Malam Itu

25 1 0
                                    

Chain Chronicle @ Sega

~Fanfiction~

.

Volunteer Army akhirnya menginjakkan kaki mereka di dataran wilayah wilayah nine territories di bawah kekuasaan Shuza. Mereka ingin mengajak pejuang dari daerah itu untuk bergabung dengan mereka melawan Kuro no Ou atau Kuro no Ou. Tidak seperti daerah lain yang cenderung lebih terlihat hijau, daerah ini lebih banyak di hiasi oleh gunung api dan penduduknya yang merupakan keturuna bangsa Ogre, lengkap dengan tanduk yang mengiasi jidak mereka.

"Ternyata, sampai juga kita di bangsa Ogre." Ujar Knight mereka, Kain yang berjalan dibelakang kaptenya, Yuuri.

"Apa mereka akan bergabung dengan kita? Kudengar bangsa Ogre tidak terkenal ramahnya." Ujar Michidia yang berjalan disamping Kain.

"Kau Yuuri kan?" Ujar seorang bangsa Ogre yang mengenali wajah kapten pasukan relawan itu. Ia mendekatinya dan memasang wajah tegas. "Ada apa kemari?" Ujar seorang petarung wanita.

"Azami!" Teriak seseorang yang memanggil nama wanita itu. Wanita itu langsung mempersilahkan Yuuri dan kelompoknya untuk masuk kedalam. "Tuan sudah menunggu." Yuuri menganggukkan kepalanya.

Ia berjalan menuju sebuah kastil berornamen kuil lengkap dengan patung-patung mitologi di sekitarnya. Kakinya memasuki ruangan itu dan matanya menangkap siluet lelaki bertubuh besar yang sedang duduk di singgasananya.

"Yuuri ya.." Ujar lelaki itu, lelaki remaja yang disebut namanya lalu mendekatinya, dan Shuza berdiri dari singgasananya. "Katakan apa tujuanmu."

"Shuza, aku ingin mengajakmu dan kelompok-mu untuk bergabung dengan kami memerangi Kuro no Ou di pusat kota. Ujar Yuuri tegas.

"Untuk apa harus melakukannya?"

"Kami butuh bantuanmu untuk menghancurkan Kuro no Ou!" Jawab Yuuri lagi. Shuza berjalan di sampingnya.

"Kenapa kau butuh orang lain? Kudengar pasukan relawan lebih hebat, teapi ternyata salah. Kau malah meminta bantuan orang lain." Shuza menarik senjatanya keluar dari sarungnya dan mengarahkan ke arah Yuuri.

"Yuuri/Yuuri-san!" Ujar yang lain. Mereka tidak bisa berdiri dengan tenang, apalagi ketika Shuza mengarahkan senjatanya ke arah kaptenya.

"Berduelah denganku." Kalimat itu membuat Yuuri tersentak. "Kalau kau berhasil mengalahkan aku, akan kuperkelompokbangkan bergabungnya kami dengan kelompokmu." Yuuri menatap wajahnya Shuza yang tertawa dengan ucapannya itu.

"Kalau itu adalah jalannya, aku akan melakukannya." Lelaki berambut coklat itu menyanggupi ucapan penguasa wilayah nine territories tersebut. Ucapannya itu membuat kelompoknya tersentak.

"Taichou, jangan bercanda.. kita tak mungkin menang melawan mereka." Kain meyakinkan kaptennya kalau tindakannya itu termasuk gegabah. Maaf saja, dia masih sayang nyawa daripada harus berduel dengan lelaki haus pertarungan tersebut.

"Hanya itu satu-satunya Kain." Yuuri menepuk pundak Kain. Wajahnya tak tergambar dia takut.

"Tapi Taichou!" Kain khawatir, bukan karena dia ragu kaptennya akan kalah. Tapi bagaimana jika Shuza berbohong di akhir pertarungan. Ia mendengar kalau Shuza itu orang yang gak akan kalah di setiap pertarungan.

"Pertarungan akan di selenggarakan 2 hari dari sekarang. Ku harap kalian bisa menang melawanku. Jika tidak kalian akan keluar dari sini dengan tangan hampa." Kekehnya.

.

Kadang apa yang diinginkan memang tidak bisa berjalan sempurna. Alih-alih ingin bertarung melawan Shuza, yang terjadi adalah mereka harus melawan anak buah tau petarung top negeri tersebut. Di pertarungan pertama harus menelan pil kekalahan. Kekalahan secara psikis bisa di tebus di pertandingan berikutnya, kalau bisa menang di pertarungan selanjutnya bisa terobati. Tetapi, kalau fiisik mereka yang terluka?

Malam itu (CHAIN CHRONICLE FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang