"Hentikan Divan..." ucap seorang yang berbicara kepada harimau itu.
What the-??
Divan sedikit kaget karna nama harimau itu sama dengan namanya, dengan kesal dia menoleh kearah orang yang bersuara tersebut.
***
Dan tampaklah sesosok wanita mungil nan manis sedang memerintahkan harimau itu untuk tidak mengganggu Divan. Sesaat Divan terpana akan paras yang dimiliki wanita itu.
Kenapa ada gadis secantik dia dihutan ini? Apakah dia penunggu hutan ini?
Divan melihat kearah kaki gadis itu yang ternyata masih menapak tanah. Saat Divan mengetahui bahwa gadis itu bukan hantu, wajahnya berubah menjadi kesal. Kesal karena nama harimau ini sama dengan namanya!
"Siapa kau?" Gadis itu bertanya kepada Divan dengan suara dingin.
"Aku tersesat. Dan mobilku mogok..." Divan menunjuk kearah mobilnya yang mogok.
Gadis itu mengikuti arah yang ditunjuk Divan, melihat barang yang tak pernah ia temui membuat mata gadis itu berbinar penuh keingintahuan.
Gadis itu menghampiri mobil ini dengan mengelilingi hampir 5 kali memutari mobil. Lalu kemudian dia memanjat kearah jendela mobil yang terbuka dan menaikinya sampai dia terduduk diatap mobil.
"Benda apa ini? Keras sekali..." Menekan-nekan atap mobil.
"Apa kau tak pernah melihat mobil? Itu mobil! Cepat kau turun, kamu bisa membuat mobilku lecet. Turun!" Divan menarik kaki gadis itu yang menjuntai disamping jendela.
"Eh eh eh" Gadis itu berpegangan erat kepada pinggiran atap mobil sambil menghentak-hentakkan kakinya agar terlepas dari genggaman Divan.
"Turun!" Divan semakin kuat menarik kaki Gadis itu.
Gadis itu mulai terlihat kesal dan dengan sekuat tenaga menginjak muka Divan yang berada dibawah kakinya, sehingga kakinya terlepas sedangkan Divan jatuh terduduk diatas rumput.
Gadis itu tertawa mengejek kearah Divan dan mulai membaringkan tubuhnya diatas atap mobil. Mengangkat tangannya kearah langit seakan-akan ia mampu menggapai langit diatasnya.
"Heh gadis gila turun!" Divan nekat memanjat jendela mobilnya sendiri dan menarik pinggang gadis itu kebawah. Alhasil mereka jatuh berdebum diatas tanah dengan posisi gadis itu yang menindih Divan.
Sesaat mereka tertahan dalam posisi itu. Gadis itu menatap polos wajah Divan, sedangkan Divan menatap lekat tepat dimata gadis itu.
Cantik...
"Siapa namamu?" Divan bertanya dengan lembut. Kejengkelannya menguap seketika saat memandang wajah polos gadis itu.
"Angel..." Angel bergumam dengan lembut.
Dengan lembut Divan membantu Angel untuk bangkit dari posisinya. Sepertinya Divan benar-benar telah jatuh dalam pesona Angel. Lihat saja sikapnya saat ini bagaikan lelaki gentle.
"Apa kau baik - baik saja?" Divan bertanya dengan tatapan lembut.
Angel mengangguk tanda mengiyakan.
"Dimana rumahmu?" Sekali lagi Divan bertanya kepada Angel.
Tanpa menunggu jawabannya, Angel menarik tangan Divan lembut untuk mengikutinya.
***
Ternyata Angel membawanya ke tempat yang sangat terpencil di tengah-tengah hutan, dan ternyata disana terdapat rumah gubuk kecil yang berdiri rapuh dan membutuhkan perbaikan sana - sini.
"Ini rumahku, masuklah" Angel mempersilakan Divan untuk duduk diatas dipan di teras rumahnya.
"Nenek..." angel memasuki rumah itu untuk memanggil neneknya.
"Ada apa Angel? Kau sangat berisik sekali. Apa kau sudah memberi makan Divan?" Nenek itu bertanya sambil berjalan dipapah Angel.
Divan yang mendengar nenek itu menyebut nama harimau tadi membuatnya kesal.
Saat nenek sudah sampai dihadapan Divan, dia sedikit terkejut.
"Kamu siapa?" Nenek itu bertanya kepada Divan, sambil dibantu duduk oleh Angel.
"Saya tersesat disini nek, dan Angel membawa saya kemari" Divan menjelaskan dengan nada lembut penuh perhatian.
"Aah... Sudah lama sekali, kita tidak kedatangan tamu. Angel siapkan teh untuk anak ini" nenek itu menyuruh Angel dengan tangan menyuruhnya masuk.
"Baik nenek" Angel menunduk sebentar lalu pergi membuatkan teh untuk Divan.
"Kenapa kau bisa tersesat nak?" Nenek itu bertanya lagi dengan lembut dan tatapan penuh kasih sayang kepada Divan.
"Mobil saya mogok saat memasuki hutan ini nek, dan saya bertemu dengan cucu nenek. Sehingga sampailah saya disini." Divan menjelaskan dengan singkat.
"Ah kamu dari kota rupanya. sebenarnya nenek ingin minta tolong kepadamu" nenek menunduk dengan sedih.
"Minta tolong apa nek?" Divan merasa prihatin dan kasian kepada nenek itu.
"Angel. Nenek mengkhawatirkan dia. Nenek ingin kamu membawa dia ke kota, agar dia tidak terus-terusan terkurung dihutan ini. Nenek tidak mau dia seperti nenek" nenek mengungkapkan keinginannya dengan tatapan sendu kepada Divan.
Praangg...
Suara gelas yang terbuat darii seng terjatuh dari tangan Angel.
"Nenek... Aku tidak mau meninggalkan nenek! Apalagi hutan ini" Angel menghampiri neneknya dan menangis dihadapannya.
"Nak" nenek memanggil Angel sambil mengusap rambutnya. "Tempatmu bukan disini sayang, nenek sudah menantikan hari ini. Dimana kamu akan kembali ke tempatmu. Nenek mohon sekali sama Angel. Ini permintaan nenek, kamu tidak mau mengabulkannya?" Nenek mengelus pipi Angel yang banjir akan air mata.
"Nak? Gimana? Apa kamu mau membawa Angel bersamamu? Tapi Nenek mohon jaga dia nantinya. Kamu bisa? "Nenek mengalihkan perhatiannya kearah Divan.
Divan terlihat berfikir dan akhirnya mengangguk setuju.
"Terima kasih nak" nenek memegang bahu Divan "hari sudah malam. Sebaiknya kamu tinggallah sementara disini sampai pagi tiba" nenek menyarankan Divan untuk tinggal.
"Baiklah nek. Terima kasih"
***
Keesokan harinya...
"NENEKKKK" Divan dikejutkan oleh teriakan Angel yang membangunkannya.
Dengan gerakan tergesah-gesah Divan menghampiri Angel.
"Nenek..."
To Be Continue..
Hai gaes kayaknyaa aku hari ini lagi mood nge next cerita. Tapi satu2 duli yahh.... Aku kebetulan keinget alur cerita ini jadi ku next dulu yang ini heheheh....
Selamat membaca... Jangan lupa vote dan comentnya...
Maaf ya karna aku udah vacum beberapa tahun mweheheehhe..
Salam.
Aprilia
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl of Forest
RandomAldivan Ferano Whibley, seorang CEO dengan segala kemegahan yang dimilikinya serta tampilan fisik yang begitu mampu memikat hati para gadis yang berpapasan dengannya, memimpin sebuah perusahaan besar dengan segala sifat tegas dan profesionalnya itu...