Hari yang cukup bahkan sangat melelahkan untuk pemuda asal Daegu ini. Namanya Kim Taehyung, pemuda yang lahir di Daegu yang tengah berjuang menghidupi kehidupannya sendiri dan biaya kuliahnya.
Bekerja part time di kafe dan bar memang cukup untuk menguras seluruh tenaganya. Tak cuman tenaganya, tapi otaknya pun sudah diperas oleh padatnya kuliah yang ia tempuh.
Jadi tak heran baginya pulang pukul 1 dini hari. Berjalan dengan tas selempang lusuhnya, tubuh yang hanya berbalut kaos hitam polos yang dibaluti kemeja biru tua dan celana jeansnya yang sobek di bagian lutut.
Taehyung memang sering mengeluh meski ia tahu kalau itu tidak ada manfaatnya sama sekali. Ia sering mengumpat untuk hal-hal yang menyebalkan atau mengungkapkan rasa kagumnya. Tipe anak muda zaman sekarang memang.
Seoul malamnya memangnya selalu ramai, kota tanpa tidur itu jika malam memanglah indah dan menyenangkan atau menenangkan. Tapi mereka juga tahu di dalam malam itu ada banyak luka, masalah, penderitaan, kekesalan, penyelasan, kekecewaan dan masih banyak lagi yang terpendam di diri mereka masing-masing.
Tidak butuh waktu lama Taehyung tiba di flat minimalisnya. Karena bar tempat ia bekerja memang dekat dengan flatnya. Hanya perlu berjalan selama 20 menit.
Iapun mengeluarkan kunci dari saku celananya. Memasukkan kunci itu ke tempatnya kemudian baru saja ia memutar kunci tersebut sesuatu menutup matanya.
"DADDY!"
"FUCK!"
Kata kasar yang sudah biasa ia ucapkan melengos dari bibirnya dengan mulus. Taehyung terlonjak kaget saat kedua tangan dengan tiba-tiba menutup kedua matanya lalu seorang menyebut atau mungkin memanggilnya dengan panggilan 'daddy' yang terdengar imut.
"Shit! Siapa kau?" Taehyung berusaha melepaskan kedua tangan itu dari matanya tapi susah sekali, dan ia mendengar sebuah tawa centil dari sang pelaku.
"What the hell! Siapa kau?"
Kedua tangan itu mulai membiarkan kedua matanya kembali melihat cahaya. Taehyung berbalik ingin mengetahui siapa orang aneh yang pagi-pagi buta begini mau mengejutkannya seperti barusan.
Dan iapun berbalik, Taehyung belum menyiapkan jantungnya sekarang karena tiba-tiba seseorang mencium bibirnya. Memeluk lehernya dengan erat dan memainkan bibirnya dengan ganas dan liar.
What that shit!
Selama lima detik Taehyung kemudian sadar atas apa yang sudah terjadi padanya. Dengan tenaga kudanya ia mendorong tubuh yang lebih pendek darinya itu hingga ciuman itu turut terlepas juga.
"AKU TANYA SIAPA KAU?"
"I am your slave daddy!"
"What the fuck?!"
Ini sudah jam setengah dua pagi. Dan sudah tiga kali Taehyung berteriak. Tetangganya akan bangun dan memarahinya? Tentu tidak. Mereka terlalu individualisme dan Taehyung terpangaruh oleh mereka. Yang jelas kini Taehyung merasa lelah dan kantuk, emosinya menjadi tidak stabil dan orang di hadapannya ini sangtlah aneh.
"Jangan konyol! Apa kau tersesat? Carilah kantor polisi! Aku tidak mengenalmu, aku ingin masuk ke flatku dan ti- HEI APA YANG KAU LAKUKAN? JANGAN MASUK SEMBARANGAN!"
Taehyung menatap horor orang di hadapannya barusan yang kini memasuki flatnya dengan menarik koper sedang berwarna biru tua.
Koper?
***
Mereka berdua sudah berada di ruang tengah yang merangkap sebagai ruang makan, dapur dan ruang tv. Perlu diingatkan bahwa Taehyung hanyalah pemuda merantau yang hidup pas-pasan. Mendapat flat murah yang cukup nyaman baginya adalah surga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ungezähment✔ [TAEKOOK]
FanfictionHidup memang suatu tanda tanya besar yang tak kunjung habis oleh waktu. Terlalu misterius, terlalu rumit, terlalu penuh kejutan. [ taekook ; yaoi ; au ; ooc ; chaptered ] note : chapter yang mengandung adegan Mature diprivate shay ;) ©leenamarui