Promises

41 1 1
                                    

Writer Greeting :

Hello! This is my second story. Ditunggu kritik dan saran kalian. Terimakasih! Hope you enjoy it!

Pagi ini tidak ada yang berubah, kamarku dipenuhi kertas-kertas berhamburan. Terlalu banyak yang kutulis kali ini. Ada satu tulisan tentang mu. Kau tahu, dua tahun belakangan ini terasa berbeda, tidak ada yang spesial. Tapi ketahuilah aku baik-baik saja.

Angin bulan Desember masuk kecelah-celah rambutku, tanpa ku sadari tangan ku mulai membeku. Kini aku membawa kan setumpuk kain woll untukmu, apakah kau menyukainya? ada warna-warna favorit mu disana abu-abu, biru dan jangan kau tanyakan mengapa terdapat lingkaran di bawah mata ku, karena tadi malam aku baru menyelesaikannya.

Apa kau merasa lebih baik?
Aku tau kau tidak terlalu suka dingin, terutama ketika salju menyentuh kulit mu. Tenanglah kini kau aman. Jika kau merasa ada yang salah dengan kain wol ini, aku akan kembali disini untuk melihat dan memperbaikinya. Kali ini aku berjanji.

Bolehkah aku meminta maaf?
karena kali ini aku tak dapat menemukan kelingking mu dan membuat janji kelingking kita seperti biasa, tapi tak usah khawatir karena janji ini sama kuatnya dengan janji kelingking kita.

"Apa kau lihat gadis itu? dia kah yang kau puja?"
Seseorang berdiri tegak, melihat gadis yang mulai memenuhi batu nisan dengan kain wol yang terajut rapih. Sedangkan butiran putih jatuh diatasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cause I'm Right HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang