Chapter 3 : New Life

800 129 0
                                    

Taehyung mengantar Jiyeon sampai pada universitasnya, "kita sampai."

Jiyeon pun melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu mobil akan keluar tapi Taehyung menahan tangannya membuat Jiyeon menoleh.

"Mau oppa temani?" tanya Taehyung.

Jiyeon menggeleng pelan kepalanya, "tidak perlu oppa, kau masih harus kerja setelah ini dan aku tidak mau mengganggumu."

"Arasseo, semoga hari pertamamu menyenangkan."

"Oppa juga, aku pergi dulu."

Jiyeon pun keluar dari mobil dan melangkah menjauh dari mobil, Taehyung ingin mengamati adiknya masuk ke dalam baru pergi tapi belum sampai Jiyeon ke dalam ia terhenti.

"Kenapa dia berhenti?" gumam Taehyung bingung.

Jiyeon berbalik dan berlari menuju arah mobil Taehyung melihat itu segera Taehyung keluar dari mobilnya menghampiri Jiyeon.

"Oppa ... ingat janji kita hari ini'kan? Temani aku pergi belanja." ujar Jiyeon kemudian membuat Taehyung terkekeh.

"Jadi kau berlari kemari hanya ingin mengingatkanku tentang ini?" tanya Taehyung. "Baiklah jika kau sudah pulang nanti hubungi aku, aku akan menjemputmu dan kita bisa pergi belanja sepuasmu."

Jiyeon pun tersenyum lebar, "gomawo oppa, annyeong."

---

Jiyeon POV

Setelah aku selesai mengurus pendaftaran diriku kini aku sudah dapat memasuki kelas mata kuliahku, Psikologi.
Saat aku sedang dalam perjalanan menuju kelasku tiba-tiba terlintas begitu dibenakku.

Seseorang akan berlari dari belakang dan akan menabrakku hingga kami berdua terjatuh.

Terlintas begitu saja sehingga membuatku berhenti melangkah. Aku coba berbalik melihat ke belakang tapi tidak ada siapapun.

"Mungkin hanya perasaanku saja." gumamku dan melanjutkan perjalananku.

"Permisi! Awas!"

Sebuah teriakan terdengar saat beberapa langkah setelah aku melangkah, belum sempat ku menoleh dan menghindar tiba-tiba kami bertabrakan begitu kuat.

'Ayo pergi dari sini!'

Apa itu barusan? Suara siapa?

"A-auh ... sakit ...." gerutuku kesakitan dan memegangi dahi kepalaku karena tidak sengaja terbentur tembok gara-gara tabrakan yang kuat tadi.

"Ah ... maafkan aku, aku tidak sengaja. Kau tidak apa-apa?" tanya si penabrak.

Masih bisa dia bertanya aku baik-baik saja atau tidak, jelas-jelas dahiku kesakitan apa dia tidak lihat? Dasar tidak peka.

Ia meraih tanganku mencoba membantuku untuk bangun, tangan kekar dan hangat.
Aku membuka mataku dan melihat siapa yang menabrakku, betapa terkejutnya diriku saat mengenali lelaki di hadapanku.

"Kau." kami berdua sama-sama berseru terkejut dan saling menunjuk satu sama lain.

"Gadia ruangan itu."

"Kau ... Jimin."

"Kau mengenalku?" tanyanya bingung.

"Hm ... mungkin di suatu tempat sebelum di ruanganku itu." balasku.

Kami hanya saling bertatapan satu sama lain cukup lama tapi seketika ia kembali panik seperti tadi dan terburu-buru.

"Eii sekarang jam kuliahku, kita lanjut lain kali saja. Aku sedang buru-buru." ucapnya dan segera berlari dengan laju meninggalkanku.

✔Save Me [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang