MR. POLAR BEAR

248K 6.6K 235
                                    

By: LianFand




Aku menekuk wajahku ketika Papa dengan tegas mengatakan keinginannya. Airmata yang kukeluarkan dengan susah payah untuk membuat Papa luluh tidak berpengaruh apapun.

Mama justru membujukku agar menerima saja keputusan Papa.

Ini tidak adil! Kenapa Papa tidak melakukan hal serupa pada Kak Geoff dan Kak Greg? Kenapa cuma aku?

Kulihat kedua kakakku menyeringai menahan tawa melihatku tidak berkutik.

"Kenapa bukan Kak Geoff atau Kak Greg aja sih, Pa?" protesku berusaha merubah keputusan Papa.

"Tidak bisa, Angel. Anak Om Dave laki-laki. Satu-satunya pula. Jangan mencari alasan lagi. Keputusan Papa sudah final," putus Papa membuatku terdiam kesal karena tidak bisa mengelak lagi.

"Terima aja, Dek. Anaknya baik kok," Kak Geoff ikut membujukku.

"Iya. Kakak kenal baik orangnya. Dia pasti bisa jagain kamu," sambung Kak Greg menambahi dengan senyum lebarnya.

"Huuu.... Kakak sih enak, gak dipaksa Papa," geruutuku merengut.

"Semua yang kami lakukan itu untuk kebaikanmu, Angel," Mama menengahi sambil mengusap rambut panjangku.

Huuuufft.... Aku Angeline Leandra Atmaja, bukan Siti Nurbaya! Meskipun laki-laki yang akan dijodohkan denganku bukan kakek-kakek serupa Datuk Maringgih, tapi tetap saja aku tidak rela. Ini jaman modern, kenapa Papa dan Mama masih saja berniat menjodohkanku dengan anak dari sahabatnya?

Sialnya, anak sahabat Papa itu laki-laki. Coba kalau perempuan, pasti bukan aku yang akan dijodohkan, tapi Kak Geoff atau Kak Greg.

"Iya Angel, kamu putri Mama dan Papa satu-satunya. Mana mungkin kami tega menjerumuskanmu. Percayalah, Papa dan Mama menginginkan yang terbaik untukmu. Semua yang kami lakukan hanya untuk kebaikanmu," kata Papa dengan tegas.

Aku makin menunduk. Tidak mungkin bisa membantah apa yang sudah diputuskan oleh Papa.

-----*-----

Aku duduk di antara si kembar, Kak Geoff dan Kak Greg. Om Dave dan Tante Lana duduk di hadapanku, mengapit seorang laki-laki yang sebenarnya tampan, tapi wajahnya datar dan tanpa ekspresi. Bahkan sejak berkenalan tadi-pun ia tidak menampakkan raut lain selain datar dan dingin.

Hmm.... Siapa tadi namanya? Alexander Christian Aditama? Sepertinya aku sering mendengar nama Aditama dari pembicaraan teman-teman kampus, atau juga dari karyawan karyawati Papa di kantor. Oya, aku juga sering melihat mereka di majalah bisnis milik Papa.

"Jadi bagaimana Nathan? Kapan kita resmikan pertunangan Christian dan Angel? Tidak perlu berlama-lama kan?" Om Dave berbicara pada Papa yang diangguki dengan antusias oleh Tante Lana yang tersenyum ceria.

Bagaimana bisa Om Dave dan Tante Lana yang hangat dan ceria punya anak sedingin itu? Anak pungut kali ya?

"Terserah. Kami ikut saja bagaimana baiknya," jawab Papa tertawa menyentakkanku dari lamunanku. Kulirik Mama juga mengangguk dengan penuh semangat.

"Bagaimana kalau minggu depan? Tidak terlalu cepat kan?" usul Tante Lana membuatku nyaris tersedak. Minggu depan? Tidak terlalu cepat?

Owh em ji.... Itu bukan cepat lagi, Tante. Itu kilat khusus namanya!

"Boleh!" Mama menyahut dengan senang. Bahagia sekali mereka di atas penderitaanku?

"Tutup mulutmu, Dek! Kemasukan lalat nanti baru tau rasa," bisik Kak Geoff membuatku langsung mengatupkan bibirku yang melongo sejak mendengar keputusan dan rencana sepihak mereka.

MR. POLAR BEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang