Bagian. 2 Audio Visual Room

521 27 10
                                    

Point of view Taniguchi Megu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Point of view Taniguchi Megu

Aku merasa hidup kembali ketika melihat dengan jelas kepalanya ada berada diantara kedua kakiku. Lidahnya tampak menjilati dengan nafsu, bermain, dan banyak kali dia menyentuh lembut kulitku bawahku.
Ini adalah saat diaman aku tidak bisa menghentikan erangan lirih ku, aku benar-benar bergidik karena tension ku seketika menjadi naik penuh dengan kenikmatan. Jariku hanya bertumpu di tepi meja dalam kondisi mengepal, kepala ku sedikit terdorong kearah belakang, mataku rapat tertutup.

Rasanya seluruh indera di tubuhku bisa merasakan sentuhannya, aku sangat kehilangan akal sehat. Rok bawah ku terangkat, aku merasa tangannya meraba kedua pinggulku meremas keduanya dengan cukup kuat. Masih merapatkan bibirnya di sela kaki ku, aku sangat merasakan geli penuh kenikmatan. Ini sangat intens.

Tapi dengan tiba-tiba dia menghentikan aktifitasnya lalu menatapku lekat.

"Naaa...chan?", aku mendesah.
Aku hampir tidak bernafas karena tatapan liarnya itu, aku melihat tatapan memburu disana seolah dia tampak begitu kelaparan. Lalu dengan hati-hati dia memasang wajah tampak seperti kucing yang baru saja mendapatkan mangsanya, naik keatas meja dengan merangkak dengan seringai liar dan sangat tampak berhasrat menunjukan gigi taringnya yang tampak lancip.

Dia mengangkat roknya dan mengangkangi ku, sebelum itu dia berhasil mengunci kedua pergelangan tanganku tepat diatas meja kini kedua pergelangan tanganku ada di atas kepala.
Aku tahu Okada Nana lah yang sangat mendominasi permainan ini, aku merasakan kulit wajahnya yang penuh dengan keringat aku tidak melihatnya hanya saja merasakan dari kontak kulit kami. Ya karena kali ini aku tidak mampu membuka mata menahan jeritan nakalku karena ini sangat besar untuk ku tolak.

"Seberapa besar kau menyukai ini, Meguchan...", Kata Okada dengan suara serak, membuka kancing seifuku dengan terburu-buru seolah tidak sabaran. Dia lalu mendapati apa yang menjadi incarannya, dia mengekspose oppai ku. Dia meletekan genggamannya di antara mereka, sedikit menekan dengan gairah terlalu intens. Membuat tubuhku semakin memanas sedikit bergetar, aku hanya merasakan kesakitan di tiap bagian remasannya.

Entahlah ini membuatku semakin basah dari sebelumnya, sungguh aku sangat terbakar panas dengan gairahnya. Aku diam tidak bisa berbuat apapun ketika Naachan yang melakukannya.

Nafasnya kali ini begitu terengah-engah, aku menggigit bibir bawahku masih menagamati mata seriusnya yang penuh dengan gairah, penuh hasrat ini membuat sekujur tubuhku menegang.

Dia tampak berfikir seolah aku hanya miliknya, dia lalu membuka semua seifuku-ku mengekspose semuanya dan menatapku. Dia lalu mengitari tubuhku seolah mengendalikanku. Ini adalah bukti bahwa aku ada di kendalinya.

Sial pinggul milik Naachan menjadi lebih tertekan, membuatku semakin terangsang. Dia mengerang menyukainya, sambil tangannya masih bermain di kedua oppai ku. Semakin menekan keras, dan rintihan kami hampir senada. Aku sepenuhnya basah dibawah sana, tapi entahlah ini semakin membuatku gila.

Kataomoi Finally (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang