ke kelas,Ibu dapat pesan,Kamu di panggil menghadap ke kepala sekolah.Ruangannya ada di sebelah"

Becca menghela nafas.Kelihatan memang suda menjadi jatahnya terlambat masuk kelas hari ini.Ia memasukan barang-barangnya ke ransel kosong yang dibawanya dan berjalan menuju ruangan Yang di maksud petugas TU itu.Kali ini Ia sudah tidak terburu-buru lagi karena bagaimanapun,Ia pasti akan sangat terlambat.Dan,Untuk itu,Dia sudah punya alasan yang cukup bagus.

Becca mengetuk pintu di depannya.Ia baru melangkah masuk saat suara berat di dalam mempersilahkannya masuk.

"Rebecca Virgian Latuconsina?"tanya laki-laki berusia sekitar awal empat puluhan yang duduk di balik meja besar.

Becca mengangguk sambil tersenyum sopan.

Laki-laki itu membalas senyum becca dengan ramah.Becca mendapati raut kebapakan di wajahnya yang pudar. "Silakan duduk," Katanya sambil menunjuk kursi di depan mejanya.

"Kenalkan,Saya Pak anton,Kepala sekolah di aini,"Katanya sambil mengulurkan tangannya yang besar ke arah becca.

"Becca," Jawab becca sambil menyambut uluran tangannya.Jabatan tangannya terasa hangat dan mantap.

Pak anton menunjukan tumpukan berkas di depannya. "Di sini,Kamu memilih unutk ikut eskul basket.Saya tahu catatan prestasi kamu sangat cemerlang dalam olahraga ini,Tapi saya juga tidak mau,Kamu terlalu memaksakan diri.Jadi,Saya rasa sebaiknya kamu memilih untuk ikut kegiatan lain.Apakah ada kegiatan lain yang kamu suka?,"

Becca memikirkan sejenak.Ia memang memilih basket sebagai kegiatan ekstrakurikuler saat mengisi formulir pendaftaran masuk sekolah yang di kirimkan papanya seminggu lalu tanpa Berpikir panjang.Hal itu di lakukannya karena tidak ada kegiatan lain yang diminatinya.

"Mungkin fotografi?Atau dance?atau acting?"usul pak anton.

Becca menggeleng "Nanti saya pikirin lagi,Pak"

"Baik.Kalau kamu butuh bantuan dalam bentuk apapun,Jangan sungkan-sungkan menghubungi saya atau guru lain," Kata pak anton hangat.

"Terima kasih,Pak."

Pak anton mengangguk sambil tersenyum ramah. "Sekarang kamu bisa masuk kelas."

Becca berjalan kearah kelas yang akan ia tuju.Pikiran nya kembali berputar atas menawaran sang kepala sekolah??Kenapa ia tidak boleh lagi bermain basket??Apa salah,Kalo ia ingin lebih tekun ke basket??Entahlah becca sendiri pun tidak tahu.

Keasikan berkutat dengan pikirannya,Ia tidak menyadari kalo ia sedang berapa di depan pintu kelas yang ia tuju.

Tok
Tok
Tok

"Kamu anak pindahan dari pakistan?"Tanyaseorang perempuan,Dengan perkiraan berumur empat puluhan itu.

"Iyah bu"Jawab becca gugup.

"Perkenalkan diri mu dulu!?"Ucap nya sambil menyuruh becca masuk ke kelas.

"Anak-anak,Kita kedatangan murid baru,Kamu perkenalkan nama kamu?"ucap perempuan itu.

Becca dengan tatapan datar dan dingin, "Nama gua Rebecca virigian latuconsina,pindahan dari pakistan,kalian boleh manggil gua becca"ucapnya dingin.

Semua orang pun meneliti dari ujung kepala becca sampai ke ujung kakinya,Becca merasa risih dengan keadaan ini.

"Becca,Kamu duduk di samping revan"Sertak perempaun itu.Lelaki yang sedang asik menatap luar jendela itu pun langsung menatap guru itu dengan padangan sulit di artikan.

"Tapi bu?ini tempat dodi?"lelaki itu pun angkat bicara.

"Biar nanti,Besok dia duduk sama cika"ucap perempuan itu.

Becca pun berjalan ke arah bangku itu dengan tatalan datar.Dan sampai disitu becca menjatohkan bokong nya dengan perlahan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC!

BullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang