Terus saja berlari, karena aku akan terus mengejarmu. Tapi jangan terlalu asik berlari sampai tidak sadar bahwa aku sudah tertinggal jauh dibelakang, karena lelah mengejarmu.
***
"Sang mentari sudah mulai menampakkan diri, burung mulai berkicauan. Hari sangat cerah, seperti suasana hatiku. Tapi sayangnya. Hari tiba-tiba mulai mendung, gelap dan dingin, seperti suasana hati pujaan hatiku saat ini. Dia cemberut mulu, gak pernah senyum, jutek." Kata Alan sambil berjalan menemani Shelby di sepanjang koridor. Cewek itu seperti biasa, memasang tampang jutek. Seperti biasa juga, orang-orang yang hilir mudik kesana kemari jadi ngelihatin mereka.
"Tapi aku fikir, saat ini dan seterusnya aku akan punya kebiasaan baru. Yaitu berusaha membuatnya tersenyum. Memang sih, aku bukan Tuhan yang bisa membuat cuaca yang tadinya mendung menjadi cerah. Tapi aku bisa kok, membuat suasana hati dia jadi cerah. Walaupun susah banget. Abis, wajahnya ditekuk mulu sih."
Shelby menoleh kesal. Ia menutup kupingnya dengan kedua jari telunjuknya. Tapi tetap saja, suara Alan masih terdengar.
"Ketika pertama kali melihatmu, aku jadi penasaran. Cewek macam apa sih kamu, ternyata kamu cewek yang susah, susah buat di dapetin. Tapi kamu tau gak? Pertama kali melihatmu juga, aku ngerasain perasaan aneh. Perasaan yang seperti menggelitik perutku, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana. Apa lagi hatiku, jadi berbunga-bunga."Alan memasukkan tangannya di saku celana, "Kamu gak suka aku kan? Tapi, seperti yang aku bilang. Kalau cinta itu seperti pencuri, datang secara tiba-tiba. Kadang kedatangannya kita sadari, kadang juga tidak. Siapa tau, nanti sore, besok, lusa atau hari seterusnya kamu jadi suka aku. Kalau sudah suka, bilang saja. Karena kalau perasaan gak diungkapin secepatnya, nanti jadi menyesal sendiri."
"Selagi orang itu suka sama kamu, ungkapin saja. Kan gak ada yang tau kapan karma itu datang. Takutnya, nanti aku keburu pergi dan ninggalin kamu. Jadi kamu nanti menangis sendiri, meringkuk di pojokan dan menangisi kepergianku tanpa ada aku yang mencoba menenangkanmu. Jangan sampai deh hal itu terjadi, karena--"
Shelby jadi gondok kan tuh, "Eh, lo ngomong itu seakan-akan kalo gue suka sama lo. Lo ngomong kalo gue ini seolah-olah cewek ngenes yang di tinggalin pacarnya tau gak?"Alan menengadahkan wajah ke atas, kedua tangannya seperti berdoa. "Amin ya Allah,"
"Kenapa amin?"
"Kan tadi kamu bilang kalau kamu suka sama aku. Ya aku amin-in aja, siapa tau jadi kenyataan kan?"
Shelby makin melongo, rasa-rasanya rahang dia sudah pengen jatuh ke bawah, dia menendang kaki Alan sehingga cowok itu meringis kesakitan. Terus dia pergi begitu aja, ninggalin Alan yang masih meringis kesakitan. Seperti biasa, Alan selalu mengejar Shelby yang terus berlari.
"Aduh, pujaan hatiku. Sakit tau! Tapi mungkin ini yang namanya tendangan cinta,"
"Gila dasar!"
"Gila-gila gini calon pacarnya Shelby tau!"
"Ngarep!"
"Biarin ngarep, yang penting kan usaha dulu,"
"Au ah. Males gue!"
Alan tertawa geli. "Jangan cemberut gitu dong, pengen banget ya di cubit?"
Shelby membalikkan badan, terus tanpa ancang-ancang dia menjambak rambut Alan. Tapi Alan malah nyanyi-nyanyi gak jelas, "Sakiti saja aku sayang, bila itu bisa membuatmu jatuh cinta denganku. Bila itu membuatmu puas, babang Alan rela kok di sakiti terus."
"Cowok gila, sinting, otak gesrek, otak setengah, otak udang!"
"Otak-otak ada, otak sapi ada, otak kambing ada, otak ayam ada, otak kerbau ada, semua ada," Ucapnya meniruni gaya bicara uncle Mutu yang berada di serial kartun Upin & Ipin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabut Luka
Ficção AdolescenteAku selalu berusaha tak menangis karenamu. Karena setiap tetes air mata yang jatuh, hanya akan mengingatkan, betapa tak bisa aku melepaskanmu.