Part 13

1.5K 83 13
                                    

Berlari sekencang yang Ia bisa, tak memperdulikan pasien lain yang berlalu lalang di dalam loby rumah sakit. Masih Jongwoon ingat dengan jelas bunyi kalimat terakhir yang diucakan oleh sang Ayah di line telfon beberapa saat yang lalu.

'Kami di atap, Eomma mu mencoba bunuh diri...', Kalimat yang mampu membuat jantung Jongwoon berpacu lebih cepat dibanding biasanya, lupakan tentang jam sekolah yang belum berakhir, hanya berlari mencari lift tercepat untuk membawanya ke lantai teratas.

"Ppali, chom~", Pekik bibir plump itu sebal tat kala lift tak segera membuka, membuat kesabaran Jongwoon harus kembali diuji.

Beruntung karena Kyuhyun berdiri di sampingnya, menggenggam tangan mungil Jongwoon seakan memberi isyarat, 'tenanglah, semua akan baik-baik saja~', Bahkan hanya dengan tatapan caramel teduh itu saja sudah mampu membuang sedikit kegelisahan di hati Jongwoon.

Ting~

Pintu lift akhirnya terbuka, menyisakan Jongwoon dan Kyuhyun yang segera masuk ke dalamnya. angka 12 adalah yang menjadi pendaratan jari mungil Jongwoon, disusul dengan rasa panik yang kembali menyerang dasar jiwanya.

"Jongwoonie....", Lirih Kyuhyun, dilihatnya sang pria terkasih yang tak lagi menampakkan senyum manis seperti biasa, hanya kegelisahan yang bisa Kyuhyun lihat dari mata ber onyx tajam itu.

"Bagaimana jika Eomma melakukan hal yang buruk, Kyu?", Terisak dengan suara yang hampir bergetar, Kyuhyun tahu air mata bening itu akan segera menetes, "Aku tak akan bisa memaafkan diriku sendiri jika Eomma sampai melakukannya~"

Selain menggenggam tangan dan menyembunyikan wajah Jongwoon kedalam dekapan hangatnya, apalagi yang bisa Kyuhyun lakukan?

"Jangan terus memikirkan kemungkinan buruk... Ahjumma akan baik-baik saja~", Atau setidaknya itulah yang Kyuhyun harapkan bisa terjadi.

Ting~

Berlari menuju anak tangga yang akan membawa keduanya masuk ke area atap adalah yang sekarang Jongwoon serta Kyuhyun lakukan. Derap langkah kaki saling bersahutan hingga pintu penghalang itu sampai pada dua pasang indera penglihatan mereka.

Ragu.

Haruskah Jongwoon membukanya?

Keraguan sempat muncul, sebelum tangan besar Kyuhyun datang, seakan membantu serta menguatkan Jongwoon disaat yang bersamaan, "Kkaja~", Ajaknya lirih.

Klek~

Dan pemandangan Dokter serta beberapa Suster adalah yang pertama kali menyapu onyx gelap Jongwoon, disusul oleh Heechul dan Yunho yang melihat Jaejoong berdiri di ujung atap, seakan siap untuk melompat turun dengan pakaian rumah sakitnya.

"Jaejoong-ah, jebal~~ kemarilah dan jangan lakukan hal itu", Pinta Yunho, entah untuk yang keberapa kalinya.

Dan disana, Jaejoong hanya terdiam dengan memunggungi orang-orang yang tengah harap-harap cemas atas keputusannya. Menatap dalam lalu lintas manusia di bawah sana, seakan tak peduli jika sedikit saja Ia salah langkah, maka nyawa akan menjadi taruhan.

"Eomma~", Panggil Jongwoon lirih, sudah tak terhitung berapa banyak air mata yang Ia keluarkan hari ini, mendengar Eomma nya kabur dari kamar rawat dan kemudian berakhir dengan berdiri tanpa rasa beban di ujung atap seperti itu. Sungguh, betapa Jongwoon menyesal akan pengakuan jati dirinya beberapa hari lalu.

Seakan terpanggil oleh sebuah suara yang familiar, Jaejoong menolehkan kepalanya, sedikit senyum Ia tampilkan kepada sang anak yang seakan sudah sangat lama tak pernah Ia jumpai, "Yesungie~", Dan bahkan alam bawah sadarnya pun masih menganggap Jongwoon sebagai Yesung, sebegitu egoiskah Jaejoong?

For Once, Call My Name [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang