Part 3

8.7K 766 69
                                    

Paris Lima hari yang lalu

Cklek

Yunho membuka pintu kamar yang hampir empat tahun dihuninya bersama Jessica, istrinya. Seperti biasa, sepulang dari kantornya pria tampan itu akan langsung membersihkan diri, lalu ia akan tidur. Kebiasaan yang bahkan sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.

Jika ada yang bertanya kemana istrinya? Tentu saja wanita cantik itu sibuk dengan pekerjaannya sebagai model papan atas.

Kepindahan Yunho dan Jessica ke Paris dulu membuat karier Jessica di dunia model semakin melejit. Banyak perusahaan yang mengontraknya untuk bekerjasama. Dan tentu saja Jessica menerimanya dengan senang hati, karena cita-citanya dulu adalah menjadi artis internasional. Dan hal itu membuat ia mengkesampingkan suaminya, mungkin bisa dibilang menelantarkannya.

Namun, entah mengapa Yunho menerima begitu saja keputusan istrinya. Apa mungkin ia terlalu mencintai istrinya itu?

Padahal tujuan ia menikah muda karena ingin ada yang mengurusnya, dan tentunya ingin cepat-cepat menjadi seorang ayah. Well, Yunho memang sangat ingin menjadi seorang ayah di usia muda, dan mungkin itu sudah menjadi obsesinya dari sejak ia duduk di bangku SMU.

Yunho merebahkan tubuhnya yang sudah bersih di tampat tidur. Entah mengapa kahir-akhir ini ia selalu merasakan pusing. Mungkin karena pekerjaannya yang setiap hari semakin menumpuk, mengingat sebentar lagi dirinya akan menggantikan posisi ayahnya sebagai Presiden Direktur, ditambah pola makannya yang tidak teratur.

"Argh!" Yunho mengerang sakit. Kepalanya sungguh terasa berat. Harusnya saat ini ada istrinya yang menemani atau mungkin merawatnya. Tapi tadi siang Jessica memberitahunya akan pulang pagi. Jadi mau tak mau Yunho harus mengurus dirinya sendiri.

Yunho bangun dan berjalan ke arah meja rias istrinya. Ia membuka laci meja rias itu dan mengobrak-abrik isinya, berharap bisa menemukan obat sakit kepala –karena setahunya Jessica selalu menyiapkan obat-obatan untuk jaga-jaga jika mereka sakit.

"Dimana obat itu.." Gumamnya masih terus mencari. " –Oh, apa ini?" Yunho mengambil toples kecil berbentuk silinder berisi obat berupa pil yang ukurannya kecil-kecil. "
Estrogen, progesteron .. Obat apa ini?" Gumamnya lagi membaca komposisi obat tersebut, merasa sedikit familiar, namun ia tak pernah melihat obat seperti itu sebelumnya.

Karena rasa penasarannya, Yunhopun menggambil iPad miliknya dan mengetikkan nama obat tadi di situs pencarian internet.

Dan apa yang ia lihat membuat dadanya bergemuruh. Wajah tampannya tiba-tiba mengeras menahan amarah. Tangannya mengepal hingga mencengrkram erat iPad yang digenggamnya. Yunho membaca dengan seksama keterangan kegunaan obat yang ditemukannya tadi. Dan ia yakin, selama ini Jessica mengkonsumsi obat itu tanpa sepengetahuannya.

"Jessica..." Desisnya tajam setajam silet. #SLAP

..
..

Pagi harinya

"Aku pulang..." Dengan langkah gontai Jessica memasuki kediamannya yang hampir empat tahun dihuninya bersama Yunho. Ia merasakan lelah yang luar biasa. Belum lagi rasa kantuk yang sedari tadi ditahannya. Meskipun setiap kali ia merasakan lelah karena aktifitasnya, namun Jessica tetap menyukainya dan tak pernah menyesalinya. Wanita model itu berpikir, inilah resikonya menjadi seorang model terkenal dengan banyak job.

Jessica membuka pintu kamarnya. Namun ia sedikit terkejut karena langsung disambut tatapan tajam suaminya.

"Oh, Yunho.. kau sudah bangun?" Jessica menghampiri suaminya bermaksud untuk memberikan morning kiss , namun sebelum bibirnya mendarat di bibir hati itu, Yunho terlebih dulu menghindar, membuat Jessica mengerutkan keningnya, tak biasanya suaminya itu menolak ciumannya.

It's FatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang