+ 4 +

12.2K 1.1K 28
                                    

Gathering Divisi Marketing karena penjualan kami bulan kemarin achieve 150%! Programku juga disetujui oleh Board of Director dan siap diluncurkan bulan depan. Yeay! Liburan liburan liburan! Aku sudah membayangkan liburan ke Bali atau Singapore ketika Kepala Divisi kami bilang liburan hanya ke Bandung. Aku langsung melongo. Aku dan Jane saling berpandangan. Kuciwa, eh, kecewa.

"Kita nginepnya juga di hotel bintang 5 kok. Tau kan Padma Hotel itu? Nanti bisa berenang, makan enak, belanja," sambung Pak Kiki. "Yang pernah diinepin Dian Pelangi itu."

Aku makin melongo begitu Pak Kiki menyebut Dian Pelangi. Tau aja sama desainer hijab cantik itu. Tapi kenapa juga harus bawa-bawa Dian Pelangi? Lama-lama aku dan Jane tertawa. Pak Kiki yang kadang galak kadang super baik tiba-tiba bahas ikon fesyen. Mungkin karena pengaruh istrinya yang pernah kutemui suatu hari ketika dia ke kantor. Gayanya mirip Inneke di iklan Wardah. Cantik dan modis.

Mengingat agenda kami ke Bandung, aku kembali melengos. Tapi lumayan lah daripada terkungkung di Jakarta terus. Kami semua butuh piknik! Walaupun Cuma ke Bandung tak masalah. Apalagi biaya ditanggung kantor. Cukup mengeluarkan biaya untuk makan dan oleh-oleh. Aku sudah membayangkan foto-foto yang akan kuambil di Bandung nanti, penginapan kami nanti sepertinya benar-benar cantik. Aku bahkan stalking Instagram Dian Pelangi di Padma Hotel. Memang bagus-bagus.

Sabtu pagi kami berangkat naik 1 bus besar menuju kawasan Bandung. Kami langsung menuju kawasan wisata di area atas agar tak perlu kena macet panjang kalau berjalan-jalan di area pusat Kota Bandung. Lagipula udara sejuk dan pemandangan asri sudah cukup bagi kami yang terbiasa dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit Jakarta.

Tujuan pertama kami adalah Dusun Bambu Leisure Park. Sudah cukup ramai ketika kami sampai sekitar pukul 10. Aku sangat menikmati duduk di gazebo beratap tenda putih dan memperhatikan sungai buatan yang bergemericik. Airnya tak banyak. Batu-batuan yang terserak memberi efek seakan aku berada di kisah Jaka Tarub dan 7 Bidadari. Rasanya nyaman dan tenang sekali di sini. Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Menikmati udara segar masuk ke paru-paruku.

Aku dan Jane bertingkah macam model Mango. Berpose dalam segala macam bentuk. Dari berdiri sampai telentang di rerumputan. Untungnya Pak Kiki sang Kepala Divisi Cuma geleng-geleng melihat kami. Pak Urip, manager kami juga Cuma tertawa. Adrian? Entah Adrian kemana. Aku tak begitu peduli. Pemandangannya yang indah sangat sayang jika dilewatkan dengan hanya duduk-duduk.

Kami menikmati makan siang di restoran samping danau. Cukup beruntung mendapatkan kesempatan makan siang di sini. Tidak lupa kami berfoto bersama di depan tulisan Dusun Bambu Leisure Park lalu kembali naik bis menuju tujuan berikutnya.

Kami bertolak ke kawasan Dago demi memenuhi permintaan ibu-ibu (ataupun calon ibu) yang ingin belanja. Padahal sudah diingatkan berkali-kali bahwa kawasan factory outlet akan membuat kita terjebak kemacetan. Tapi kau tahulah namanya juga ibu-ibu. Ibu-ibu rules the world! Tidak ada yang bisa mengalahkan. Maka Pak Kiki pun menyuruh supir bis menerjang kemacetan menuju wilayah Dago. Aku turun dengan suka cita demi membeli oleh-oleh berbagai keripik, seblak, brownies, bagelen, molen, dan masih banyak lagi. Kubagi dua untuk kuberikan pada mama juga. Aku tak yakin putranya akan membawakan oleh-oleh.

Waktu Maghrib kami baru sampai di hotel. Kebanyakan langsung menaruh barang bawaan di kamar, bersiap untuk makan malam. Sedangkan aku dan Jane langsung meluncur untuk berenang di kolam air hangat. Kami sudah bertekad untuk berenang begitu melihat fotonya di internet. Berhubung hari Minggu nampaknya sulit, jadi kami memutuskan untuk berenang malam ini juga. Paling resikonya adalah kami masuk angin dan harus dikerok. Tidak bisa pakai baju renang seksi beberapa hari.

"Berenang!!!" seruku sambil berlari kecil menuju kolam. Melempar handuk ke tempat duduk berbentuk telur lalu langsung menceburkan diri ke kolam. Menciptakan bunyi kencang dan mencipratkan air ke mana-mana. Jane menceburkan diri setelahku. Kami sibuk berteriak dan memainkan air. Seperti bocah yang sudah lama tak bermain air. Ketika tak sengaja melirik tepi kolam, aku melihat Adrian baru tiba. Ia melemparkan sendal lalu membuka kaos dan menunjukkan perutnya yang rata dan badannya yang berotot. Aku menelan ludah dan buru-buru memalingkan wajah, berenang lagi. Setelah puas berenang, aku dan Jane langsung mengenakan handuk dan cepat-cepat kembali ke kamar. Aku sempat mencari sosok Adrian dan tampaknya dia sedang melamun sambil memandangi deretan pepohonan.

The Cure of Our Secrets - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang