Aku rindu Wendy. Hanya itu yang selalu aku alami sampai saat ini. Aku tidak pernah bosan untuk merindukkan Wendy. Meskipun gadis itu sama sekali tak menuntut ku untuk merindukkannya.
Demi Tuhan, bukannya aku berniat melakukan hal jahat dengan merindukan gadis lain selain Seulgi yang berstatus pacarku.
Hatiku selalu berbeda dengan jalan pikir ku. Aku takut Seulgi terluka tapi secara bersamaan, aku malah melukai hati ku sendiri.
Aku takut kehilangan Wendy tapi secara bersamaan juga, Seulgi berniat melakukan hal yang di luar nalar ku.
Seulgi terlalu nekad untuk melakukan hal apapun. Seminggu yang lalu Seulgi hampir melakukan bunuh diri setelah aku mengatakan ingin putus untuk kedua kalinya.
Dan aku terpaksa harus menelan kembali ucapan ku, menelan semua kebodohan yang ku lakukan dari awal. Yaitu tetap berada di dekat Seulgi dengan menyiksa batin sendiri yang terus mengerang untuk berlari ke gadis lain, Wendy.
Siang tadi aku melakukan hal bodoh lagi untuk kesekian kalinya. Aku melukai perasaan Wendy sekali lagi. Aku melukai cinta ku sendiri.
Aku meninggalkan dia seorang diri lagi untuk kedua kali. Aku ingin meronta untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada Wendy tapi persetan dengan jalan pikir ku yang selalu mengkhawatirkan tingkah Seulgi, si gadis nekad.
Aku dengan bodohnya tetap mengajak Wendy menjadi teman ku. Ingat menjadi teman. Walau hati ku menginginkan hal lebih.
Tapi yang ku pikirkan saat itu adalah perteman akan lebih abadi dari pada hubungan spesial, Pertemanan tak perlu repot-repot melakukan hal berlebihan dalam anniversary, Pertemanan bisa lebih dekat dari hubungan spesial dan pertemanan selalu bisa berbagi kesedihan bersama dan bertukar pelukan mungkin.
Aku mungkin terdengar naif untuk kalian semua tapi percayalah pertemanan yang akan aku lakukan dengan Wendy kali ini akan lebih indah dari hubungan spesial.
Jadi terimakasih kepada diri ku yang bodoh karna kebodohan ku itu membuat sedikit diri ku lebih dewasa dalam memikirkan hal apapun.
...