19

90.8K 5.1K 146
                                    

***

Mobil sport berwarna merah milik Dira berhenti disebuah cafe, Cafe Kita. Cafe miliknya.

Begitu memasuki cafe, semua karyawannya menyambut Dira dengan ramah sedangkan pria itu hanya membalasnya dengan senyuman-senyuman kecil.

Matanya menyapu seluruh pengunjung cafe, mencari sosok istri kecil nya.

"Dir!" seseorang yang dicarinya melambaikan tangan dari kursi dipojok ruangan. Kaki Dira melangkah untuk mendekatinya.

"Halo Flo." sapa Dira seraya duduk dikursi yang berhadapan dengan Flo.

"Gue udah pesen makanan, gue juga udah pesenin buat lo."

"Emang kamu tau kesukaan saya?"

"Biasa." jawab Flo membuat kening Dira berkerut tak mengerti.

"Gue tinggal bilang aja makanan yang biasa lo makan, mereka kan ngerti, waktu itu lo juga bilang begitu kan?" jelas Flo membuat Dira mengingat-ngingat kejadian yang sudah berlalu satu bulan lebih, awal pertemuannya dengan Flo.

Bibir Dira menyunggingkan senyum. "Kenapa ngajak makan siang bareng?" tanya Dira membuat Flo terdiam. Gadis itu menundukan kepalanya, menimbang-nimbang soal perkataan yang akan ia lontarkan.

"Flo?"

"Dir, lo milik gue! Gue milik lo!"

"Hah? Apa? Kamu kenapa sih Flo? Saya gak ngerti."

"Hati gue. Hati gue milik lo seutuhnya Dir, jadi bukan cuma perjodohan aja kita nikah tapi karena," Flo menjeda ucapannya, Dira masih menunggu kelanjutannya dengan setia.

"gue juga suka sama lo." lanjut Flo pelan. Suaranya nyaris tak dapat didengar oleh Dira.

"Maksudnya apa sih? Saya gak ngerti."

"Kita bisa ngelakuin hal layaknya suami istri, Dir." jelas Flo dengan nada sedikit emosi. Dirinya tidak habis pikir bahwa pria berusia 27tahun dihadapannya ini begitu polos.

"Maksudnya kamu bisa saya hamilin?" tanya Dira asal membuat mata gadis dihadapannya hampir saja melompat keluar.

"Gak! Gak untuk itu!" Dira terkekeh, terang saja karena dirinya tidak benar-benar serius mengatakan itu. Dira masih menghargai status Flo yang masih seorang siswi kelas 2 yang akan naik ke kelas 3 SMA.

"Kita cuma bisa jalan, nonton dan makan bareng kayak sepasang kekasih Ra, tapi," lagi-lagi Flo menggantungkan kalimatnya.

"maaf kalo gue masih bakal bilang kalo lo itu temen didepan temen-temen gue." lanjutnya. Dira mengusap puncak kepala Flo.

"Saya ngerti." Dira menyunggingkan senyumnya.

"Permisi mas, mba." seorang waiters datang untuk meletakan makanan yang sudah dipesan Flo sebelumnya. Dira mengangguk sopan, mengizinkan sang waiters melakukan tugasnya.

"Ganggu aja!" umpat Flo. Dira yang menyadari istri nya yang mengumpat dengan ekspresi tak bersahabat hanya menyunggingkan senyumnya, lagi.

FLORA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang