Bagian 1

48 5 4
                                    

'Nes, Ibu tidak mau kau jadi 'PERAWAN TUA''

Pesan masuk dari Ibu kali ini membuatku terhenyak bahkan rasanya membuat lutut ini lemas. Kata 'Perawan Tua' itu laksana hantu paling menyeramkan bagi para wanita jomblo sepertiku, yang memiliki umur cukup untuk menjalani rumah tangga tapi belum jua ada yang menikahi. Miris kuadrat.

"Nes, bengong aja Lo dari tadi. Mana obat Pak Asep sudah selesai belum?"

Riko berjalan menghampiriku.

"Eh, bentar Rik. Gue belum selesai nulis copy resepnya." kulayangkan ekspresi nyengir setelah melihatnya geleng-geleng kepala.

"Harap dimaklum, Rik. Gue lagi mumet." kataku polos.

"Nes, Rabu besok Lo mau hadir ke nikahan Mila gak?" Tanya Rena sambil berjalan ke depan dispenser.

"Lo mau hadir?" tanyaku balik.

"Iya, soalnya pengantin laki-lakinya teman kantornya cowok gue. Ya gue mau gak mau sambil nemenin cowok gue." Rena meneguk air dari tupper ware-nya. "Jadi gue bakal datang." ujarnya.

"Yah, terus gue ke sana sama siapa dong?" seruku dengan wajah memelas.

Riko tertawa, "Derita jadi jomblo. Ke kondangan sendirian. " tukas Riko kemudian ia tertawa kencang, lebih tepatnya sih meledek.

"Memangnya Lo sudah gak jomblo lagi sekarang? Bukannya tiga hari yang lalu Lo gak masuk karena stress putus sama Erin." sengitku membuat Riko bungkam. Dengan gerakan kilat ia segera merampas kertas copy resep dari tanganku. Menstemplenya.

Kini giliran Rena yang tertawa.
"Nesya Lo lawan." ujar Rena kemudian tertawa lagi melihat wajah Riko yang merah padam kemudian ngeloyor ke depan. Rena kembali berjalan ke depan membuntuti Riko.

Dreet.. Dretttt... Androidku kembali bergetar  dan sudah bisa ditebak itu pemberitahuan ada pesan masuk dan pastinya dari Ibu. Lagi-lagi Ibu.

'Pak Ruhimat tadi datang ke rumah, bicara pada Ibu. Ia berniat melamarmu. Pertimbangkanlah.'

Aku mengurut pelipisku karena pusing.

'Jangan pilih-pilih. Inget umur.'

Aku semakin keras menekan pelipisku sampai meringis kesakitan.

"Kau sakit, Nes?" Tanya Rena yang tiba-tiba  sudah ada di pinggirku.

"Aku gila, Ren." jawabku sekenanya membuat Rena tertawa kencang.

"Ibu memintaku menjadi istri duda beranak 4..." ujarku dengan wajah pilu sepilunya.

Rena tertawa. "kalau kaya raya sih gak apa-apa." komentar Rena sekenanya sambil terkikik.

"Aih, stress gue." keluhku sambil membereskan meja racik.

"Gila, seorang Nesya Alana Putri yang jadi bunga desa sejak zaman sekolah mau dijodohkan dengan..."

"Stop! Ren!" teriakku kesal.

Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman 🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Miss CassavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang