Haii guys!!!
Ini cerita kedua gue, mudah-mudahan kalian suka 😊Happy reading 😙
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Yuriko terus berlari mencari keberadaan Devicha sahabatnya.
"Emergency ... emergency .." sekarang Yuri berteriak-teriak seperti orang gila, dia gak peduli sekalipun seisi sekolah menatapnya dengan tatapan membunuh.
Kelas, kantin, bahkan toilet pria pun telah Yuriko masuki, berharap dia akan menemukan sahabatnya itu.
Devicha yang baru keluar dari perpustakaan melihat Yuriko berlari-larian dikoridor. Tanpa fikir panjang Devi langsung menyusul Yuri dan mencoba bertanya apa yang sedang terjadi.
"Yuriiiii!! Lo kenapa lari-lari? Lo ditagih utang? Sama siapa? Biar gue bayarin deh tapi lo jangan lari-lari gitu kasian lantainya lo injek dengan cara kasar."
Mendengar Devi yang berbicara, Yuri langsung berhenti dan menjitak kepala Devi dengan keras membuat Devi meringis.
"Ihh sakit tau, lo mah gitu ah jahat." Devi terus mengusap-usap kepalanya yang sakit karna perlakuan tidak menyenangkan dari Yuri.
"Yaampun Deviiiii, gue lari-lari karna nyariin lo tau!!! Gue udah teriak-teriak manggilin nama lo, udah kaya anak yang kehilangan induknya."
"Ogah gue punya anak kaya lo! Yakali gue kan cantik masa punya anak yang buruk rupa?"
"Sialan lo! Tuh kan gue jadi lupa! Lo sih ngajakin gue ngobrol ah! Ayo sini ikut gue."
Yuri langsung menarik tangan Devi dengan paksa. Bermaksud membawa Devi ke halaman belakang sekolahnya. Devi yang mulai tidak kuat dengan cengkaraman Yuri pun berontak. Namun sayang, tenaganya gak sekuat tenaga Yuri yang notabennya seorang kuli. Hih
Devii pun mulai berteriak-teriak karna Yuri terus menyerednya.
"Omg!! Tangan incessss!! Yuriiiiiiiii lepasin dong, sakit tauuuuuuuu. Kalo sampe kecantikan gue berkurang gara-gara tangan gue yang lecet, lo harus harus tanggung jawab."
"Berisik amat sih lo Vi, bentar lagi kita sampe kok!"
"Ihh...... lepasin dulu tangan incesnya ih lo mah sakit!" Devii terus mengeluh dengan suaranya yang dibuat manja.
Karna tidak tahan mendengar keluhan Devi akhirnya Yuri pun melepaskan tangan Devi.
Devi melompat-lompat kegirangan saat Yuri melepaskan tangannya."Hore!!!! Akhi..........."
Ucapan Devi terpotong karna sekarang mulutnya dibekap oleh tangan Yuri.
"Sssttttttt!!! Lo jangan berisik bego, liat tuh liat!!!" Yuri mengendap-ngendap sambil berbisik agar bisa melihat pemandangan didepannya.
"Ih, kok lo bekap gue sih? Tangan lo bau terasi. Iiiwwhhh"
"Lo bisa diem gak?" Bentak Yuri masih dengan suara berbisik.
"Devi, lo liat tuh didepan! Liat cowo lo lagi mesra-mesraan sama cewe lain!"
Deg!
Jadi ini alasan Yuri menarik Devi dan mengajaknya mengendap-ngendap.
Seketika itu juga Devi langsung diam dan menatap pemandangan didepannya.
Ternyata benar, Dimas sedang berada disana bersama wanita lain. Devi pun bangkit dan berniat menghampiri pacarnya, namun Yuri mencekal lengannya."Lo mau kemana Vi?" Tanya Yuri dengan tatapan khawatir.
"Gue? Emm mau nyamperin Dimas dong! Dimas kan pacar gue."
"Tapi dia selingkuh Vi?"
"Karna dia selingkuh gue mau nyamperin dia. Lo tunggu disini aja! Makasih ya, lo udah kasih tau gue." Senyuman tulus terlihat diwajah Devi.
"Tapi kan..."
"Udah gapapa! Gue baik-baik aja ko! Lo percaya sama gue kan? Yaudah gue nyamperin dulu Dimas yah!"
Devi terus berjalan mendekati Dimas, sedangkan Yuri tetap menatapnya dan mengamati apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Haii Dim!! Lo lagi ngapain disini?"
Dimas yang mendengar suara Devi langsung bangun dari tempat duduknya.
"Dia siapa sayang?" Cewe itu bertanya kepada Dimas.
Dimas tidak menghiraukannya dan malah menjawab pertanyaan Devi.
"Gue lagi pacaran Vi, masa lo gak liat?"
Devi yang mendengar jawaban Dimas hanya bisa tersenyum kecut.
"LAGI dim? Lo nyakitin gue LAGI!" Batin Devi.
"Oh, have fun ya Dim! Gue balik ke kelas duluan! Jangan bolos lagi lo gara-gara keasikan pacaran!" Devipun berjalan meninggalkan Dimas dengan airmata yang mulai membasahi dipipinya.
Leave vote and comment guys 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ALWAYS HIM?
Teen Fiction" KAPAN TOBAT? " Hanya kalimat itu yang selalu ingin dia tanyakan. " PELAMPIASAN " Hanya kata itu yang menggambarkan dirinya. " TINGGALKAN " Hanya tindakan itu yang harusnya dia lakukan. Berawal dari sebuah perjanjian yang mereka sepakati, maka ber...