Prologue

110 33 27
                                    

Xs and Os
-Lang Leav, Love & Misadventure

Love is a game
     of tic-tac-toe,
                constantly waiting,
               for the next x or o.

Awal tahun baru ini, Lucas yang baru lulus dari SMP Damarion, harus melepas pergi para sahabatnya termasuk diriku. Pertemanan kami yang sudah berjalan selama 10 tahun ini harus kandas karena Lucas yang harus pergi. Sekarang, pertemanan kami hanya sebatas memori.

Para sahabatnya berjanji, kelak, pada saat Lucas minggat ke negara tetangga, mereka akan tetap selalu keep in touch dengannya lewat facebook dan tetap menjadikan Lucas sebagai sahabat mereka.

Berbeda dengan diriku, aku tidak tahu apakah aku bisa berjanji dan menepati janji untuk tetap berhubungan dengannya. Beberapa hari terakhir ini, semenjak Lucas memberi tahuku tentang rencananya untuk pindah ke negara tetangga, aku bertengkar dengan dia karena menurutku ini terlalu mendadak.

Kami sudah berjanji untuk masuk ke sekolah yang sama, SMA Kraise. Ia bahkan tak repot-repot meminta maaf kepadaku. Bukan salahku kan kalau aku marah padanya? Bukan salahku juga kalau aku tidak dapat berjanji seperti sahabat-sahabatnya. Toh, dia pun tidak menepati janjinya sendiri untuk masuk ke SMA yang sama denganku.

-----

Besok, tanggal 3 Januari, hari dimana Lucas akan pergi. Tentu saja aku ikut membantu membereskan barang-barang yang ada di kamarnya. Kami bertetangga. Tidak perlu berjalan jauh, hanya beberapa langkah saja sudah sampai ke rumahnya.

Nanti, pada saat Lucas akan pergi, apakah dia akan lupa padaku?

Mungkin dia akan menemukan teman-teman yang baru, yang lebih seru, dan akhirnya melupakanku. Sebersit pertanyaan, entah dari mana datangnya, muncul di dalam benakku yang menganggu hati ini.

"Tiap orang, bahkan sahabat sekalipun, dapat tergantikan kan?

"Zoe!! Kenapa kamu melamun? Cepat bantu aku memindahkan kardus-kardus ini!"

Aku tersentak kaget. Ini adalah kalimat pertama yang diucapkan oleh Lucas sejak aku duduk termenung di kamarnya. Aku hanya diam dan menuruti perintah-perintahnya.

Kadang, Lucas suka menjadi seorang yang bossy. Kerap kali aku jadi kesal karena sifatnya yang jelek itu. Belum lagi dengan sifatnya yang egois.

----

Apakah disana Lucas akan menemukan seseorang yang lebih sabar dari aku?
Apakah mereka akan tahan dengan sifat Lucas?

Tanpa sadar, tanganku sudah berhenti memindahkan kardus-kardus itu. Hanya menatap hampa ke kamar Lucas yang mulai bersih dari segala kardus-kardus yang berserakan. Bersisakan ranjang dan lemari juga rak bukunya.

Kenangan-kenangan mulai berkelebat lagi di dalam kepalaku hingga mataku mulai panas. Tanpa bisa dicegah, air mataku pun jatuh. Buru-buru aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan dari wajah Lucas.

Lucas tahu. Lucas tahu aku menangis. Ia berhenti dari aktivitasnya dan mengajakku pergi ke atap rumahnya.

----- Bersambung -----

Buat yang masih bingung, Zoe itu cewek yah..

Tolong di vomment ya! Disini aku menerima kritikan maupun saran! Sans aja kalau mau comment. Soalnya, aku nulis ceritaku disini supaya aku bisa belajar nulis yang lebih bagus.

Btw, sebenernya ini cerita buat tugas sekolahku [walaupun dikumpulnya masih bulan depan sih].
Jadi, kalau ada kekurangan, tolong banget nih supaya di kasih tau!!
*Itung2 biar ntar bisa di revisi lagi dan dapet nilai bagus gitu~~😃😃*

Terima kasih! ♡♡

Mémoire ; MemoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang