"What Sisters Do For Each Other..."
Kakakku dan aku berbeda umur 4 tahun, tetapi kami tidak dapat di pisahkan. Tentu saja, ia memiliki penampilan yang lebih menarik serta mendapatkan lebih banyak perhatian daripada diriku, tetapi aku tidak iri ataupun hal lainnya. Ia adalah mentor-ku dan memberitahuku beberapa hal; semisal bagaimana cara main lompat tali, bagaimana cara menggunakan make-up dan hal-hal gadis lainnya...
Kami biasanya selalu dalam masalah. Kakakku selalu menuduhku sebagai biang akibat dari semua permasalahan.
"Siapa yang memakan kue terakhir yang ada di dalam kulkas?"
Ia lah yang memakannya, tetapi aku yang di salahkan.
"Siapa yang menumpahkan jus di kapret?"
"Siapa yang menggunakan semua air panas?"
"Siapa yang mencuri rokok Ibu?"
Aku, aku, aku.... selalu AKU yang kena, walaupun tidak semuanya adalah murni kesalahanku.
Tentu saja aku di hukum, tetapi aku tidak peduli. Aku menguatkan diriku dan kakak-ku meyakinkanku bahwa kedua saudari harus membantu satu sama lain. Ia juga meyakinkanku bahwa ada saatnya ia akan membayar semua perbuatannya untukku.
Hari tersebut tiba saat orang tua kami memberitahu bahwa mereka akan pergi selama beberapa hari kedepan, meninggalkan rumah untuk kami berdua. Kakak-ku merencanakan tuk memanggil pacarnya kemari. Aku tidak terlalu suka dengan idenya di awal, sebelum akhirnya ia menghadiahkanku sebuah kesempatan yang tidak dapat aku lewatkan.
"Aku bisa mengajarkanmu bagaimana caranya bermesraan dengan laki-laki," kata kakakku. "Sembunyi saja di dalam kloset-ku, lihat dan pelajari."
Tentu saja aku melakukannya. Aku bersembunyi di dalam kloset dan aku melihat dirinya membawa pacarnya kedalam kamar tidur-nya.
Beberapa hal menjadi sangat panas dan berat dengan cepat. Kakakku ialah perempuan yang sangat menggoda. Setiap kali pria tersebut menggerakkan tangannya menuju payudarannya atau bagian vital-nya, kakakku selalu bisa melepaskan gengamannya dari pria tersebut. Pria tersebut memegang tangan kakakku dan seakan ia tahu bahwa bercinta ialah opsi yang bekerja baginya.
Leher kakakku sedang di cupang oleh pria tersebut saat ia melihat kearahku, memberikan kedipan manis untuk diriku yang berada di dalam kloset.
Aku tersenyum, mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pria tersebut memegangnya dengan ketat dan mengambil pisau yang ada di kantong belakang-nya, menancapkannya sampai ke belakang leher kakak-ku. Raut wajah kakak-ku ialah suatu hal yang tidak dapat aku lupakan.
Saat itulah aku keluar dari dalam kloset.
"Oh!" kata pria tersebut. "Di sana kamu rupanya. Aku sedikit penasaran perihal keberadaanmu sebelumnya."
"Sudah sesuai dengan kesepakatannya." kataku selagi diriku mulai melepas pakaianku. "Sudah kubilang kalau kakak-ku suka melakukan hal seperti itu, tetapi aku tidak menyukai hal tersebut sama sekali."
Pria tersebut menaruh pisaunya selagi dirinya mulai menatap diriku. Tentu saja aku tidak secantik kakak-ku. Tetapi, tidak sepertinya, aku tidak memiliki rasa takut dan bersedia untuk melakukan sesuatu yang lebih jauh dari itu.
Hutang telah terlunaskan.
Yang harus aku lakukan sekarang ialah memastikan bahwa mereka tidak akan menyalahkanku atas semua tindakan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Stories & CreepyPasta
Horreurhanya sekumpulan cerita yang membuat kalian bergidik Siap Siap bergidik ngeri karena membaca buku ini, uji nyalimu dengan membaca buku ini. Dan ingatlah bahwa kau tidak sendirian di dunia ini. ------------------------- Highest Rank #14 in Ho...