1. Just Best Friend, right?

47 6 3
                                    

Kau dekat,
tapi sulit untuk ku jangkau
🍁


Pukul 4.30 pagi.

Suasana kamar bernuansa abu-abu itu masih terlihat sunyi. Sang pemilik kamar masih asyik bergulung di tempat tidur dengan damai tanpa memperdulikan suara adzan yang sedang berkumandang.

"Raka..." Suara merdu milik seorang perempuan tiba-tiba masuk ke indra pendengarannya.

"Raka bangun udah subuh sholat dulu ayo." Perempuan tersebut menarik selimut dan mengguncang tubuh Raka pelan.

"Hmm.." Balas nya serak, suara khas bangun tidur.

"Bentar, lima menit lagi." Raka bergumam sambil menarik kembali selimut hingga menutupi kepalanya.

"Ih, ini anak dari dulu di bangunin susah banget!" Keluh perempuan itu.

"Cepet Ka bangun, kalo belum bangun gue siram pake air sekarang." Ancamnya.

Tidak ada jawaban. Raka masih setia memejamkan matanya dibalik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Gue ga pernah main-main sama omongan gue Ka, lo tau itu." Perempuan itu melipat kedua tangannya di depan dada, masih menunggu Raka untuk bangun.

Seketika Raka bangun dari tidur pulasnya masih dengan mata terpejam, "Ya ampun Sher, iya-iya ini gue udah bangun puas!?"

Perempuan itu terkikik, "Cepet sana ke air cuci muka, terus wudhu." Dia membantu Raka berdiri dan mendorong nya masuk ke kamar mandi.

"Bawel banget sih, lama-lama gue jadiin istri juga deh." Celetuk Raka.

"Loh ko gitu?" Perempuan itu menaikkan sebelah halisnya.

"Abisnya lo tuh kayak istri yang lagi bangunin suaminya."

"Najis lo!"

"Ga mau emang jadi istrinya seorang Raka?" Raka menggodanya sambil menoel pipi perempuan itu.

"Ga."

"Yakin? Yang lain ngantri loh, gue ngasih kesempatan ini pertama ke elo." Raka menyunggingkan senyum menyebalkan.

"Bodo ah! Udah sana cepet wudhu!" Perempuan itu kembali mendorong punggung Raka.

"Iya-iya calon istri." Raka tertawa, langsung menutup pintu kamar mandi tanpa menunggu balasan Sherly.

"Raka awas lo ya!"

Setelah beres dengan rutinitas pagi masing-masing, Raka turun ke bawah disusul dengan Sherly dibelakang nya untuk sarapan.

"Pagi Ma." Sapa Raka pada wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan.

Wanita paruh baya itu menoleh, menyunggingkan senyum cerah nya, "Pagi sayang, tumben udah siap. Ada Sherly yang bangunin ya?"

"Pagi Tan." Sapa Sherly riang.

Raka dan Sherly langsung mengambil tempat duduk untuk memulai sarapan.

Raka mendengus, "Biasa, dia emang suka gangguin Raka, apalagi kalo lagi tidur Ma."

Sherly tertawa tapi tidak menanggapi ocehan Raka, dia lebih memilih mengambil roti dan selai cokelat untuk mengisi perutnya.

"Masa nih ya Ma, tiap dia nginep disini, dia selalu bagunin Raka jam setengah lima." Adu Raka kepada mamanya sambil mengambil roti dan memasukkannya kedalam mulut.

"Padahal jadwal bangun Raka kan nanti jam setengah enam."

"Mana dia pake ngancem segala lagi, kalo ga bangun nanti di guyur pake air." Raka masih berceloteh ria, sedangkan Bella-mamanya hanya mendengarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCRILECTS CHALLENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang