"Yang pertama gue jadi kayak gini karena gue udah capek jadi orang baik. Karena orang baik itu selalu di remehin. Gue capek."
"Kedua, nyokap gue meninggal gara gara nyokap gue nolongin anak kecil dari tabrakan, tapi ibu dari anak yang ditolong tidak punya terima kasih. Bahkan disaat dia kesusahan nyokap gue selalu bantu dia."
"Dan yang ketiga, Ayah gue gak pernah paham sama sifat gue. Ayah gue selalu maksa gue jadi yang terbaik. Gue kadang capek. Gue ngerasa kayak gue itu bukan anaknya melainkan bonekanya dia. Siapa yang ga berisik kalau kerjaannya marah terus. Sedangkan dulu saat nyokap gue hidup selalu ada yang belain gue. Jadi penyemangat gue. Apapun masalah gue, nyokap selalu ada di samping gue. Tapi sekarang semuanya hilang."
"Gue udah ga ada penyemangat lagi. Gue udah capek Axel... gue sering nangis sendiri, sering pergi ke tempat jelek itu terus minum minum padahal gue inget jelas amanat nyokap. Gue gak boleh menyentuh minuman sial itu tapi...gue yakin nyokap sekarang sedih banget punya anak brengsek kayak gue." Athalie menangis, menenggelamkan wajahnya di dalam tangannya. Axel memeluknya entah darimana Axel berbuat seperti itu. Tapi yang jelas ia sangat sedih melihat kisah sebenarnya.
"Gue emang udah sesat Xel, bahkan ga ada yang mau temenan sama gue kecuali Alex dan lo. Dan sekarang Alex udah sama Letta, prioritas Alex buat Letta. Dan gue udah gak punya sapa sapa lagi." Athalie menhapus air matanya. Meskipun begitu Axel tetap membiarkannya, ia ingin Athalie mencurahkan semuanya agar penderitaannya berkurang.
"Memang bener, gue gak punya sapa sapa lagi. Semuanya hilang."
"Lu punya gue sekarang." Ucap Axel.
Athalie menghapus air matanya lagi. Tersenyum tulus kali ini keluar. Tapi terkadang cowok tidak pernah bisa dipercaya. Alex juga pernah bilang hal yang sama seperti yang dilakukan Axel.
"Enggak usah Axel kalau akhirnya nanti nggak sanggup. Gue gak mau nama baik lo jelek karena lo berteman sama bad girl."
"Athalie.. di mata gue, lo itu bukan badgirl. Lo milik gue. Punya gue. Gue ngomong gini bukan berarti gue jadi pacar lo untuk sekarang karena gue takut ga amanat. Gue gak bisa janji."
"Lo suka sama Alex kan?" Tanya Axel tiba tiba.
Rasanya kalimat itu terlalu sakit. Athalie lebih dekat dengan Alex tapi Cintanya Alex itu bukan Athalie melainkan Aletta. Athalie ikhlas karena ia tau dia bukan siapa siapanya. Bukan cowok itu yang menyakiti tapi dia sendiri yang menyakiti.
Jadi cowok itu memang serba salah. Jadi cewek itu perasa. Hati cewek itu lembut seperti kapas. Kapas jika ditiup akan terbang Itu sama halnya dengan kata kata cowok. Ucapan cowok saja sudah bisa dirasakan apalagi lebih. Cewek bakal baper. Aku Bener kan?
"Iya gue suka, meskipun kelakuannya kayak gitu. Tapi dia peduli."
"Termasuk gue."
"Tapi jangan khawatir, gue bisa hilangin rasa gue ke Alex. Jadi ga perlu takut. Karna gue gak ngerusak hubungan mereka."
"Daripada lo suka sama Alex mending lo suka gue. Gue ga jauh beda dari Alex." Athalie malah tertawa sekarang mendengar ucapan Axel.
"Waduu sama lo nih?"
"Iya sama gue. Emang mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Fantasy-Tamat- "Jadi mulai sekarang lu harus jadi pacar gue!" "Gak! Gue gak mau!" "Woy! Semuanya! Gue mau kasih tau pada lo semua! Kalau mulai sekarang Letta jadi milik gue! Jadi jangan pernah ada yang deketin dia lagi! Kalau ada yang deketin dia lu berur...