Kota London tampak sangat cerah dengan ditandainya awal musim semi. Bunga-bunga tampak mulai bermekaran. Kalau kemarin orang-orang memakai mantel karena cuaca yang dingin, maka sekarang orang-orang sudah lebih santai dalam berpakaian. Aktivitas tampak seperti biasanya, inilah mungkin yang tidaka akan pernah berubah dari kota London.
Disuatu tempat, tepatnya disebuah toko bunga tampak beberapa jenis bunga tengah diangkat ke dalam tokoh. Ketika orang melewati toko ini pasti mereka mengerti kalau toko bunga itu baru saja buka. Beberapa orang tengah sibuk dengan bunga-bunga, maka lain halnya dengan Celyn Dellina, ia tampak sibuk dengan sebuah kanvas serta berbagai jenis cat air dan kuas. Gadis asal keturunan Indonesia-Italia, sang pemilik toko. Ia baru saja menyelesaikan pendidikannya disalah satu universitas ternama di London dengan jurusan Seni. Namun karena dia menyukai bunga jadi dia mencoba untuk membuka sebuah tokoh bunga yang pikirnya bisa digunakan sebagai ajang ide baru untuk Celyn sendiri.
"Aku pikir semuanya sudah selesai. Semua jenis bunga sudah tertata dengan rapi, tokohmu pun sudah bisa dibuka sekarang" sahut sahabat Celyn yang bernama Ella sekaligus salah satu karyawan yang ada di toko bunga tersebut.
"Aku pikir juga begitu" jawabnya seadanya.
"Oh Celyn sayang, tidak bisakah kau tinggalkan lukisan yang kau buat sekarang dan membantu kami, walaupun kau adalah pemilik toko ini, tapi kalau dibandingkan kami kaulah yang mengetahui jenis bunga ini karena kau yang telah memesannya, jadi bisa kita mulai pekerjaan kita sekarang, Boss?" Ella dengan sengaja menekan kata boss.
"Ok...ok..baiklah, aku akan menulis semua jenis nama bunga yang ada di toko ini nanti setelah aku selesaikan lukisanku ini" dia masih berkutat dengan kuas dan cat airnya.
Bagi Celyn melukis dan bunga selain merupakan hobby, tetapi juga sebagian hidupnya, itulah kenapa dia nenyukai keduanya.
" Haruskah aku mengatakannya dua kali Ms. Calyn Dellina?" Ella kembali bertanya sambil sengaja menyebutkan nama lengkap sahabatnya itu. Celyn tahu kalau itu tanda bahwa Ella sedang sungguh-sungguh.
"Setahuku aku memintamu sekarang, Celyn" sambungnya.
"Ok, baiklah...baiklah...aku akan mengerjakannya sekarang Ms Ellana Jhonson, dan kuharap lain waktu kau tidak akan nengganggu pekerjaan kesayangan yang satu ini lagi."
Celyn kemudian membereskan peralatannya dan kemudian melangkah dengan Ella mengekorinya dari belakang.
Toko bunga itu tampak sangat sibuk, sementara mereka semua bekerja, tiba-tiba bunyi lonceng di pintu menandakan ada pelanggan yang datang. Sontak Celyn langsung beralih menuju pintu. Bukannya apa karena baru beberapa jam yang lalu Celyn membuka tokonya sudah ada pelanggan yang datang. Alangkah beruntungnya dia, pikir Celyn.
"Selamat datang, tuan. Ada yang bisa saya bantu?" Sapa Celyn ramah menggantikan pegawainya yang tengah sibuk mempelajari semua jenis bunga yang ada di toko.
"Saya ingin sebuket mawar putih yang indah. Apakah kau bisa mengusulkannya padaku?"
"Tentu saja, tuan. Kami memiliki berbagai jenis bunga mawar putih yang sudah dirangkai dengan indah. Mohon tunggu sebentar saya akan mengambilnya untuk tuan. "
Celynpu melangkah pergi untuk mengambil buket bunga yang dimaksud. Selang beberapa lam akhirnya dia kembali dengan membawa dua buker mawar. Yang satunya mawar putih yang sangat indah, dan yang satunya lagi sebuket mawar merah darah yang sangat indah.
" ini dia tuan, sebuket mawar putih yang anda inginkan" sambil menyerahkan buket mawar putih yang sangat wangi itu.
Pria itupun mengambilnya "Terima kasih, hm....perasaan saya hanya memesan mawar putih saja" pria itu terlihat bingung dengan buket mawar merah yang tengah dibawa oleh Celyn.
"Oh iya tuan, untuk mawar merah ini saya berikan secara cuma-cuma kepada tuan, mengingat tian adalah pelanggan pertama kami" sambil menyerahkan buket mawar merah itu.
Senyum pria itupun mengembang tatkala menerimanya
"terima kasih"
sejenak pria itupun diam kemudian kembali bersuara .
" nona, bolehkah saya tahu bunga favoritmu apa?"
Tanya pria itu tiba-tiba yang membuat Celyn menjadi tertegun, dia seperti mengalami deja vu.
"Bu...bunga favorit saya, tuan?"
"Iya nona, bunga favorit anda".
"Saya....kalau saya pribadi menyukai bunga mawar merah, karena saya pikir itu adalah bunga terindah yang pernah ada"
Pria itu hanya mengangguk tanda bahwa ia mengerti.
Seketika itu pula pria itu menaruh buket mawar merah yang tadi telah diambilnya.
"Kalau begitu buket mawar ini untukmu nona."
"A...apa? Kenapa tuan mengenbalikannya? Apa tuan tidak menyukainya?" Celyn masih bingung akan sikap pelanggannya ini.
"Tidak, anggap saja sebagai hadiah dariku. Kalau begitu sampai jumpa lagi." Pria itupun berlalu dan keluar dari toko bunga.
Calyn masih terdiam ditempat. Menatap buket mawar merah yang diserahkan oleh pria tadi. Dia masih sibuk dengan pikirannya sampai tidak membalas ataupun mengucapkan terima kasih kepada pelanggannya.
Dia masih terkejut dengan pelanggannya tadi. Untuk orang lain pasti dia tidak akan segugup tadi, tapi kenapa dengan orang yang tadi dia merasa jantungnya akan keluar, disisi lain dia juga merasa familiar akan pria yang barusan tadi.
Sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana?
Ini aneh.....sangat aneh....batinnya.
#
Hai readers, ini merupakan karya pertamaku, akupun masih belajar juga, aku hanya mau bilang mohon dukungan saran serata votenya, yah ini juga supaya jadi bahan evaluasi tersendiri untuk authornya dan juga penyemangat untuk melanjutkan ceritanya, mohon bantuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Roses
RomanceIni adalah karya pertama saya jadi mohon bantuannya.... # Sesuatu memang datang tanpa kita sadari..... Takdir terus bermain dalam kehidupan manusia..... Apakah kita bisa mengubahnya? Atau malah mengikuti alur cerita takdir.....