Setelah tiga perempat jam, di tempat itu, menunggu dengan panik sampai Trevie selesai makan. Akhirnya kita kembali ke gedung sekolah.
Selangkah memasuki gedung sekolah, aku langsung berniat untuk mencari Heaven. Tapi, berusaha agar Trevie tidak tau. Aku celingak-celinguk, mata ku kemana-mana untuk mencari Heaven. Tapi kayaknya, sekolah udah sepi banget. Aneh ya, sekolah ini cepet banget sepinya.
LINE! OH IYA!
Aku dengan segera membuka line ku. Juga sambil berusaha agar Trevie tidak mengintip.
LINE
"Untitled" GroupHeaven : WOI
Heaven : FAITH! LU DIMANAAAAA
Moren : FAITTTTHHHHHHH
Heaven : TA- LU DIMANA WOI?
Gandees : Heav, Faith sama Trevie gaada di lobby
Heaven : WOI
Heaven : GILA LU FAITH AN--R
Heaven : gr8 bitj
Heaven : WOI
Heaven : Woi
Heaven : Woi
Heaven : WoiOhh sh---t! 24 new messages. Mampussssss
Heaven gimana nih? Atau dia udah balik? Kena masalah sih ini udah fix. Apa.. besok pura-pura sakit? Ah. Otakku jadi kemana-mana. Panik tak beraturan. Mungkin Heaven akan mengira bahwa aku malah mencari kesempatan untuk berduaan sama Trevie. Duh."Trev," panggilku.
"Ya, kenapa? Masih laper?" jawabnya sambil cengengesan.
"Gue mau pulang."
Aku lari mengambil tas dan segera pulang. Can I... just forget about anything today? Terutama Trevie dan Heaven. Mereka berdua adalah kedua teman terdekatku yang sekarang malah ingin aku lupakan.
"Udah sampe Kak," Supirku membangunkanku dari tidur tenang ku. Entah kenapa, tidur di mobil itu enak banget.
Aku bergegas ke atas untuk segera melanjutkan tidurku. Aku sangat lelah hari ini. Physically and mentally. Tapi yang ku lakukan malahan membuka hp.
Sometimes, social media bikin aku takut. Karena sebagian besar masalah yang bikin aku ga tenang berasal dari social media.
"Wait, grup untitled mana?"
Apa gua di kick? No. I don't care. Aku lalu melanjutkan tidurku dan grup untitledku yang hilang terus terbayang-bayang di kepala ku.
"Hi, Heav!" sapaku.
Tapi mereka malah tidak menghiraukanku.
"Hi, Heav, Mor, Gandees!" sapaku sekali lagi.
Tiba-tiba mereka berdiri dan Heaven mendorongku hingga aku menghantam loker.
"MAKSUDLO APA?" teriak Heaven didepanku.
"APAANSIH??" ucapku.
"Masih mengharapkan happy ending, Faith?" ucap Moren.
"MAKSUD KALIAN APA SIH?" kataku.
"Trevie little boy Trevie, dia punya gue. Oke?" kata Heaven sambil menghantam pintu loker.
"Tapi kalian harus denger dulu yang sebenernya!"
Mereka menjadi lebih tenang dan sepertinya mau mendengarkan penjelasanku.
"Ini baru kalian yang gue kenal dari awal mula terbentuknya Untitled," kataku yang juga mulai tenang.
"Untitled? Check your phone. You're no longer there."
"Maksudlo apa?" jantungku berdetak dengan kencang sehingga rasanya aku makin lemas dan ingin menjatuhkan diri ke lantai.
"You've been KICKED!"
"AHH!" Aku terbangun dari mimpi ga jelas. Bisa ga sih aku ga mikirin soal Heaven dan Untitled? Sampe mereka harus kebawa mimpi. Aku coba untuk lebih optimis dan tenang tapi sepertinya jika yang di mimpiku beneran terjadi, itu akan jadi nightmare. Nightmare yang bukan hanya berlangsung semalam, tapi berbulan-bulan.
No, please no. Apakah kalo aku emang punya perasaan sama Trevie itu salah?
***
Hey guys! Tolong dibaca dan bantu jawab ya..
Supaya buku ini lebih menarik, kalian bisa comment celeb yang kalian suka biar bisa featured di cerita ini. Bebas! Mau western, indo, kpop, dll. Semuanya boleh.
Ditunggu...
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Book Ends : Re-cycle
Genç Kurgu[BAHASA] Buku Miracle tidak berakhir happily efer after, karena sebenarnya happy ending yang selalu ada pada dongeng itu tidak ada di kehidupan nyata. Lalu bagaimana dengan kehidupannya sekarang? Tidak mungkin kehidupan seseorang hanya menggantung s...