'Semakin curiga'
"Kenalin... Ini pacar gue. Namanya Effendi. Dia anak dari yang punya bar ini." Ucap Olivia memperkenalkan pacarnya yang bernama Effendi itu kepada teman temannya.
Reova menjabat tangan lelaki yang sama tinggi dengannya itu dengan jabat tangan ala lelaki dan berkata, "Gue Reova. Lo anak Madam Katrin?"
"Yap.. Lo kenal nyokap gue?" Tanya laki laki bernama Effendi itu.
"Gue... Beberapa kali bermalam disini. Jadi gue tau nyokap lo." Effendi hanya mengangguk. Dia tau persis arti kata 'bermalam' di klub sama dengan menyewa wanita untuk.. Yaa.. Kalian taulah.
"Gue Alan."
"Gue Devan."
"Effendi." mereka kembali berjabat tangan ala lelaki.
"So.. Ekhm.. Lo tau kan lo lagi ngajak perempuan..." Reova berdehem, "cewek lo maksudnya."
"Dan lo tau kan ini klub malam? Kenapa bawa cewek ke klub malam?" Lanjutnya. Effendi terkekeh. "Lo punya jiwa posesif. Keliatan banget dari cara bicara sama pandangan mata lo." Ujarnya.
"Pertama.. Sorry kalo gue ajak cewek ke klub, kedua.. Gue gak ada ide mau ngajak cewek jalan kemana, karena ini pertama kalinya gue pacaran." Kata lelaki itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pertanda kalau dia gugup bercampur malu.
"Lo beneran pertama kali pacaran? OMG... Gak nyangka gue." Ucap Evelyn takjub. Wajah yang memang tampan membuatnya tidak menyangka kalau kekasih Olivia itu baru pertama kali pacaran.
"Walaupun nyokapnya pemilik klub, tapi dia tuh alim banget." Ujar Olivia kepada yang lain. "Bahkan dia belum pernah one night stand." Lanjutnya lalu tertawa kencang sambil setengah berteriak saat tangan Effendi menggelitik pinggangnya.
"Hobi banget ya kalo buka aib orang." Tawa Olivia mengencang. Untungnya tidak ada yang mendengarnya selain orang orang didekatnya, mungkin karena musik Cold dari Maroon 5 ft. Future yang diputar kencang dalam klub itu.
"Yaudah.. Kalo gitu gimana kalo kita pergi aja. Gue rasa makan jagung bakar lebih enak daripada disini." Ucap Devan innocent. Yang lainnya malah tertawa.
"Apaan sih? Gue lagi pingin jagung bakar tau gak." Ucap Devan.
"Ngidam lo, Nyet?" Tanya Alan. Devan menatapnya tajam. "Sialan lo." Gerutunya.
"Yaudah kalo gitu. Gue ke kamar mandi bentar ya." Ucap Reova.
"Gue juga, Re." Alan mengikutinya dan berjalan beriringan di samping Reova.
Saat sampai di dekat lorong kamar mandi, Reova melihat wanita bernama Alexa yang berkeliaran di sekitar dance floor dengan raut kebingungan.
"Eh, Lan. Gue kesana dulu ya. Gak jadi kebelet nih. Ada temen gue disana. Lo ke toilet aja. Ntar gue temuin kalian di tempat tadi." Alan hanya mengacungkan jempolnya.
Reova berjalan dengan langkah seribu mendekati Alexa. Dia tidak mau kehilangan perempuan itu. Dia harus benar benar memastikannya saat ini. Karena rasa penasarannya belum hilang, malah semakin berada di ujung tanduk.
"Alexa!" Serunya sambil mencekal pergelangan tangan Alexa, membuat perempuan itu terdiam. Reova cepat cepat membalikkan badan Alexa dan menatap lurus ke obsidian milik Alexa.
Pandangan itu, persis seperti yang dimiliki Reava. Lembut dan tenang, memancarkan kerapuhan dan kekuatan dalam waktu yang bersamaan. Memancarkan suka dan duka, juga kegembiraan dan kesedihan. Hal itu membuat jantung Reova berdetak cepat bagai kuda berderap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reova & Reava
RomanceReova Edward Julian, aktor muda terkenal yang sudah melangkah ke dunia internasional. Devan Enrico Stevenson, sahabat sang aktor muda, Reova, yang juga seorang model. Dia berurusan dengan Reava karena ingin Reava berkarier sama dengannya. Reava Vale...