part 10

2.3K 110 1
                                    

****
Entah mengapa aku sangat enggan beranjak dari dada bidang suamiku ini, hingga akhirnya

TOK TOK TOK
"tuan nyonya sarapan sudah siap"ucap pelayan dibalik pintu.

"Sial apa yang dilakukannya"umpat Raizel kesal.

"Sudahlah Raizel!!!"
"Kami akan turun pergilah!!!"jawabku pada pelayan.

"Tapi dia mengganggu kita rat-
"Sudah ayo bersiap,apa kau tak ingin ikut dengan ku??"ucapanku menuju kamar mandi.

****
"Selamat pagi tuan nyonya"sapa pelayan yang hanya ku jawab dengan senyuman.

"Apa yang kau lakukan viandra???"tanya Raizel marah karna viandra duduk dikursi ku.

"Tentu saja aku sarapan"jawab viandra santai.

"Berani sekali kau duduk di-"
"Sudahlah Raizel aku bisa duduk ditempat lain"ucapku mencoba meredakan amarahnya.

"Aku tidak lapar"ucapnya beranjak pergi.
"Raizel,tapi aku lapar"rengekku memegangi tangannya.

Sebelum Raizel menjawab rengekanku tiba-tiba leherku sakit seperti tercekik dan aku sangat sulit bernafas dengan baik.

"Hentikan viandra"bentak Raizel mengibaskan tangannya ke viandra.

Saat viandra terlempar rasa cekikan dileherku pun menghilang.

"Kau tidak apa-apa ratu"tanya Raizel khawatir.

"Ya aku baik-baik saja"jawabku menyembunyikan sakit.

"Kau..."ucap Raizel mencoba bangkit namun aku mencegahnya.

"Sudahlah Raizel,aku ingin kekamar saja".

Saat Raizel menggendongku kekamar aku sekilas melihat viandra tampak kesal menatap kami.

****
Langit malam ini nampak mendung sehingga sang bulan hanya bisa mengintip dibalik awan.

"Mengapa sang bulan tetap saja diam walau awan mendung menutupinya".

"Mengapa sang bulan tidak kesepian saat bintang meninggalkannya".

"Kau sedang apa ratu,mengapa kau bergumam seperti itu"sapa Raizel mengagetkan ku.

"Tidak,aku hanya kagum dengan sang bulan yang selalu tegar menghadapi keadaan apapun"

"Kenapa kau belum bersiap-siap ratu"tanyanya.

"Untuk apa,memang kita akan pergi"ucapku bingung.

"Kita akan makan malam diluar ratu"ucapnya membelai rambutku.

"Tapi kenapa harus diluar, bukankah kita bisa makan di-"

"Jangan membantah ku ratu, cepatlah bersiap"ucapnya memotong kalimatku.

"Baiklah Lord Raizel D Lucifer yang terhormat"ucapku dengan nada mengejek.

"RATU"Ucapnya melotot.

"Ok ok baiklah sepertinya suamiku sedang kesal"ucapku melenggang pergi bersiap-siap.

****
Kami telah sampai disebuah restoran mewah saat ini, Raizel selalu menggenggam tanganku dan Frankenstein yang ikut bersama kami hanya membuntuti saja dibelakang.

"Duduklah"ucap Raizel menarik kursi.

"Kenapa disini sepi sekali Raizel??"ucapku melihat sekeliling.

"Tutuplah matamu sekarang,aku punya kejutan untukmu"ucap Raizel

"Apa"
"Tutup saja kau pasti senang"pintanya kemudian.

My King Of DemonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang