Tepat pada pukul 0.700 malam.
Mama manggil gue dan nyuruh gue bersiap-siap.
Gue inget pesan Agan, kali ini gue akan pakai jilbab gue.
Gue udah mutusin, bukan hanya untuk hari ini tapi untuk seterusnya.
Bahkan, sampai saat nanti.Mempersiapkan diri itu ngga gampang, jantung gue berdegup kecang, tangan gemeteran.
Gerogi banget!Hal pertama yang gue takutin adalah...
Calon suaminya siapa?
Orangnya kayak gimana?
Ganteng atau engga?Pertanyaan paling penting dalam hidup gue, pertama kali dan ngga akan pernh seperti ini lagi, gerogi bener-bener gerogi.
"She is so beautifull!" Cetus wanita berkerudung hijau itu sambil tersenyum.
Keluarga bule?!
Gue berharap bahwa Agan yang melamar gue sama keluarganya, tapi sayangnya engga.
"Perkenalkan ini putra saya, Al Bantani, putra pertama kami." Ucap wanita itu membuat mataku bergeser dan tertuju pada pemud itu.
Sangat tampan, tapi...
Aku tidak ingin dia!"Bagaimana? Maria, kapan waktu yang tepat untuk pertunangannya?" Ucap mama ke wanita berkerudung hijau itu.
"Ta...tapi, aku," ucapku terbata-bata.
"Give me your hand, please!" Ucap tante Maria sambil memeggang tanganku.
"Aku ngga bisa berbuat apa-apa." Ucapku di dalam hati.
"I can't..." jawabku kemudian menteskan air mata.
"Kenapa kamu menangis?" Ucap tante Maria mencoba menghapus air mataku.
"I have...,boyfriend!" Jawabku membuat tante Maria tertawa.
"Urungkan perkataanmu." Kata tante Maria kepadaku.
Aku hanya bisa diam, diam, dan diam.
Biarkan saja berjalan sesuai rencana orangtuaku."Ma, sekali lagi, aku mau bilang, aku punya pacar ma..." ucapku ke mama.
"Mama, gak percaya." Jawab mama tertawa.
Mereka sama sekali tidak memperdulikan aku.
Tiba-tiba saja suaminya tante Maria mendapat telfon, setelah menjawab telfon, ia langsung bergegas mengajak tante Maria pergi dan anak laki-lakinya, mereka kelihatan sangat panik.
Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, mereka berbicara bahasa dari daerah asal mereka.
Aku kenal bahasa ini, mereka dari Afghanistan.
Sama seperti Agan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On
Romancesatu untuk mu yaitu, hatiku.... ketikaku sudah terpaku padamu, jangan pernah remukan hatiku. jangan pernah biarkan dirimu mematahkan hatiku. karena, ketika patah, aku takkan bisa lagi menyatukannya. dan itu sangat sulit untuk ku tangani, karena jika...