Melupakanmu Itu Sulit

562 24 15
                                    

Sudah banyak cara telah ku perbuat untuk melupakanmu. Melupakan, senyum manismu dan derai tawamu. Tapi hati ku sudah terlalu dalam jatuh padamu, sudah ku ikat mati di relung jiwa dan harapan. Ku tautkan air mata sehingga tak ada yang kutangisi lagi selain dirimu. Terkadang hujan adalah sahabat bagiku yang sendiri. Merawat rindu tidaklah menyenangkan. Tapi kau masih saja berlalu tanpa mau menghadirkan aku dalam hatimu.

Aku disini, menanti penuh harap seseorang yang mampu mendekap erat perasaanku. Menunggu lama kehadiranmu membuatku sadar, bahwa cinta bisa datang dengan pintu yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Awalnya, aku dan kamu tidak saling mengenal. Hingga Tuhan membuat kita lebih dekat layaknya teman. Tak kurasa, kita lebih dekat dari apa pun. Kau ku jadikan sahabat, dan aku kau jadikan tempat mencurahkan isi hatimu. Terkadang kau sandarkan kepalamu di bahuku, mengadukan kekasihmu yang pergi entah kemana. Aku hanya bisa diam, mencoba membuatmu tenang. Padahal aku lebih menyimpan luka darimu. Mencintaimu dalam diam, adalah caraku menguatkan hati. Supaya aku dan kamu tetap bersama. Aku takut kehilangan seseorang yang telah menemani hari-hariku.

Tapi, takdir berkata lain. Aku dan kamu disibukkan dengan urusan masing-masing. Kau lupa denganku, dan aku masih merindukanmu. Hingga malam itu kau menyuruhku melupakanmu. Kau ini tega sekali memutuskan tali pergantungan seseorang yang telah bergantung kepadamu. Kau tahu aku mencintaimu. Membelah sebelah hatiku, dan kuserahkan kepadamu. Lalu kau pergi melupakanku, semudah itu kah caramu melupakan, pergi tanpa pamit, tanpa kata. Sibuk ku cari dirimu. Tapi yang ku dapat hanya cacian kekasihmu. Yang ku peroleh adalah luka, dan kau tidak pernah tahu bagaimana sakitnya luka yang kau gores itu. Luka yang kau ciprati air matamu, yang kau tutupi dengan keluh kesah kita dahulu.

Apakah kau paham, tidak semudah itu melupakanmu. Tidak semudah caramu dalam melupakanku. Bagiku,  melupakanmu sama saja dengan merenggut jantung, dan menusuknya dalam. Menghilangkan waras, dan menciptakan duka air mata yang begitu dalam. Aku sadar, mencintaimu adalah pilihan, dan aku lebih paham bahwa aku salah memilihmu untuk ku cintai. Tapi apakah aku berdosa jika mencintaimu dalam arti yang berbeda. Mencintaimu sebagai teman, sebagai sahabat yang akan kau jadikan tempat mencurahkan isi hati. Bagiku mencintaimu tidak mudah, tidak semudah caramu dalam melupakanku. Melupakanmu, maka sama saja dengan membunuh diriku sendiri dengan cara yang maha kejam. Ajarkan aku untuk melupakanmu,  seperti caramu melupakanku. Agar aku sadar, menambatkah rasa padamu adalah keliru. Sekeliru persahabatan kita yang pernah kita jalani.

Tapi aku tidak akan menyesal, mengenalmu adalah cara Tuhan untuk mengajarkanku patah hati. Seseorang yang pernah patah, tidak akan mungkin membuat yang lain patah dan tersakiti seperti dirinya.

Bahagialah, lupakan diriku. Dan aku belajar melupakanmu.

*Demi Kamu

Membunuh SepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang