PART 4 NEVER DOUBT

536 21 0
                                    

Cinta bukan satu satunya jalan menuju bahagia tapi sebut saja dia logika

Hari bahagia - Raisa

Uela menutup pintu toilet dengan membantingnya, brengsek satu kalimat yang mewakili sikap laki laki itu, segitu gak percayanya dia dengan Uela padahal jelas jelas peluh keringat tercetak diwajahnya dan di baju yang Uela kenakan, kalaupun dia berbohong untuk apa? Gak berguna sama sekali, apalagi berbohong untuk terlambat insane Uela mengatur nafasnya yang memburu, seandainya si brengsek itu bukan BOSS nya demi tuhan satu bogem mentah dari Uela akan terpahat diwajah si brengsek. Uela harus memperbanyak stok sabarnya untuk menghadapi si brengsek, cukup ia di maki maki si brengsek saat ini dia gak boleh lemah, sebentar lagi tinggal sebentar lagi dia hanya cukup bersabar dan gak boleh ragu sedikit pun dengan pilihannya ini.

Uela mengganti bajunya dengan terburu buru lalu ia segera kembali ke meja kerjanya dan
BAMM
Baru ia akan duduk sebuah makian terdengar di telinganya.

"Kemana aja kamu! Ganti baju lama banget kamu kira kamu itu gak ada kerjaan! Ha " itu adalah makian kesekian kali yang dia dengar selama dua hari berkerja di tempat ini.

"Maaf pak saya tadi sakit perut perut makanya saya lama di toiletnya" Ucap Uela setengah hati

"Banyak alasan, kirim file yang bakal dirapatkan hari ini" si brengsek pergi setelah mengatakan itu

Uela memukul meja dengan sekuat tenaga, mengeluarkan segala amarahnya kedalam pukulannya itu dan untungnya meja itu gak rusak, diusap usap meja itu bodoh sekali Uela meluapkan emosinya ke furniture kantor ini kalau sampai ada yang rusak bisa habis nyawanya, Uela lalu duduk dan bersender pada kursi, melepas kacamata lalu memijit pangkal hidungnya, bolehkah dia pindah dari kantor ini setidaknya berikan dia atasan yang sedikit waras dari pada si brengsek. Baru sebentar Uela berkhayal kalimat sinis menggema di telinganya.

"Kamu ngapain buang buang waktu! Kalau gak niat kerja resign aja, saya nggak butuh orang yang kerjanya mengkhayal !" bisakah si brengsek ini membiarkannya untuk beristirahat sebentar saja, Uela manusia bukan robot, Uela menarik nafasnya dan menghembuskannya secara perlahan lalu dia berdiri dan menatap tajam si brengsek.

"I just wanna rest for a minute sir, i'm not robot i'm only human please dont negative thinking again" Uela mengucapkan kalimat itu dengan sekali ucap dan laki laki brengsek di depannya tercengang sesaat lalu dia meninggalkan Uela begitu saja
Hah apa uela tidak salah lihat si brengsek itu pergi begitu saja setelah dia mengatakan hal yang begitu jujur? Ah kalau begini caranya bisa bisa si brengsek itu menganggap dirinya sudah di ambang batas lelah dan menganggap dirinya lemah, nggak boleh hal itu terjadi Uela harus tunjukkan pada si brengsek bahwa dia gak lemah sama sekali.

Jam lima sore sudah berlalu setengah jam yang lalu tetapi Uela masih setia membetulkan rantai sepedanya yang copot dan sampai saat ini gak ada tanda tanda rantai itu terpasang,  menjengkelkan tetapi Uela bisa apa uang dikantong sisa lima ribu rupiah dan dompetnya juga gak bersahabat sama sekali, alamat Uela harus pulang sambil nuntun sepeda ini mah.

Uela menghapus keringat yang berkucuran di sekitar wajahnya dengan punggung tangan, seandainya motornya nggak habis aki dan rantai sepedanya nggak rusak kayak gini mungkin dia gak akan kelelahan seperti ini dan bisa dikatakan rumah Uela masih 3/4 perjalan bisa dibayangkan bagaimana perasaan Uela saat ini, CAPEK POLL.

Ah mungkin ini karma dari si brengsek kepada dirinya yang  keterlaluan tapi kan gak sepenuhnya salah dia terus kenapa dia yang kena sialnya, pasti si brengsek itu sudah tidur tiduran dikasur yang empuk dan juga sedang menertawakan dirinya yang begitu menyedihkan, seandainya aja dia bisa menyerah saat ini mungkin saat ini juga dia akan kirim surat resign dan mungkin juga hidupnya akan lebih sejahtera gak seperti saat ini menyedihkan seorang PEREMPUAN disore sore hari menuntun sepeda padahal bisa saja dia menggunakan ojek online tapi emang dasar sial dompet gak ada isi duit cadangan pun gak ada, salah apa Uela sampai bisa semenyedihkan ini.

Tepat pukul tujuh malam Uela sampai dirumahnya, Uela taruh sepedanya ditempatnya lalu Uela duduk dilantai ah tepatnya dia tiduran dilantai astaga menyedihkan sekali keadaannya, keringat nya pun masih mengucur di bagian bagian tertentu tapi Uela gak peduli kakinya sudah amat sangat sakit bahkan betisnya pun sudah bengkak.

Uela baru saja memegang handle pintu tetapi suara teriakan yang begitu memekakkan telinga membuat Uela mengurungkan niatnya untuk masuk rumah, sudah jelas itu suara ibu yang sedang meneriaki ayahnya yang memang suka marah marah tanpa alasan pada ibunya dan seandainya Uela masuk sudah pasti dia akan kena semprot, lebih baik dia menunggu sampai selesai baru dia masuk kedalam rumah, Uela mengetuk ketukan jarinya sudah dua jam lebih dirinya diluar dan sepertinya pertikaian kedua orang tuanya sudah selesai, Uela membuka pintu dan hanya bisa menghembuskan nafas kesalnya, isi rumah semuanya sudah berhamburan dilantai bahkan pecahan piring pun menghiasi lantai rumahnya, Uela menutup pintu rumahnya.

"Dari mana kamu? Kenapa jam segini baru balik, apa kamu lupa kalau kamu punya rumah!" Uela mengepalkan tangannya dengan kencang, seandainya saja dia tau kalau Uela sedari tadi sudah duduk berjam-jam di depan rumah menunggu dirinya selesai memaki maki ibunya.

"El dari kantor, El masuk kamar dulu" hanya kata kata itu yang bisa Uela ucapkan pada dia yang membuat Uela masuk angin malam ini.

Sebelum Uela masuk ke kamarnya dia menghampiri kamar orang tuanya dan melihat keadaan ibunya, Uela menghampiri ibunya yang sedang tertidur Uela menahan tangisnya melihat keadaan ibunya.

"Buk, Uel udah pulang maafin Uel ya yang nggak ada saat ibu dijahatin dia" susah payah Uela mengucapkan kata kata itu, seharusnya tadi Uela masuk saja dan melindungi ibunya seandainya tadi dirinya nggak egois seperti ini pasti wajah ibunya tidak akan ada lebam seandainya tadi dia masuk lebam itu akan ada diwajahnya dan seandainya tadi ia masuk seharusnya ibunya bisa tidur dengan tenang, tidak seperti saat ini meskipun matanya terpejam Uela tau ibunya sedang menangis.

Uela keluar dari kamar orang tuanya dan berjalan ke arah kamarnya tetapi bunyi suara pesan masuk terdengar oleh Uela dan membuat dirinya menganti haluan jalannya menjadi ke arah dentingan suara pesan masuk itu dan ternyata itu adalah suara pesan masuk dari handphone ayahnya, Uela melihat sederatan kata -kata yang begitu menjijikan dari pesan masuk itu, ternyata sampai saat ini wanita itu dan ayahnya masih berkomunikasi.

Uela muak dengan ayahnya, kenapa harus ibunya yang menderita akibat ayahnya kenapa bukan wanita ber-suami itu saja yang menderita karena Ayahnya, Uela memutar tubuhnya, sungguh begitu buruk hidupnya dapat atasan yang brengsek, punya keluarga yang selalu menyalah nyalahinya dan kenapa dia begitu lemah untuk menghadapi kehidupan ini.

Uela dengan berat hati bangun dari tidur nyenyaknya, hari ini dia harus berangkat lebih pagi supaya si brengsek itu gak mengata ngatai dirinya, sudah cukup dirinya ini direndahi oleh laki laki brengsek itu sekarang saatnya Uela memberikan serangan balasan yang bahkan tidak terpikirkan sama sekali. Selamat menikmati serangan balasan gue, manusia brengsek 😈

REAL OR FAKE "NERD"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang