Hidupmu Bukan Hidupku-6

937 42 7
                                    

"Menurut kalian aku harus gimana? Pake baju apa? Make up nya gimana? terus gue mau ngomong apa aja sama dia?", ucapku gusar.

"Kamu baper ya? Cie" goda Aca

"Kamu bukanya kasih solusi tapi malah bikin salah tingkah," ucapku dengan malu.

"Oke, gini kita akan bantuin kamu buat persiapan nge date sama Dito"ujar Icik

"Kalian baik deh, aku sayang kalian pake banget"ucapku kegirangan

"sekarang kamu alay, lebay, tumben tumbenan bilang gitu, kamu bilang gitu cuma kalo ada maunya doang."sindir Aca dengan nada tertawa.

"Wahaha, pinter banget sih"

Setelah mereka mempersiapkan semuanya, jam sudah menunjukkan pukul 19.30 entah kenapa jantungku kini berdetak dua kali dalam satu detik, menunggu kedatangan dito membuaku tak tau harus bagaimana.

'kamu harus siap leen, kamu harus siap, kamu pasti bisa,'  batinku untuk menguatkan dirku sendiri. Mungkin memang sedikit lebay, penguatan batinku seperti mau lomba O2SN tingkat nasional.

Tin tin tin

"Ayah, Buk aileen keluar dulu ya sama temen aileen"

"Yaa jangan malem malem pulangnya," teriak Ibu dari lantai 2
"Siap''

Itu mungkin suara klakson motor Dito, Aku langsung keluar dari pintu rumahku, haiyalah masa pintu rumah tetangga.

"Eh kamu kok bisa tau rumah gue disini, kan belum aku sharelock?'' Tanyaku penasaran.

"Kamu kan udah kasih tau, gimana sih,ayo cepet naik" Ajak Dito.
Aku pun beranjak naik ke motor Dito, tampak muka dari spion Dito yang selalu tersenyum ketika bersamaku, aku tak tahu pasti hanya denganku atau dengan semua orang. Tapi itu membuatku senang.

"Kamu nggak pegangan?" tanya Dito

"Enggak mau, nanti kamu kesenengan." Jawabku dengan singkat

"Terserah kamu aja" ucap dia sambil menjalan kan motor nya

Ditenggah perjalanan ternyata Dito mengendarai motornya dengan cepat,aku langsung reflek memeluk Dito karena takut. Saat sampai di tempat makan aku nggak sadar kalau aku masih memeluknya.

"Perempuan itu selalu begitu ya, katanya nggak mau pegangan, eh ini malah peluk , nggak mau ngelepasin lagi," 

"Apaan sih, siapa suruh ngebut?" ujarku dengan ketus

Lalu kita berdua pun menuju ke tempat dimana kita akan makan

"Kita duduk sini aja," kata Dito  Sambil menunjuk meja yang ada direstoran tersebut. akupun mengikuti kata-katanya.

Dito memanggil pelayan dan memesan makanan untuk kita berdua, di selang kita menunggu pesanan makanan kita, kita hanya bisa duduk dan terdiam, terasa awkward, 'aduh bicara apa ya?' ucapku dalam hati. Saat itu Dito hanya diam? Sesekali memandangi wajahku seakan akan aku merasa ada yang salah dengan penampilanku.

"Apa alasan kamu ngajak aku nge-date?" Tanyaku 

"Untuk tanda awal pertemanan kita aja, kamu emangnya baper ya aku aja nge-date?" Jawabnya dengan terlalu asal menurutku.

Hidupku Bukan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang