Chapter 2 : Something about her past
"Veranda!" panggil seseorang ketika Veranda sedang duduk di bangku taman.
"Hmm?"
"Lo dipanggil kepsek, sekarang!" ujar orang itu.
Veranda mengernyit, tapi kemudian mengangguk. "Okay, thanks ya, Jo! Gue duluan," pamit Veranda lalu pergi ke ruang kepala sekolah.
Tok Tok Tok
"Masuk!" perintah orang yang ada di dalam ruangan.
Veranda memasuki kantor kepala sekolah. Dia sedikit terkejut saat mendapati Kinal dan Kevin juga berada di sana.
"Uhm, ada apa ya, Pak---Bapak memanggil saya?"
"Duduk dulu nak Veranda!" perintah kepala sekolah.
Veranda duduk didekat Kinal dan mengabaikan Kevin yang menatap tajam kepadanya.
"Jadi begini---saya mendapatkan laporan jika saudara Kevin telah melakukan perbuatan kurang ajar kepada saudari Veranda, apa itu benar?" tanya Pak Jiro---Kepala Sekolah SMA Dirghantara.
Veranda mengangguk mantap. "Benar, Pak. Tadi Kevin mencoba untuk berbuat tidak sopan dan melecehkan saya di ruang osis." tuturnya.
"Kenapa anda berada di ruang osis berdua dengan saudara Kevin?"
"Saya tidak berada di ruang osis dengan Kevin, Pak. Tadi kami---anggota osis baru selesai mengadakan rapat perihal HUT sekolah kita, dan saya sama sekali tidak tahu jika ada Kevin yang mengawasi saya dan berniat kurang ajar kepada saya. Andaikan tadi tidak ada Kinal, saya tidak tahu bagaimana nasib saya sekarang." terang Veranda.
Pak Jiro manggut-manggut. "Saudara Kevin, kenapa anda melakukan hal tidak senonoh kepada saudari Veranda di ruang osis---apa anda memiliki dendam pribadi kepada saudari Veranda dan berniat menghancurkan masa depannya?" tanyanya kepada Kevin.
"Ti-tidak, Pak... Veranda yang menggoda saya---dia yang menghasut saya untuk melakukan hal seperti itu di ruang osis. Dia meminta saya untuk melakukannya---saya sama sekali tidak bermaksud apa-apa sebelumnya." jawab Kevin sambil menunduk.
Veranda dan Kinal sama-sama geram dengan jawaban Kevin yang 100% bohong. Meskipun Kinal tidak tahu dari awal, tapi mana mungkin tindakan yang didasari mau sama mau tapi si wanita berteriak minta tolong. Dan Veranda, tentu dia geram---Kevin dengan se-enaknya saja memutar balikkan fakta. Dia difitnah sebagai wanita penggoda.
"Apa benar seperti itu saudari Veranda?"
"Tidak Pak! Dia bohong, saya tidak mungkin meminta apalagi menghasut seseorang untuk melakukan perbuatan tercela. Saya berani bersumpah dengan Alkitab bahwa dia memberikan fakta yang tidak sebenarnya. Saya---bukan---wanita---macam---itu!" ujar Veranda sambil menatap geram kepada Kevin.
"Okay, saudari Kinal---bagaimana anda bisa berada di tempat kejadian dan menolong Veranda, apa anda terlibat?" tanya Pak Jiro mengintrogasi Kinal.
"Anda pikir---saya manusia macam apa terlibat dengan perbuatan tercela seperti yang dia lakukan?" jawab Kinal sambil menunjuk Kevin. "Untuk lebih jelasnya---bagaimana kalo kita lihat CCTV yang ada di sana, jadi kita semua akan tahu---mana si pendusta sekaligus pendosa!"
"Tapi sekolahan ini tidak memasang CCTV di ruang osis, bagaimana bisa?"
"Bisa, karena saya yang memasang CCTV di sana---tunggu sebentar!" kata Kinal lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me, What is Love?
Fiksi PenggemarKau tahu? Mereka bilang hidupku sempurna, aku anak populer, pintar, terlahir dari keluarga berada, dikelilingi oleh orang-orang yang menamakan diri mereka 'teman', memiliki segala yang aku mau. Tapi, ada satu hal yang tidak pernah aku miliki serta a...