Point of view Murayama Yuirii
Aku selalu berfikir bahwa dunia disekelilingku itu sangatlah berbeda, bahkan untuk berjalan saja aku tidak sanggup tegap dan selalu saja tersandung bebatuan didepan jalan. Lorong gelap dengan dinding berwarna putih pucat tampak begitu panjang tak berujung. Seolah didepan sana ada sebuah cermin besar dan sangat sulit untuk ku robohkan.
Mengenai cermin, aku begitu takut dengan cermin sejak kecil dan hingga sekarang pun itu masih saja menghantui. Dari kecil aku begitu takut dengan bayangaku sendiri, aku bahkan sempat mengira itu bukanlah bayanganku melainkan sesuatu lain di diri ku yang hidup di dimensi lain. Bukan, ini bukan mengenai dunia pararel.
Dunia pararel itu adalah saat dimana waktu dan segalanya menjadi terbalik. Itulah kenapa aku sangatlah takut melalui lorong gelap ini sendirian, aku takut bayanhan itu memangsaku dan lekas membunuh semua apa yang aku tahan di dalam hati dan diri ku sendiri. Aku juga takut bayangan itu akan menyakiti ku, karena aku sungguh tau kalau dia lebih cepat, pintar dan ramah.
Tapi berbeda dengan hal itu, kadang aku merasa dia adalah salah satu teman untuk berbagi maslah dan juga keluh kesah. Aku sadar kalau dia lah yang benar-benar selalu ada untuk ku. Dan inilah yang membuat ku mempercayai bahwa dunia kan selalu berputar di sekelilingku.🍎🍎🍎
"Baiklah ibu akan memperkenalkan teman baru kalian, Murayama Yuirii. Dia adalah murid baru, dan sebelumnya dia adalah pelajar home scholling . Jadi ibu mohon kepada kalian semua untuk baik kepada murayama-san mengerti ? "
Diam. Ya hanya suara gesekan dari bangku kayu itu, tampak ada wajah suram dari seorang siswi ah iya ini memang seluruhnya siswi. Dia cukup tomboy menurutku, dan juga dagunya begitu runcing tampak begitu kawaii. Matanya juga tampak seperti seseorang yang begitu serius.
"Hm Murayama-san, ada kursi kosong antara Megu dan Mion. Mungkin itu bisa menjadi tempat dudukmu sekarang.. "
Sudah seminggu kata-kata itu berlalu di telingaku, itulah kalimat perintah dari wali kelas kami. Aku ingat setiap detik dengan suasana dan juga momen itu..rasanya sangat mengganggu. Setiap kali aku gugup dan bingung apa yang harus aku lakukan sebagai seorang pelajar di kelas. Debaran itu sangat terasa, bahkan lidahku selalu gagu dalam berbicara. Aku merasa tampak seperti boneka inanimated. Bukan lebih tepatnya seperti patung, lagi lagi hanya menghadap lantai kelas ini.
Sepertinya menyenangkan bergurau dengan teman sekelas dan juga di kelilingi oleh kaca jendela besar di ruangan ini. Terlebih ini adalah kali pertama ku menjalani kehidupan normal ku sebagai seorang gadis 17 tahun biasa. Lagi bayanganku selalu mengatakan dia sangat mengkhawatirkan ku, mungkin baginya aku selama ini hanya sebagai seorang gadis yang mengisolasi dirinya sendiri.
Akhirnya aku terbangun dari tidur siang sesaatku, tapi entahlah dengan tiba tiba semua seisi kelas seolah mentapku heran. Mereka semua berbisik mengenai diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataomoi Finally (End)
FanfictionOkada Nana si brengsek yang hobinya mesum dan gonta-ganti pacar harus terikat hubungan 'hitam' oleh teman masa kecilnya. Taniguchi Megu, si temperamen yang begitu menyukai perlakuan 'kasar' Nana. Dia selalu menyukai permainan borgol dan juga perlaw...