Sudah hampir 1 tahun Adrian pindah ke Divisi Marketing dan jadi Assistant Manager Departemen External Marketing. Sudah 11 bulan sejak aku terakhir berbicara langsung dengannya. Selama 11 bulan interaksi kami hanya melalui tatapan-tatapan tak disengaja dan melalui perantara orang lain. Sungguh menyedihkan, pikirku. Sementara aku sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun, berangkat ke kantor dan bertemu dengannya sudah cukup menjadi motivasi bagiku.
Aku seperti Anna yang dipermainkan oleh Grey. Oke, berlebihan. Aku bahkan tak pernah disentuh sedikit pun oleh Adrian. Tapi aku dan Anna sama-sama senang 'disiksa' oleh pria-pria itu. Dia disiksa dengan, yak au tahulah. Aku disiksa oleh penolakan dan diamnya Adrian.
Jane sering mengernyit dan menggeleng setiap dia melihat aku sedang memandangi Adrian atau membicarakan Adrian. "Move on kali. Ada anak IT baru tuh yang ganteng." Aku menanggapinya dengan senyum.
Adrian berangkat ke kantor menggunakan motor. Motornya Suzuki GSR 750. Rumahnya di daerah Rawamangun dan dia biasa sampai di kantor pukul 8. Dia punya satu kemeja warna biru tua yang paling kusukai. Efek misterius yang ditimbulkan oleh kemeja itu selalu sukses membuatku terpana dan memperhatikan dia 1 menit lebih lama dari biasanya. Rambutnya memanjang dengan cepat. Biasanya dia memiliki model rambut ala Sean O'Pry di video klip Blank Space tapi kadang dia memotongnya pendek. Dua bulan kemudian rambutnya sudah tumbuh lagi. Dia sepertinya tergila-gila dengan olahraga basket. Aku bisa melihat dari badannya. Dia juga aktif mengikuti latihan basket bersama teman-teman kampusnya. Dia bahkan pernah mewakili UF dalam turnamen basket yang diadakan antar perusahaan pembiayaan. Aku sempat menyaksikannya bertanding dan dia termasuk pemain yang beberapa kali menyumbangkan skor. Aku tidak yakin dia tahu aku menontonnya karena setelah pertandingan usai, aku langsung kabur. Tapi aku tahu bahwa dia menyadari aku yang sering memperhatikannya. Memperhatikan dari jauh.
Cuma memperhatikan pun dibenci olehnya. Apalagi kalau aku sampai berani mengambil langkah? Dia mungkin langsung mengajukan resign.
***
Aku sedang berjalan sendirian menyusuri Mall Kelapa Gading di suatu Sabtu yang terik (yaaa, daerah Jakarta Utara memang terik, apalagi ini siang hari di musim kemarau. Cool! Ehm, hot maksudnya). Aku menunggu kedatangan temanku dimana kami rencananya akan makan siang bersama sebelum aku beranjak menginap di rumahnya. Kuperhatikan deretan toko yang ada di MKG tanpa minat untuk benar-benar masuk ke salah satunya. Tanggal tua nih. Masih seminggu sebelum gajian. Opsi berbelanja tidak ada ada dalam tujuanku datang ke sini saat ini selain makan siang dan buru-buru ke rumah Erida. Menonton DVD sambil ngemil mecin.
Walaupun sebuah tas di Charles & Keith menggoda imanku sih. Juga sebuah rok di Zara. Ah! -Kenapa tanggal gajian masih sepuluh hari lagi?
Ketika aku melihat Adrian berdiri di luar outlet Gaudi, aku kaget. Sebuah kebetulankah ini? Bertemu orang tak terduga di sebuah mall yang besar. Jarang sekali kudapati momen seperti ini. Mungkin ini pertanda jodoh.
Pelan-pelan kudekati dia. Wajahnya terlihat bosan dan ia berkali-kali melihat arlojinya. Apa dia sedang menemani pacarnya berbelanja ya? Tipikal pria yang menemani wanita ya seperti ini. Hanya diam di luar sambil menunggu wanitanya keluar. Kalau dia ikut berbelanja juga, ih jangan-jangan ente lekong ye ciiin.
Jika ternyata benar Adrian menunggu seorang perempuan dan perempuan ini ternyata pacarnya, pastilah aku tidak berani memandangi dia lagi. Aku mengundurkan diri sebagai pengagumnya. Pria berpacar (apalagi bersuami!) adalah sebuah larangan besar bagiku.
"Hai," sapaku ceria. Kutebalkan kulit wajahku. Pura-pura tidak sadar bahwa selama hampir setahun ini dia menganggapku tidak ada. Itu di kantor. Semoga perlakuannya beda kalau di luar kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cure of Our Secrets - END (GOOGLE PLAY)
Lãng mạnMencintai seorang Adrian bukanlah perkara mudah. Selangkah mendekat, sepuluh langkah dia menjauh. Tapi tak ada kata menyerah dalam kamus Amanda. Apalagi saat ia tahu bahwa Adrian punya rahasia. Rahasia yang membuatnya seperti Pangeran Es. *** Cerit...