Arbani Zendden Wirandama

25 5 0
                                    

- Untuk apa kita memulai kalau pada akhirnya harus berakhir -E

_______________________________________


" kalo mau nge-rokok tuh di luar Zend " ucap deva-sepupu zendden- yang terus memangku dan memainkan gitar sambil menatap keluar jendela kamar zendden.

" bacot lo?! " sahut zendden yang terus menghisap rokok-nya.

" Yaelah , liat kamar lo udah kaya sarang asap tau ga, percuma juga lu nyalain AC " ucap deva.

Tanpa menanggapi ucapan deva, Zendden langsung mematikan dan membuang rokok itu.

" To-the-point aja lu mau ngapain kesini dev " ujar zendden sambil mengambil alih gitar yang berada di pangkuan deva.

" Ada pertemuan keluarga " ucap deva.

Zendden yang asik memainkan gitarnya pun seketika menghentikan aktivitasnya dan memandang sepupunya yang sedang bermain game online di handphone nya itu.

" Gua benci keluarga. " ucap batin zendden

" terus? "

" lu ikut kan? " tanya deva yang masih setia bermain game-nya itu.

" lu nanya apa yang udah lo tau jawabannya " jawab zendden.

Deva pun menghela nafasnya dengan gusar.

" Sampe kapan lo kaya gini zend? "  tanya deva yang lurus menatap sepupunya itu.

" kaya gini gimana sih lo,  ga jelas tau gak. "

" ga usah sok ngehindar pertanyaan gua "

" bodo !? " saut zendden sambil
beranjak dari duduknya.

" mau kemana lo?! "

" mau mandi gue, mau ikut lo? " Tanya zendden sambil berbalik badan mengahadap deva.

Deva pun melongo dan langsung melihat jam tangannya.

" gila jam 2 siang baru mandi, ganteng - ganteng kok jorok ck.ck " ujar deva sambil menggelengkan kepalanya.

Disisi lain,  zendden terus berdiri di bawah derasnya air sambil meratapi takdir yang tuhan berikan kepada dirinya.

" kenapa gua harus berada dalam keluarga ini?! "  Pikir zendden terus menerus.

Zendden benci ini, ketika dirinya harus lemah.

"Arrrggghhhh " teriak zendden sambil memukul dinding kamar mandi dengan tangan kanannya.

Deva yang kaget mendengar teriakan itu pun sontak menjatuhkan handphone nya dan akibatnya adalah ia harus mengikhlaskan Handphone nya hancur berserakan di lantai.

" gua curiga zendden lagi lahiran dah ,teriak - teriak mulu perasaan " ujar deva.

****

Disinilah sekarang zendden berada, disebuah club malam daerah Jakarta pusat tempat favorit sekaligus tempat ia terus meratapi nasib-nya sejak 1 tahun lalu.

Tepat pukul 12 malam zendden bergegas ke club ini , dan sekarang sudah pukul 3 dini hari.
Menandakan zendden sudah 3 jam di Club second five ini. Sudah 4 gelas wine juga yang telah ia minum.

Merasa bosan, zendden pun mengambil 5 lembar uang seratusan dari dompet dan memberikan pada pelayan di hadapannya.

" nihh u-uangnya, kem-baliaannya lo aa-ambil aja " ucap zendden pada pelayan dengan terbata - bata karena ia benar-benar merasa kepalanya seperti dihantam ribuan panah.sakit.

Love In RooftopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang