◑◑◑
Hari ini sekolah diliburkan, Andara sibuk rebahan di kamar Kelvin dengan snack ditangannya menyaksikan film dari laptop yang menyala.
Andara tidak tau bagaimana kamar kakaknya ada banyak snack tanpa mendapat larang dari bunda.
Jam tiga sore, ia merenggangkan otot tubuhnya sebelum beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka agar sedikit lebih segar.
Andara baru sadar jika pintu kaca yang menghadapkan langsung kamar Kelvin dengan kolam renang terbuka.
Pantas saja pendingin ruangan mati.
Rasa penasaran membawanya melangkah mendekati lalu menyandarkan tubuh ramping pada pintu.
Oh, hanya teman-teman Kelvin yang sedang berenang, paling tidak dua minggu sekali mereka berkumpul di rumah ini.
Empat kepala itu menoleh, menyadari keberadaan Andara dan memberikan atensi pada gadis itu. Mereka berenang mendekat, kembali memperhatikan Andara yang masih menatap tanpa bicara.
"Dek," panggil Kelvin.
Andara mendeham sebagai jawaban.
"Dia Si Bungsu Andara," ucap Kelvin sambil keluar dari kolam dan meraih handuknya.
Ini perkenalan resmi mereka, karena Andara tak pernah benar-benar ingin kenal dengan orang baru. Mereka hanya sebatas tau adik Kelvin bernama Andara, tanpa pernah ada obrolan.
"Mereka temen-temen gue. Zidan, Dirga dan Danis." Kelvin menujuk satu persatu teman-temannya.
Dia mengangguk paham.
Zidan si rambut pirang.
Dirga dengan warna kulit tan.
Danis arabic boy.
"Udah sore, mungkin nanti hujan. Kalian bisa makan malam disini," ujar Andara sebelum pergi meninggalkan kesan dingin.
Teman-teman Kelvin sudah pulang, 30 menit setelah makan malam, itupun karena Andara memainkan lagu Sayonara keras-keras.
Dia setega itu memang, sesuatu yang buat tak nyaman harus segera disingkirkan. Teman-teman Kelvin terlalu berisik dan buat berantakan.
Keluar dari kamar Andara langsung menghela nafas jengah ketika melihat ruang tamu yang berantakan karena ulah Kelvin dan teman-temannya.
"Kak nanti langsung diberesin ya, takutnya nanti Bunda keburu pulang," ujar Andara sambil berlalu ke dapur.
"Bunda tadi udah pulang tapi balik kerja lagi," ucap Kelvin.
Andara mendengus sebal, Kelvin memang seperti itu, selalu menggampangkan sesuatu. Bunda juga kadang terlalu baik pada Si Sulung.
Devan tidak memberi kabar seharian, tidak apa mungkin dia sibuk dengan tugas yang menyenangkan.
Ia melangkah ke living room dengan segelas jus alpukat, Andara duduk diatas sofa,"Kak," panggilnya.
Kelvin hanya diam tak bergeming masih sibuk dengan ponsel digenggaman, padahal televisi juga menyala.
"Kak, gue lagi ngomong. Bisa dong atensinya ke gue?" Andara menyorot tajam.
Kelvin menoleh, saling beradu mata. Dia gadis pemberani, hate-love relationship memang begitu terlihat.
"Lo mau ngomong apa? Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Devandara
Novela Juvenil"I know, i'm not enough. So i let you go, because it hurts to be half loved." ... Written in bahasa [#151 in Teen Fiction 20.07.17]