Chapter 2

75 5 14
                                    

Suara hentakkan kaki yang keras hingga menggema dijalan naik-turunnya penghuni SMA Jaya.

Gadis bertubuh mungil berlari melewati koridor sekolah yang nyaris tidak ada manusia disekitarnya dengan keadaan tergesa-gesa.

"Ahh!Mampus gue!" Ia menepuk dahinya ketika sudah sampai diambang pintu kelas XII-4 IPS.

"Kira-kira siapa yeh guru yang ada didalem?!" bertanya sendiri dalam batin dengan jari telunjuk diketuk berulang-ulang ke dagunya.

Sudut bibir kanan tertarik hingga membentuk lengkungan yang indah—well hanya sebelah kanan yang melengkung.
Wajah yang tadi terlihat pucat pasi dan panik kini berganti menjadi terlihat bergairah dan memunculkan senyum kanannya, bagai cinderella yang berubah karena sihiran peri—namun Ia berubah karena sihiran penyihir jahat.

Perlahan gadis itu membuka pintu kelasnya dan Ia melihat guru bahasa Indonesia alias bu Kiya sedang menulis buku journal XII-4 IPS.

"Ehh ibu,pagi bu?udah makan belom bu?gimana kabar anak kedua ibu?bae kan ye bu?bilangin bu ada salam dari Rere. " basa-basi gadis itu saat Ia kepergok ingin lari ke tempat duduknya yang sebenarnya ia memang harus melewati meja guru terlebih dahulu.

"Regita!sini kamu!" teriakkan bu Kiya membuat seluruh siswa yang didalam kelas menoleh kearah Regita.

"I—iya buk. "

"Mau jadi apa kamu?jam segini baru datang ke sekolah?!terus itu dasi kemana?ikat pinggang kemana?baju seragamnya kenapa dikeluarin dari rok?tuh kaos kaki kemana?sepatu kenapa warna putih-pink?" ucap bu Kiya penuh dengan emosi.

"Yaelah buk, santai napa ngomongnye?ibu ngasih pertanyaan apa ngasih bon utang ke saya?" jawab Regita.

"Kenapa kamu balik nanya?"

"Dehh,yaudah nih saya jawab.Saya terlambat karena papah saya habis nganterin mamah saya kerumah sakit.Ibu kan nanya nih saya mau jadi apa?saya itu maunya jadi artis, sutradara dan... "

"Ahh udah kamu gausah banyak alasan. "

"Kan ibu mah parah.Saya lagi ngomong tapi dipotong pembicaraan saya.Ibu guru bahasa Indonesia kan?pasti ibu taulah kali memotong pembicaraan orang lain itu kgk sopan?"

"Kalo ibu ngomong selalu aja dijawab!"

"Tuh kan bu, saya mah serba salah udah kayak Raisa.Yaudahlah bu, dimana-mana pasti guru selalu benar." ceplos Regita.

"Sekarang kamu keluar!hukuman kamu jalan jongkok mengelilingi koridor sekolah dan pak Endang yang akan mengawasi kamu!" ucap bu Kiya dengan tangan menunjuk arah pintu kelas.

"Yah jangan dong buk.Ibu mau kena marah pak Nurah kalo dia ngeliat saya lagi dihukum sama ibu?"

"Yaudah kalo gitu ibu tulis nama kamu di buku kasus!"

"Itu sih seterah ibu?nanti kalo misalnya pak Nurah ke kelas ini terus liat buku kasus dan ada catatan nama saya disitu,saya ga tau harus berbuat apa lagi untuk membantu ibu agar tidak dikeluarkan dari sekolah ini." terang Regita sambil berjalan ke tempat duduknya.

Bu Kiya hanya bisa menahan emosinya terhadap gadis nakal itu.Bagaimanapun Bu Kiya tidak mungkin bisa menghukum siswi manjanya pak Nurah.Aneh,padahal hanya seorang siswi yang tidak bisa diatur hingga SMA Jaya pernah mengeluarkan guru se-profesional pak yunus karena sudah menghukum siswi itu ditengah lapangan dengan terik matahari yang sangat menyengat tubuh.

Regita melempar tasnya ke tempat duduknya dan Ia mulai duduk saat Arin menyingkir karena posisi tempat duduk Regita dipojok.

"Wah...!re,parah lo.Jangan gitu dong!ibu Kiya guru bae-bae tau. " baru saja Regita duduk tenang,Arin sudah menyambar kekesalannya ibu Kiya.

When Did You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang