' Yunmi-ya, aku ingin melamarmu '
Bagai di terpa hembusan badai angin di tengah-tengah tanah lapang, yunmi merasa jiwanya tidak lagi berada di dalam raganya.
Apa baru saja ia salah membaca atau tiba-tiba saja penglihatannya bermasalah ?. Tidak. Yunmi bahkan telah berkali-kali melihat dan membaca ulang isi dari pesan chat di ponselnya.
Dari seseorang yang tidak asing baginya namun juga tidak terlalu di kenalnya.
Kim Jongdae.
Yunmi tahu pasti siapa pemilik nama itu dan ia juga yakin jika kontak yang mengiriminya pesan tersebut memanglah kontak jongdae yang sebenarnya.
Yunmi memang mengenal jongdae. Keduanya berada di kelas yang sama selama dua tahun semasa sekolah menengah. Keduanya memang tidak begitu dekat. Jongdae dan yunmi hanyalah teman satu kelas yang berinteraksi sebagaimana teman pada umumnya.
Hanya saling menyapa. Selain itu keduanya akan berinteraksi jika itu berurusan dengan tugas dan seingat yunmi itupun hanya satu kali saat keduanya berada di kelompok yang sama dalam pelajaran bahasa asing.
Jongdae hanyalah siswa biasa di ingatan yunmi. Pemuda pendiam dan pintar. Ya, itu terbukti dengan hanya ialah siswa laki-laki satu-satunya yang berhasil memasuki posisi tiga besar dalam peringkat kelas.
Ya, yunmi juga ingat jongdae adalah salah satu saingan kuat untuknya meraih posisi juara kelas.
Jongdae tidaklah semenawan sehun yang selalu menjadi pusat perhatian di kelasnya. Tidak selincah baekhyun yang selalu membuat keributan dan tidak juga sebrengsek chanyeol yang selalu mengumbar rayuan kemana-mana.
Jongdae hanyalah siswa biasa. Siswa yang duduk di kursi pojok nomer dua di samping dinding kelas.
Tapi apa ? Apa dia bercanda ? Setelah hampir berbulan-bulan lamanya sejak interaksi keduanya terakhir kali tiba-tiba jongdae mengiriminya sebuah pesan ingin melamar. Apa pemuda itu sedang mabuk atau ia dengan sintingnya mengejek yunmi yang notabene begitu terkenal dengan status jomblo kronisnya.
Ya, siapa yang tidak tahu status yunmi. Predikat jomblo kronis itu telah tersemat pada dirinya sejak ia berada di tahun terakhir masa sekolah dan itu terus berlanjut hingga predikat sebagai dokter ahli bedah tersemat di balik namanya. Karena statusnya yang selalu jadi bahan ejekan itulah yang membuat yunmi selalu berpikir panjang setiap kali ia mendapat undangan reuni sekolah.
Yunmi selalu dilema. Tentu saja, setiap kali ia hadir dalam acara yang di adakan satu tahun sekali itu, jika ia hadir maka ia selalu jadi bahan olok-olok temannya. Entah itu pertanyaan kapan menikah ? Pacar ? Atau sekedar menanyakan siapa gebetan yunmi saat ini dan itu sangat memuakkan bagi yunmi.
Tapi, jika ia tidak berhadir. Hal yang sama juga akan terjadi, teman-temannya pasti bertanya alasan mengapa ia tidak hadir. Dan tentu saja mereka tidak akan percaya dengan alasan yunmi jika itu menyangkut pekerjaan. Teman-temannya pasti akan menuduhnya kembali tentang status dan pasangan.
Lalu bagaimana dengan jongdae ? Setahu yunmi pemuda itu juga tidak pernah membawa pasangannya setiap kali mereka mengadakan reuni. Pemuda itu juga tidak pernah memasang foto dengan wanita manapun.
Yunmi ingat jongdae pernah berkata padanya lewat pesan chat sewaktu keduanya baru memasuki dunia kerja. Ya, pemuda itu sempat berujar hanya ingin fokus bekerja dan menyiapkan segala sesuatu untuk masa depannya.
"Apa jangan-jangan......" yunmi bergumam seraya memandang layar ponselnya penuh terawang. Ya, interaksinya dengan jongdae memang tidak terlalu sering. Tiga bulan bahkan enam bulan sekali bisa jadi hanya sekali jongdae menghubunginya lewat pesan chat dan itupun hanyalah chat sapaan layaknya hubungan pertemanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You
FanfictionTanpa ada angin dan tanpa ada hujan ia bilang ia ingin melamarku ?