Beberapa Bulan sebelum kecelakan.
Third person's view
"hei, sayang kenalin ini temen baik aku" gadis yang bernama jennie itu dengan semangatnya mengalungkan tangannya ke lengan Johnny dan menarik pria jangkung itu.
Sementara di sisi lain gadis dengan tinggi hanya 165cm itu terhanyut dalam mata coklat hazel itu, senyum yang bahkan ingin membuatnya berteriak, untuk pertama kalinya seorang pria membuat jantungnya seperti genderang yang di tabuh.
Deg deg deg
Pria itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum lembut.
"Johnny"
"jingga"
"dia pacar gue yang gue ceritain ji, gantengkan?" sela jennie.
Jingga sangat ingin berteriak dan mengakui pria di hadapannya ini sangat tampan, tapi dia hanya bisa tersenyum canggung kearah dua sejoli ini.
Ingat ji, ini pacar jennie, batinya.
"beautiful name"
"thank you" balas jingga sesopan mungkin.
"sayang aku ketoilet dulu" pamit jennie tiba-tiba yang hanya di angguki jingga dan Johnny.
"nama kamu cantik, jingga"
Ahh, mendengar Johnny melapalkan namanya saja membuat jingga ingin terbang, rasanya perutnya di gelitiki, dan tanpa sadar rona merah tergambar di kedua pipinya.
"kayak orangnya" sambung Johnny.
And gueess who yang kakinya sudah tidak bisa menapak lagi, saking senangnya?
Yap, jingga.
...
Beberapa kali jingga meyakinkan dirinya sendiri bahwa ajakan ngopi Johnny ini hanya ajakan biasa, tapi ia merasa ragu.
Bayangkan saja seorang pria dan wanita bertemu di sebuah café dengan alasan tidak masuk akal seperti 'membicarakan game terbaru, dll' yang sebenarnya hanya mereka buat-buat saja.
Tak Cuma satu pihak, ini seperti kesepakatan dua pihak. Dua orang tersangka tanpa saksi.
Tanpa sepengetahuan pacar Johnny jennie, dan jinggapun tidak memberitahukan hal ini kepada jennie.
Apakah ini tergolong main serong?
Ah jingga tidak tahu, otaknya melarangnya untuk menemui Johnny tapi kakinya tetap melangkah, hatinya berdebar seperti gadis kecil yang akan segera di belikan sepeda baru.
"hai john"
"hai jingga" Johnny langsung berdiri ketika gadis itu muncul di hadapannya dan melambaikan tangannya canggung.
"udah lama?"
"enggak kok. Eh, mau pesan apa?"
Baik jingga maupun Johnny berharap ini pertemuan terakhir mereka, jingga tidak ingin jadi penghianat, dan Johnny tidak ingin jadi pria brengsek yang merusak pertemanan dua orang gadis.
Meski tak di pungkiri jingga lebih membuatnya lebih bahagia dari jennie.
Tapi takdir berkata lain beberapa kali mereka bertemu tanpa jennie entah tak sengaja bertemu di toko buku, atau bahkan di supermarket saat belanja bulanan yang berakhir obrolan panjang, tawa, dan segelas coklat panas.
Dan ini makin salah, dan harus di hentikan.
"ehm, udah jam 9 malem, gue balik yah"
"jingga tunggu" tangan mungil itu di tahan Johnny.
"boleh kita ketemu lagi?"
Jingga melepaskan perlahan tangan Johnny dan tersenyum.
"cukup ini yang terakhir. Gue gak mau jadi penghianat karena semakin ke sini, gue sadar gue punya perasaan lain ama lo dari sekedar teman john"
Jingga berjalan pergi dan...
Greppp
Tangan itu melingkar sempurna di perutnya, tangan Johnny. Back hug yang hangat tapi sekaligus sakit baginya.
"jangan kayak gini john" jingga berusaha melepaskan pelukan Johnny, tapi nihil. Itu makin erat.
"kamu yang jangan kayak gini"
Ketika kata 'lo' sudah berubah menjadi 'kamu' percayalah, ada sesuatu yang dalam di sana.
"kalau kamu emang punya perasaan ama aku terus kenapa ji? Aku juga punya perasaan sama kamu"
Jingga berontak sampai pelukan itu terlepas, berbalik dan...
Plakkkkk
"sadar. Lo udah punya jennie, lo gak boleh punya perasaan ama gue. Ini salah Johnny. Kita salah" teriak jingga.
Johnny memegang pipinya yang masih terasa nyeri karena tamparan jingga tadi.
"kalau di suruh buat milih, aku bakal milih kamu dari pada jennie"
Dengan sigap Johnny meraih pinggang itu dan menempelkan bibirnya dengan bibir jingga tiba-tiba.
Jingga berontak, tapi Johnny tidak menyerah, di sela-sila ciumannya Johnny berbisik "jangan bohongin perasaan kamu. Aku cinta sama kamu jingga" kedua tangan itu membelai pipi dan tengkuk jingga.
Dan jingga memutuskan berhenti memberontak, ia tahu betul hati kecilnya menginginkan hal ini, ia mulai memejamkan mata dan menikmati bibir Johnny.
"be mine jingga, just mine"
"tapi gue gak mau ngehianatin jennie john"
"so?"
"gue bakal jadi yang kedua"
Logika jingga lebih baik jadi yang kedua tapi jadi proritas, dari pada jadi yang pertama tapi di selingkuhi, dan tentu saja ia tidak akan kehilangan Johnny maupun jennie.
What a snake woman jingga?
TBC
Don't forget to vote
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY 'J'
Historia Corta[Some chapter private] Just one name - J ©2017.Jena Started: 22.02.2017 Ended: 19.03.2017