Dream

839 67 0
                                    

"Jay-aaaaa kau didalam? Cepat buka pintunya" ucap meiqi sambil mengetuk pintu ku dengan keras

mataku terlalu malas untuk melek, rasanya rasa lembut empuk bantal kasur ini tidak bisa melepasku hingga aku pun mencoba tidur lagi.

Tiba tiba suara detak jantung terdengar begitu keras di telingaku ditambah suara mesin kedokteran terdengar.

Aku tak tau siapa tapi aku mencoba bergerak tak bisa, begitu kaku dan saat aku berjuang keras tiba  tiba aku berada dalam bus, dengan airphone terpasang di telingaku.

Kucermati sekeliling bus, seperti biasa. Bahkan tak ada keanehan layaknya cerita cerita temanku, semua orang tampak sama. Sibuk dengan kesibukannya. Aku pun duduk santai sambil melihat luar jendela bus.

'Deg'

jantungku merasa nyeri, sangat sakit seperti ditusuk pisau. Nafasku pun menjadi terengah-engah, tak beraturan dan sesak sekali hingga aku pun terjatuh dr kursiku membuat salah satu ajumma sebelah sana menghampiriku.

Aku tak dapat mendengarnya bilang apa tiba tiba saja hanya suara dengungan di telingaku. Yg jelas ia tampak khawatir sambil menanyai keadaanku, aku mencoba bangun berulang kali tp tak bisa.

Badanku sangat kaku hingga tak bisa bergerak dr ujung kaki bahkan sampai kepala, suara dengungan di telingaku pun terus berbunyi keras membuat aku pusing tak bisa melihat, hanya buram buram terlihat. Aku mulai ketakutan entah kenapa.

Dengan sekuat tenaga yg kubisa kupaksakan untuk bangun, dengan nafas terengah-engah tak peduli seberapa kabur pandanganku. Aku harus mengetahui ini, hingga aku terbangun melihat semua nya. Saat aku terbangun...

kulihat ada mobil ferari hitam dengan kecepatan tinggi mengarah pada bus ku jd dgn cepat supir bus menghindar ke arah kanan tp sayangnya ditabrak oleh truk besar hingga bus ku terguling.

Darah dan darah berceceran disekelilingku, kucoba untuk fokus melihat sekitar pusingku terus menyibukan ku hingga rasanya tak kuat bangun. Ajumma tadi pun jg ikut berdarah tak jauh dariku, dengan darah yg berceceran di kepalaku, aku meraih tangannya mencoba membangunkannya tp tak ada tanggapan, tak kuat lagi kutahan sakit ini dan aku pun langsung terjatuh pingsan

"Deg"

suara jantung berdetak tp aku tak tau apa jantung siapa yg berdetak, kubuka mataku tiba tiba aku sedang terduduk dikursi rs, aku pun menyadari itu segera mengecek badanku td yg penuh dengan darah tp tak ada sedikit pun.

Pikiranku yg bingung membuatku berjalan jalan koridor rs, tampak nya sepi bahkan suster yg lewat pun jarang. Ku lihat sekitar rs, aku bingung ini sepi sekali hingga aku mendengar sesuatu

"jay-aaaa kumohon jangan tinggalkan aku"

aku tau ini pasti suara eunwoo, dgn gelisah kuberlari mengarah suara tsb. Akhirnya kutemukan ia di dpn pintu ruang operasi dgn yeoja kecil aku tak tau siapa tp dia tampak mirip denganku.

Dgn perlahan aku mendekat, beberapa menit sebelum aku sampai disana kemudian dokter keluar

"maafkan kami, kami sudah lakukan semampunya untuk istri anda, permisi" ucapnya, dokter pun berlalu berjalan kesana.

Eunwoo tiba tiba terjatuh dgn posisi jongkok, air mata nya pun keluar hingga membasahi pipi nya begitu deras.

"andwaeeee... aku ga seharusnya meninggalkannya waktu itu" sesalnya dgn keras, mukanya merah tampak tak terima.

yeoja kecil itu pun ikut menangis menangis disampingnya

"eommaaaa mianhae ga seharusnya aku membencimu" ucapnya sambil menangis walaupun omongannya blm benar tp terdengar jelas ia mengatakan itu.

Dengan perasaan sedih, sakit seperti seribu jarum menancap pas di hatiku.  Melihatnya menangis seperti itu dan  Sangat sakit mendengar itu kalo aku meninggal, perlahan langkahku hingga aku pun ikut menangis, air mata tiba tiba keluar begitu saja membasahi pipiku. Saat aku sudah tepat sampingnya,

"sekarang aku tau... aku akan mati dan meninggalkanmu jadi kumohon jangan menangisiku lagi" ucapku dengan lembut, dia tampak tak dengar dan aku tau aku adalah arwah dr tubuhku.

"Eommaa....?"

Ucapnya sambil menatapku dgn tatapan bingung, eunwoo pun ikut menoleh kaget. Tiba tiba saja aku mendekati yeoja kecil itu   dan berduduk jongkok sambil memelukknya dengan erat, tak ingin melepaskannya.

"Yeoreum-a jagalah appa, kamu harus tetap semangat dan tersenyum saat eomma tak ada. Eomma tau yeoreum anak yang baik, pinter, berani. Semua akan berjalan normal dan eomma selalu ada dihatimu" ucapku sambil mengelus puncak kepalanya.

"eomma tetaplah disini sehari aja" ucapnya terdengar tangis.

"aniaa eomma harus pergi sekarang" ucapku dgn lembut, aku pun melepaskan pelukannya pelan pelan

"Hoaaaa!!!"

Aku tiba tiba saja terbangun dari mimpiku, air mata ku pun masih berbekas di pipiku. Kulihat sekitar dgn cermat kalo ini kamarku. Pikiranku pun mulai terputar lg mimpi tadi.

Tak tau kenapa rasanya sedih sekali mengingat mimpi tadi, walaupun aku masih belum yakin tentang anak tadi bahkan aku mengatakan tadi saja itu reflek ku.

"Aku takut..." ucapku gelisa dan resah.

~~~~~~~~~~~♤♤♤♤♤♤~~~~~~~~~~~
Sebenernya apa yg terjadi?? Knpa tiba tiba jay memimpikan sesuatu layaknya masa depan.... mau tau yg akan jay lakukan?? Ikutin terus yah~~~~~~ aku harap tidak berakhir sad ending kkkk

~~~~~~~~~~~♡♡♡♡♡♡~~~~~~~~~~~

Finally... aku terinspirasi jg hehehe^^ mianhaee klo ff ku kepanjangan abisnya takut ilang inspirasiku jd td malem aku baru dpt ilham jd aku gamau nyia-nyian gitu aja hehehe trus jg maap banget klo kelamaan nge post nya *bow* soalnya sebentar lg aku mau un, usbn, us udah deh-_- plus...

I'm not smart-.- so i'm trying to manage my time between study and writing

Mohon bersabar jk ff ini kelamaan--.--

Sekian dr saya, selamat pagi^^ annyeong-chingudeul

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang