"Kamu tau gak?" aku menyandarkan kepalaku di pundaknya yang kokoh.
Dia mematikan televisi dan mengelus rambutku dengan sayang, "Enggak."
"Ih kamu tuh." ujarku manja.
Ah, sudah lama aku tidak bermanja-manja dengan pria berjenggot tipis ini. Brewoknya sudah kucukur kemarin dan untung saja rambut dagunya itu tumbuh tidak terlalu cepat.
Dia tertawa renyah, "Memang kamu mau kasih info apa sih, sayangku?"
Ah. Sayangku~
Mendengar kata itu keluar dari bibirnya membuatku merinding sendiri, meskipun panggilan itu sudah berjuta-juta kali dia ucapkan tetapi efeknya semakin kuat.
"Dulu banget waktu kita belum ketemu." aku mulai bercuit, dia diam memperhatikan.
"Aku pernah repost postingan instagram."
"Hm?"
"Aku masih inget banget kata-katanya, 'Yakinlah, sejauh apapun jaraknya Allah selalu punya cara untuk mempertemukan mereka yang mencintai karena Allah.'"
"Dan..." aku sengaja menghentikan ucapanku.
Dia menoleh dan menaik turunkan alis tebalnya seolah bertanya tentang kelanjutan ucapanku.
Aku tersenyum lalu memeluk lengannya dengan manja, "Aku menemukanmu. Allah mempertemukan kita."
"Siapa sangka sih kita bakal nikah?"
"Siapa sangka juga aku yang di Korea dan kamu yang di Thailand."
"Kita ketemu di cafe di Jepang."
"Sama-sama nyasar dan gak bisa bahasa Inggris apalagi Jepang hehe."
"Dan dari situ kita saling kenal."
"Sampai kamu tiba-tiba ngelamar aku dan minggu depannya kita nikah." aku menarik nafas, saking menggebunya.
"It's unbelievable, kan?" dia melanjutkan omonganku.
"Sampai kita udah fluent ngomong bahasa Inggris hehehe." aku menyengir padanya.
Dia mencium bibirku dengan gemas.
"Duh jadi pengin ngabulin permintaannya Ray."
Ray itu anak kami.
Hehe. Dia lagi bobok siang. Usianya masih satu setengah tahun. Lagi gemes-gemesnya.
Lagi belajar ngomong. Ih lucu banget deh.
Ibu-ibu kompleks sukanya jodohin Ray sama putri-putri kecil mereka.
Ray jadi pangeran kecil di kompleks hehe.
Ganteng sih.
Kaya papahnya.
"Emang Ray minta apa?" tanyaku penuh kebodohan.
Dasar istri tidak peka. Hahaha.
Dia memutar bola matanya. Aku tertawa. Kenapa dia mirip Choi Siwon sih? Ah, suamiku lebih tampan.
"Ray minta adik, mamah." dia meniru suara Ray yang belum bisa bicara dengan lancar.
Tawaku tersedak.
"Aduh Ray bongsorku ini lucu banget sih." aku mencubiti kedua pipinya yang tirus.
Duh gemes.
"Ih mamahnya Ray kok lucu banget sih. Pengin cium ih." dia balas mencubiti pipiku yang chubby. Ah, dia menang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Chae Won || oneshot 🔫
FanfictionMOON CHAE WON // 문채원 || FIKSI || [long-short-ficlet]